Ilustrasi pria yang mengalami kurang gairah seks
JAKARTA, jurnal9.com – Jika pria sering mengeluh mudah lelah, mengalami depresi dan kurang gairah seksual, perlu diketahui ini merupakan gangguan kesehatan yang mungkin bisa jadi karena kurangnya testosterone.
Jadi bukan pria yang mengalami gangguan disfungsi ereksi atau impotensi saja yang kekurangan testosterone, tetapi orang yang kelelahan,dan depresi pun merupakan salah satunya karena kekurangan testosterone.
Gangguan kesehatan ini bisa berdampak serius bagi pria yang tidak mengetahui penyebabnya. Karena jarang sekali orang yang datang ke dokter untuk mengecek tingkat testosteronnya.
Padahal sebenarnya banyak pria yang mungkin testosteronnya rendah. Tapi seperti diakui Spyros Mezitis, MD, Ph.D, ahli endokrinologi di Lenox Hill Hospital di New York, AS, banyak pria yang usianya beranjak tua akan mengalami problem testosterone rendah.
“Semakin banyak pria yang bertambah usia [tua] akan mengalami problem testosterone rendah, tapi mereka banyak yang tak menyadarinya,” kata Mezitis.
Selama ini, menurut Mezitis, mereka datang ke dokter hanya menyampaikan keluhan karena tubuhnya mudah merasa lelah. Padahal mereka kekurangan tingkat testosterone.
“Mereka datang periksa untuk menyampaikan keluhan merasa sangat lelah, badan lemah, depresi, dan kehilangan gairah seks. Padahal semua keluhan ini sebagai gejala umum dari penurunan testosterone,” ungkapnya..
“Sebagai seorang ahli endokrin, saya menduga ada masalah hormon. Bisa jadi itu adalah testosteron, terkadang itu adalah tiroid, dan terkadang itu sesuatu yang tidak berhubungan dengan hormon.”
Mezitis menuturkan dari sebagian mereka yang melakukan cek itu ternyata hasilnya sekitar seperempat hingga sepertiga pria tersebut memiliki testosteron di bawah normal.
“Dan pria wajib tahu apa itu testosteron? Perlu diketahui testosteron adalah hormon yang mendominasi tubuh pria. Hormon ini dapat menumbuhkan rambut di dada pria, memberi dorongan seksual, hingga membentuk massa otot,” cetus dia.
Biasanya selama masa pubertas, kata Mezitis, testosteron dapat memperdalam suara dan meningkatkan ukuran penis dan testis.
“Saat seseorang mulai menginjak usia remaja, testosteron bisa membuat otot dan tulang semakin kuat. Bahkan meningkatkan gairah seks pada pria. Tapi setelah berusia 30 tahun, mereka mulai mengalami penurunan testosteron secara bertahap dan membuat gairah seksnya menurun,” ujarnya.
“Dan sebagian orang mengatakan penurunan gairah seks itu hanya bagian dari penuaan, tapi semua itu terjadi kesalahpahaman,” kata Jason Hedges, MD, PhD, ahli urologi di Oregon Health and Science University di Portland, AS.
Penurunan testosteron secara bertahap memang tidak dapat secara langsung karena kurangnya minat pada seks.
Menurut Hedges, remaja yang berusia 20 sampai 30-an, dan kemudian memasuki awal 40-an biasanya akan mulai menghadapi kesulitan ereksi. “Ini menjadi masalah kesehatan yang mungkin menjadi masalah yang lebih besar daripada penuaan,” tegasnya.
“Dulu kami tidak menghubungkannya dengan testosteron rendah, tetapi lebih ke diabetes, depresi, tekanan darah tinggi, dan penyakit arteri coroner,” jelas dia.
“Tetapi sekarang kesadaran terhadap testosteron rendah mulai meningkat. Dan kami menyadari sekarang bahwa testosteron rendah mungkin menjadi akar masalah,” lanjut Hedges.
Karena masalah ereksi tak melulu disebabkan rendahnya testosteron, biasanya dokter akan mencari tahu penyebab lainnya.
Mezitis justru menganjurkan pria untuk melakukan tes darah, sebab tes ini benar-benar penting.
Testosteron rendah
Normalnya tingkat testosteron pada pria berkisar 300 nanogram per desiliter (ng/dL), dengan batas atas menurut laboratorium sekitar 800ng/dL. Jika jumlahnya lebih rendah dari normal pada tes darah, mungkin bisa disebabkan beberapa peyebab lain.
Penanganan testosteron yang rendah
Ada sejumlah cara untuk menjaga tingkat testosteron tetap normal. Salah satunya dapat dilakukan dengan menyuntikkan Human chorionic gonadotropin atau hCG. Cara ini bisa menjadi solusi bagi pria muda yang ingin pasangannya segera hamil.
Terapi kesehatan dengan menyuntikkan hCG ini dapat menjadi sinyal pada tubuh untuk memproduksi lebih banyak testosteron agar jumlah sperma meningkat.
Cara lain untuk meningkatkan testosteron dapat dilakukan dengan pelet implan. Cara ini adalah bentuk pengobatan yang relatif baru. Beberapa pelet implan akan ditempatkan di bawah kulit pantat agar melepaskan testosteron selama sekitar tiga sampai empat bulan.
Dan orang yang mendapat pengobatan testosteron yang rendah mereka biasanya bisa merasakan dampaknya. Walau hasilnya tidak selalu signifikan, mereka merasa punya gairah seks yang lebih baik dan tidak mudah depresi.
RAFIKA ANUGERAHA M I ARIEF RAHMAN MEDIA