Boneka mainan dan boneka arwah
JAKARTA, jurnal9.com – Berita hiburan yang belum lama ini menampilkan perancang mode kondang Ivan Gunawan yang menyayangi boneka arwah atau ‘spirit doll’ banyak menarik perhatian. Karena boneka yang berupa mainan itu dirawat layaknya seperti anak sendiri oleh Ivan. Ini yang kemudian jadi viral.
Bahkan respon netizen pada Ivan Gunawan; ada yang menanggapi ‘aneh’. Karena boneka yang berupa mainan itu ditimang-timang layaknya bayi beneran. Memang bentuk fisik boneka arwah yang kulit hingga rambutnya mirip seperti bayi beneran. Bahkan jika digerakkan, boneka arwah ini bisa bergerak layaknya bayi beneran. Karenanya boneka ini dinamakan boneka arwah.
Sikap Ivan yang aneh’ ini kemudian ditanggapi beragam sindiran mimik yang sinis, lucu, dan jadi bahan ketawaan netizen.
Ilustrasi boneka Suzan dan Ria Enes yang menjadi media hiburan
Padahal boneka sendiri sejak dahulu berfungsi sebagai media hiburan mainan anak-anak. Tapi berbeda dengan munculnya boneka arwah yang lagi ngetren ini.
Menurut antropolog Dr Selly Riawanti, boneka arwah ini sebenarnya sudah ada sejak lama. Karena dahulu boneka arwah ini menjadi media ‘pelayanan terhadap arwah’.
Boneka arwah saat dijadikan media ‘pelayanan pada arwah’ ini memang diperlakukan seperti bayi beneran. Pemiliknya pun memperlakukan mereka layaknya anak manusia. Boneka bayinya dipakain baju, diberi minuman atau makanan.
Contoh dalam tayangan video yang viral di TikTok seorang perempuan menyuguhi bonekanya minuman bersoda. Dalam video lainnya, seorang perempuan mengomeli bonekanya karena bermain di tanah dan membuat kakinya kotor.
Bahkan bayi boneka itu pun diberi nama, dan pakaian serupa bayi beneran. Dan boneka ini [katanya] juga ‘diisi dengan arwah’ – karenanya boneka tersebut dijuluki boneka arwah atau spirit doll.
Kemudian Ivan Gunawan yang mengaku merawat bonekanya seperti anaknya sendiri ini jadi viral di media sosial.
“Di berbagai kebudayaan, orang membuat boneka itu untuk macam-macam keperluan. Tapi kebanyakan sebagai hiburan,” kata antropolog dari Universitas Padjajaran Bandung itu seperti dikutip Tempo.
Ada pula boneka yang digunakan untuk keperluan nujum, seperti voodoo. Tapi boneka arwah yang sedang populer saat ini, menurut Selly, bisa saja memberikan fungsi psikologis untuk para pemiliknya. “Bahwa dia bisa menjadi teman curhat, atau bahan untuk ajang pamer,” lanjut dia.
Berbeda pendapat dengan Fuad Nasar, Sekretaris Ditjen Bimas Islam Kemenag, menyebutnya boneka ini adalah benda yang punya fungsi untuk mainan. “Tapi kalau mempercayai adanya unsur kekuatan gaib pada benda seperti boneka arwah ini berarti menurunkan nilai kemuliaan manusianya, karena bertentangan dengan nilai agama sebagai asas keimanan kepada Allah YME,” ungkapnya.
Pemaknaan boneka arwah dalam kepercayaan masyarakat di Toraja juga dianggap bertentangan dengan agama, sehingga perlahan-lahan kebudayaan mereka mengalami perubahan.
Mereka yang memberikan apresiasi pada boneka arwah selalu mendapatkan tantangan dari ajaran agama. Sebab boneka arwah ini tak bisa lepas dari kebudayaan setempat yang kini makin punah.
Sama seperti boneka arwah luk thep yang dulu sangat populer di Thailand. Boneka yang punya mata besar dan rambut pirang ini sama sekali tak tampak mengerikan. Namun sayang, luk thep kini juga telah memudar.
Bahkan ada beberapa yang dipasangi alat elektronik dan bisa membuat boneka bergerak naik-turun, sehingga tampak seperti bernapas, memiliki detak jantung, atau dipasangi pemanas, sehingga terasa hangat ketika boneka bayi itu disentuh.
Perkembangan teknologi dan peradaban yang semakin tinggi itu kadang tak sejalan dengan perubahan kondisi sosial yang berjalan lamban. Sehingga masih menimbulkan friksi yang berkepanjangan, dan butuh waktu adaptasi yang tak sebentar.
ESPANA RADIN MEDIA I ARIEF RAHMAN MEDIA