Gunung Semeru meletus disertai hujan abu vulkanik
LUMAJANG, jurnal9.com – Gunung Semeru meletus yang disertai hujan abu vulkanik cukup tebal pada Sabtu (4/12/2021) sore membuat suasana jadi gelap di beberapa desa wilayah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Di antaranya desa yang dekat di lereng gunung tertinggi di Jawa Timur, ini semua warganya mengungsi di Dusun Kamar Kajang, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang.
“Berdasarkan informasi yang kami terima, sebanyak 65 warga mengungsi di Dusun Kamar Kajang, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, sehingga seluruh tim BPBD kami kerahkan untuk mengevakuasi warga ke tempat yang aman,” kata Wakil Bupati Lumajang Indah Amperawati seperti dikutip Antara.
Petugas BPBD dan dinas sosial sudah bergerak ke lokasi untuk menjemput warga yang terjebak di dalam rumah dan tidak berani keluar karena abu vulkanik yang cukup tebal.
“Sejauh ini tidak ada laporan korban jiwa terkait letusan Gunung Semeru. Mudah-mudahan tidak ada, sehingga kami bergerak cepat untuk mengevakuasi warga ke tempat yang aman seperti mengungsi di masjid,” tuturnya.
Hujan abu vulkanik menyebabkan sejumlah wilayah di Kecamatan Pronojiwo dan Candipuro gelap seperti malam hari, sehingga Pemkab Lumajang akan membuka posko pengungsian di Kamar Kajang dan Pronojiwo.
“Ada tiga dusun di Pronojiwo dan Candipuro yang masih diguyur hujan abu vulkanik cukup tebal, di antaranya Dusun Kajar Kuning dan Curah Kobokan,” katanya.
BPBD bersama Dinas Sosial Lumajang akan membuka dapur umum untuk menyuplai kebutuhan makanan bagi warga yang terdampak letusan Gunung Semeru.
Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl) meletus yang disertai awan panas guguran dan hujan abu vulkanik cukup tebal.
Sementara Koordinator Kelompok Mitigasi Gunung Api Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kristianto mengatakan letusan Semeru berupa guguran awan panas yang diawali dengan luncuran lahar pada pukul 13.30 WIB.
“Pada saat kejadian awal visual, Gunung Semeru tertutup kabut dan awan panas guguran mengarah ke Besuk Kobokan. Hingga kini kejadian itu masih berlangsung,” ujarnya.
DWI UTARININGSIH I MASARAAFI MEDIA