Jurnal9.com
Business

Ekspor Briket Produk UKM Binaan LPDB-KUMKM ke Hongkong dan Irak

Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki saat acara melepas ekspor briket arang balok ke Hongkong dan Irak.

TASIKMALAYA, jurnal9.com – Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki melepas ekspor  briket arang balok produksi CV Mandiri Persada, dari UKM asal Tasikmalaya, Jawa Barat, dengan tujuan Hongkong sebanyak 18 ton senilai Rp305 juta, dan sebanyak 26 ton dengan nilai Rp316 juta ke Irak.

Selain Hongkong dan Irak, briket CV Mandiri Persada ini juga sudah menghiasi pasar belasan negara lainnya di Eropa, Asia, hingga Amerika. Di antaranya Lebanon, Maroko, Qatar, Arab Saudi, Brazil, Amerika Serikat, Jerman, Spanyol, Turki, dan sebagainya.

Teten mengungkapkan, pihaknya memiliki target untuk mengurangi jumlah usaha mikro yang mayoritas lahir karena tidak terserap lapangan kerja.

“Sosok usaha kecil seperti CV Mandiri Persada ini yang harus terus kita kembangkan dan besarkan agar naik kelas,” ujarnya dalam acara pelepasan ekspor CV Mandiri Persada, di Neglasari Jamanis, Tasikmalaya, Jawa Barat, Sabtu (11/9/2021).

Kebutuhan dunia akan briket, kata Teten, terus meningkat, seiring dengan kampanye isu lingkungan anti batubara di berbagai belahan dunia.

“Bahkan ke depan, tren minyak kelapa bakal semakin menggeser minyak sawit,” ungkap Teten.

Dia menambahkan, pihaknya sedang mengembangkan aneka produk berbasis kelapa, seperti santan, tepung, dan sebagainya.

“Kita harus besarkan di sektor hulunya,” kata Teten.

MenkopUKM berharap Pemkab Tasikmalaya mampu menjawab kebutuhan bahan baku usaha briket dengan cara menambah kebun kelapa dan merestorasi kebun bambu.

“Pasar ada, tapi belum optimal. Artinya, supply chain belum terhubung dengan baik,” imbuh Teten.

Anggota Komisi VI DPR RI M Husein Fadlullah yang turut hadir, ia mengatakan usaha kecil seperti ini sangat layak untuk dibesarkan.

“Karena memiliki multiflier effect yang sangat banyak,” kata Husein.

Sementara Dirut Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM) Supomo mengatakan, produk briket dari UKM Tasikmalaya ini telah mampu menembus pasar global seiring dengan adanya permintaan ekspor ke negara-negara di Timur Tengah, Asia, dan Eropa.

“Sejalan dengan program pemerintah, saat ini produk dari koperasi sektor riil maupun produk UMKM berorientasi ekspor tengah ditingkatkan, baik dari sisi produksi, akses pasar, tata kelola, dan pembiayaan,” ungkap Supomo.

Baca lagi  KemenkopUKM Dukung Pengembangan Koperasi Masyarakat Korban Tsunami Panimbang

Dari sisi pembiayaan, pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM juga mendorong peningkatan pembiayaan koperasi sektor riil melalui LPDB-KUMKM.

“Harapannya semakin banyak koperasi sektor riil yang mengakses pembiayaan dari LPDB-KUMKM yang mudah, murah, dan cepat, serta mampu memberikan pembiayaan yang akuntabel dan profesional kepada para anggota dan pelaku UMKM yang tergabung dalam koperasi,” kataSupomo.

Sementara itu, Direktur CV Mandiri Persada, Dewi Sinta mengatakan bahwa Mandiri Persada merupakan anggota dari Koperasi Makmur Mandiri (KMM) yang juga menjadi mitra LPDB-KUMKM.

“Sejak dibina KMM dan LPDB-KUMKM, ekspor briket yang tadinya hanya 6 kontainer menjadi 19 kontainer perbulan,” ungkap Dewi.

Untuk pembiayaan, produsen briket ini telah mendapatkan pembiayaan dari KMM sebesar Rp2,5 miliar melalui dua tahap. Yakni, pada 2020 sebesar Rp1,5 miliar dan 2021 sebesar Rp1 miliar.

“Itu digunakan sebagai modal kerja, mulai dari produksi, proses ekspor, dan pembelian bahan baku,” kata Dewi.

Dewi menjelaskan, produk dari CV Mandiri Persada ini menggunakan bahan baku batok kelapa dan arang bambu alami yang ramah lingkungan untuk kebutuhan bahan bakar domestik. Mulai dari memasak, pemanggangan, pengasapan pipa air, serta kebutuhan sisha, hookah, dan argileh.

Dewi mengatakan, meski permintaan meningkat, masih menemui beberapa kendala seperti ketersediaan bahan baku dan mahalnya ongkos pengiriman.

“Bahan baku tempurung kelapa berasal dari Aceh, Medan, Pangandaran, dan Sulawesi. Kita banyak menolak buyers karena keterbatasan bahan baku,” kata Dewi.

Terkait pengiriman, Dewi mengungkapkan, kendalanya terletak pada lamanya pengiriman dan mahal.

“Kapal tidak mau mengangkut arang, takut meledak. Padahal, produk kita aman tidak meledak dan sudah disurvei lembaga berwenang,” aku Dewi.

Untuk akses logistik, lanjut Dewi, produk briket arang Tasikmalaya ini menggunakan pengiriman jalur laut melalui Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta, Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, dan Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya.

Menurut Dewi, usaha briketnya juga melibatkan masyarakat di dua kampung, atau sekitar 80-an kepala keluarga.

ARIEF RAHMAN MEDIA

Related posts

Menciptakan Wirausaha Muda Inovatif Butuh Upaya Terintegrasi dalam Satu Ekosistem

adminJ9

Jokowi: Inflasi Jadi Momok Semua Negara, Indonesia Tahu Cara Menghadapinya

adminJ9

Pelatihan SDM Guna Mendukung Destinasi Super Prioritas

adminJ9