Jurnal9.com
Headline News

Biden Mengeluh Dijegal Saat Siapkan Transisi Pemerintahannya, Apa yang Terjadi?

Joe Biden, Presiden Terpilih Amerika Serikat

WASHINGTON D.C, jurnal9.com – Tiga pekan menjelang pelantikan sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengeluh dirinya tak mendapatkan dukungan yang semestinya untuk menjalankan tugas sebagai kepala negara.

Sampai sekarang ia belum menerima informasi terkait agenda upacara pelantikan presiden pada 20 Januari 2021 nanti. Padahal Biden akan dilantik sebagai presiden ke-59 untuk diambil sumpah jabatan pada upacara pelantikan yang berlangsung di Gedung Capitol, Washington D.C, Amerika Serikat itu.

Biden mengatakan dirinya sepeti menghadapi “penjegalan dari para pejabat politik senior”. Ia menuduh departemen Kementerian Pertahanan, sebagai lembaga penting terkait persiapan upacara tersebut tidak memberikan informasi apa-apa untuk transisi pemerintahan baru.

Biden mengklaim bahwa lembaga-lembaga yang sangat penting bagi keamanan AS telah mengalami “kerusakan besar” di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump.

Biden mulai menjabat pada 20 Januari 2021, tetapi Presiden Trump sejauh ini tetap menolak untuk mengakui kekalahannya. Tidak ada pernyataan formal yang mengakui kemenangan Biden di pemilihan presiden November lalu.

Menurut Biden, selama berminggu-minggu usai pemilihan presiden tanggal 3 November lalu, dirinya tidak mendapatkan informasi penting mengenai intelijen yang akan menjadi bagian dari proses transisi pemerintahan yang baru.

Padahal rencana Biden dalam pidato kenegaraan [sebagai Presiden AS] nanti akan berbicara mengenai keamanan nasional dan kebijakan luar negeri, setelah dirinya dilantik sebagai presiden baru Amerika Serikat.

Dalam pernyataan Biden yang diunggah di Twitter, mengatakan dirinya menghadapi “hambatan” di Departemen Pertahanan dan Kantor Manajemen dan Anggaran.

“Sampai sekarang kami belum mendapatkan semua informasi yang kami butuhkan dari pemerintahan yang berlangsung saat ini mengenai bidang keamanan nasional,” katanya.

“Ini jelas-jelas, menurut saya, tindakan yang tidak bertanggung jawab,” kata Biden.

Baca lagi  Uni Eropa Usul ke Biden Bikin Regulasi Digital Global untuk Atasi Ujaran Kebencian

Biden mengakui bahwa timnya membutuhkan gambaran jelas tentang kekuatan militer AS di seluruh dunia. Akibat tindakan ini musuh-musuh AS bisa akan mengeksploitasi kebingungan pemerintahan baru AS yang tak mengetahui peta pertahanan dan kebijakan luar negerinya.

Seperti dikutip Reuters, Biden telah mengangkat Christopher Miller yang pernah menjabat sebagai pelaksana tugas Menteri Pertahanan pemerintahan Presiden Trump, setelah memecat Mark Esper.

Christopher Miller yang dipercaya Biden, mengatakan semua pejabat Departemen Pertahanan telah bekerja sangat profesional untuk mendukung kegiatan transisi pemerintahan baru.

“Departemen Pertahanan telah melakukan 164 wawancara dengan sejumlah 400 pejabat dan memberikan lebih dari 5.000 halaman dokumen yang diminta oleh tim transisi Biden,” katanya.

Seorang juru bicara mengatakan Pentagon telah sepenuhnya transparan dengan tim Biden.

Trump memecat Menteri Pertahanan Mark Esper, tak lama setelah pilpres AS. Karena Esper dianggap Trump tidak sepakat dengan seruannya untuk mengerahkan militer melawan pengunjuk rasa anti-rasisme.

Diduga penunjukan loyalis Trump di departemen tersebut, kemudian membuat khawatir lawan-lawan politiknya, yang melihatnya sebagai upaya untuk menebar kekacauan di minggu-minggu terakhir pemerintahannya.

REUTERS I BBC

ARIEF RAHMAN MEDIA

 

Related posts

Jangan Terjebak Pilih Pasangan Kekasih Seperti yang Dialami Lesti Kejora

adminJ9

Rakyat Sudah Cerdas, Tak Mau Pilih Capres yang Bisa Diatur Seperti Boneka

adminJ9

Menparekraf-Dubes India Bahas ‘Travel Bubble’ untuk Membuka Pariwisata di Bali

adminJ9