Jurnal9.com
Business

Factory Sharing Solusi UMKM Atasi Masalah Bahan Baku dan Teknologi

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki saat meninjau rumah produksi furniture kayu di Jombangrejo, Mandong, Trucuk, Klaten

KLATEN, jurnal9.com – Pemerintah mencari solusi UMKM dalam mengatasi permasalahan pengolahan bahan baku furniture kayu, khususnya terkait masalah kualitas bahan baku dan sentuhan teknologi yang memiliki daya saing.

Factory sharing atau rumah produksi bersama yang digagas oleh Koperasi Asmindo Nasional (kopasnas) ini, menurut Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, merupakan salah satu solusi untuk mengatasi permasalahan pengolahan bahan baku furniture dan kerajinan.

“Kita ingin mencari solusi produksi furniture dari UMKM yang punya masalah dari kualitas, terutama bahan baku kayu. Rumah produksi bersama ini sangat bagus,” kata MenkopUKM Teten Masduki saat meninjau rencana pembangunan rumah produksi bersama di Jombangrejo, Mandong, Trucuk, Klaten, Sabtu (5/12).

Turut hadir mendampingi deputi produksi dan pemasaran KemenkopUKM Victoria Simanungkalit, Direktur Bisnis LPDB-KUMKM Krisbianto, Pjs Bupati Klaten Sujarwanto dan ketua koperasi Asmindo nasional Anggoro.

Menurut Teten, rumah produksi bersama ini, anggotanya adalah koperasi-koperasi penerima manfaat dari UKM-UKM pengrajin furniture agar akses pasar (market) terbuka.

“Konsepnya sudah bagus. Ini anggota koperasi penerima manfaat dari UKM pengrajin furniture yang memang harus dibantu masuk market,” ujarnya.

Apalagi, kata MenkopUKM, kini market dalam negeri sudah menanti, dimana 40 persen belanja negara untuk membeli produk UMKM.

“Market dalam negeri sudah saya perjuangkan, 40 persen harus beli produk UMKM. Pengadaan sekolah juga UMKM,” ujarnya.

Dia mengaku, kini terus melakukan lobi dengan Kementerian BUMN agar pengadaan barang di bawah Rp14 miliar diperuntukkan bagi UMKM. Untuk itu UMKM dituntut meningkatkan kualitas produksinya.

“Saya terus lobi menteri BUMN, pengadaan Rp14 miliar ke bawah untuk UMKM. Sekarang yang paling penting dari sisi produksi yang berkualitas,” tegas Teten.

Baca lagi  KemenKopUKM Temukan 52 Koperasi Terindikasi Lakukan Praktik Pinjol Ilegal

Selain itu, kata MenkopUKM, diperlukan sentuhan teknologi modern agar UMKM dapat bersaing. Sehingga rumah produksi bersama tersebut menjadi salah satu solusi.

“Kalo tidak ada peralatan modern produk UMKM tidak bisa bersaing. Makanya ide rumah produksi bersama merupakan salah satu solusi,” tambahnya.

Teten menegaskan, rumah produksi bersama akan didirikan di sentra-sentra UMKM, agar berkembang dan berdaya saing. Meski sempat tertunda akibat covid-19, Klaten Jawa Tengah akan menjadi pilot project keberhasilan untuk dikembangkan di sektor lainnya.

“Bukan hanya di sini. Supaya akses mudah akan didirikan di setiap sentra. Pilot project Jawa Tengah ini kalo berhasil dikembangkan ke sektor lain,” cetusnya.

Sementara itu, pejabat sementara Bupati Klaten Sujarwanto mengatakan, rumah produksi bersama ini akan mengatasi persoalan terkait bahan baku. Menurutnya, pelaku UKM di Trucuk Klaten bisa membuat furnitur apa saja, namun terganggu oleh bahan baku.

“Perusahaan kecil, industri rumah tangga mampu membayar cash untuk bahan baku. Tetapi karena pembelian secara eceran, harganya mahal. Belum lagi masalah pasokan,” katanya.

Sujarwanto mengatakan selain bahan baku, masalah pembiayaan. Untuk itu Koperasi Asmindo Nasional (kopasnas) dapat mengambil peranan bagi para anggotanya.

“Lalu pasar. Koperasi bisa menjadi jembatan pasar untuk bisa berkembang,” tegasnya.

ARIEF RAHMAN MEDIA

Related posts

Menteri Teten Masduki Mensosialisasikan Gunakan Masker Kain kepada Pedagang

adminJ9

Dampak COVID-19 Pengusaha Desak Pemerintah Beri Insentif Pajak

adminJ9

Elon Musk Siap Ambil Alih Manchester United (MU) dari Glazer

adminJ9

Leave a Comment