Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati
JAKARTA, jurnal9.com – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,03 persen secara year on year (yoy) pada kuartal I 2023. Pencapaian ini lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu (2022), yakni 5,02 persen.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyebutkan pencapaian tersebut melebihi ekspektasi pemerintah untuk tiga bulan pertama tahun ini.
Namun Menkeu memilih untuk tidak terlena dengan hasil positif yang dicapai pada kuartal I tersebut, mengingat kondisi ekonomi global yang sedang tidak baik.
“Kinerja ekonomi global menjadi salah satu risiko yang harus diwaspadai karena saat ini berada dalam siklus melemah. Sedangkan kita (Indonesia) masih menguat. Dan ini yang harus dijaga,” ungkap Sri Mulyani dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Senin (8/5/2023).
Menurut dia, Indonesia menguat karena ditopang oleh berbagai faktor. Salah satunya kinerja ekspor yang tetap tinggi, konsumsi swasta yang membaik, dan konsumsi pemerintah yang tumbuh positif.
Selain itu, lanjut dia, investasi nonbangunan juga baik, karena hilirisasi yang dijalankan pemerintah.
“Kinerja ekspor kita tetap kuat karena didorong ekspor non migas ke negara seperti Tiongkok, AS, dan Jepang,” kata dia menegaskan.
Namun Menkeu masih mengkhawatirkan situasi perekonomian dunia yang melemah. Dan ini tidak bisa dianggap sepele. Perlu mendapatkan perhatian serius. Karena hal itu dipastikan memberikan rambatan bagi perekonomian Indonesia..
“Ekspor kita nanti akan terkena. Angka komoditas juga akan terkena. Impor akan terpengaruh. Lalu investasi pasti berpengaruh. Hal ini akan dikaitkan dengan risiko inflasi. Meski di negara maju sudah mulai turun, namun masih cenderung berada di level atas,” jelasnya.
Dari pertemuan dengan para pemimpin ekonomi dunia belum lama ini, tegas dia, bank sentral negara maju masih khawatir dengan laju inflasi umum dan inflasi inti yang belum melandai ke level normal.
“Itu artinya mereka masih akan menetapkan suku bunga tinggi dan berpotensi pelemahan ekonomi dunia masih akan terjadi di satu atau dua kuartal ke depan,” tegasnya.
Dalam pertemuan itu Menkeu Sri Mulyani menyampaikan pandangannya, jika outlook pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun ini diperkirakan hanya 2,8 persen dari sebelumnya 3,4 persen pada 2022.
Anomali justru terjadi pada Indonesia dengan revisi ke atas dari 4,8 persen menjadi 5,0 persen pada 2023. Sinyal positif ini berlanjut dengan perkiraan 5,1 pesen untuk 2024. Demikian prediksi versi Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF).
Meski situasi perekonomian dunia masih melemah, kata dia, pemerintah tetap mematok angka pertumbuhan ekonomi 2023 sebesar 4,5 persen hingga 5,3 persen dengan potensi bias ke atas.
ARIEF RAHMAN MEDIA