Jurnal9.com
Headline News

Studi: Cuaca Panas dan Berpolusi Dapat Tingkatkan Risiko Serangan Jantung

Ilustrasi cuaca sangat panas dan berpolusi

JAKARTA, jurnal9.com – Konsultan ahli jantung, The Harley Street Clinic, dokter Rodney Foale menyebutkan hasil studi terbaru menunjukkan cuaca yang sangat panas dan berpolusi membuat seseorang lebih mudah berisiko terkena serangan jantung.

“Suhu yang sangat panas dapat meningkatkan risiko pada seseorang mengalami dehidrasi. Sehingga akan mengurangi volume darah yang berpotensi menyebabkan tekanan darah rendah. Dan ini meningkatkan detak jantung,” ujarnya.

Selain itu, menurut dia, suhu panas sangat membebani sistem kardiovaskular dengan melebarkan pembuluh darah, karena hilangnya cairan dan elektrolit melalui keringat.

“Ini membuat jantung stres. Meningkatkan tekanan darah. Dan mempengaruhi sirkulasi,” jelas dokter ahli jantung ini.

Studi ini dilakukan di Provinsi Jiangsu, China dari tahun 2015 – 2020. Hasilnya lebih dari 202.000 orang meninggal dunia, akibat serangan jantung, saat terjadi cuaca sangat panas.

“Dari hasil studi itu ditemukan bahwa saat cuaca sangat panas, terdapat tingkat polusi partikel yang tinggi. Dan ini menyebabkan seseorang terkena serangan jantung,” ungkapnya.

Menurut Badan Perlindungan Lingkungan Amerika Serikat (AS), bahwa dalam polusi partikel itu terdapat campuran tetesan padat dan cair yang mengambang di udara. Polusi ini bisa berupa kotoran, debu, atau asap.

Polusi partikel ini berasal dari pembangkit listrik tenaga batu bara dan gas alam. Bisa juga polusi ini berasal dari asap mobil, kendaraan motor, lokasi konstruksi, dan jalan tak beraspal.

Dari penelitian itu polusi partikel bergerak menyerang pertahanan tubuh seseorang. Masuk ke dalam aliran darah dan menyerang paru-paru, Kemudian menyebabkan iritasi, peradangan, dan menyebabkan gangguan pernapasan.

“Dalam paparan jangka panjang dapat menyebabkan kanker, stroke, dan serangan jantung,” ia menegaskan.

Baca lagi  Kenapa Beberapa Hari Terakhir ini Suhu Udara Terasa Panas? Ini Penjelasan BMKG

Foale mengingatkan untuk memperhatikan gejala-gejala seperti detak jantung yang cepat, pusing, mual, keringat berlebih, kelelahan, nyeri dada dan sesak napas.

“Ini menunjukkan stres akibat suhu panas yang dapat menyerang jantung. Kuncinya adalah menghindari dehidrasi,” tuturnya.

Dalam upaya menjaga kesehatan jantung saat cuaca panas itu, kata dr Foale, dianjurkan seseorang harus memprioritaskan asupan air yang cukup dan secara teratur.

“Misalnya memilih makanan yang kaya kandungan air. Membatasi minuman manis dan beralkohol. Banyak melakukan gerakan seperti olahraga,” tegas dia.

Kemudian memilih makanan yang kaya sumber protein tanpa lemak seperti ikan, ungags, dan kacang-kacangan guna memperkuat otot serta mengurangi asupan lemak jenuh.

RAFIKA ANUGERAHA M  I  ARIEF RAHMAN MEDIA

Related posts

Fasilitas Hotel Isolasi Pasien Bergejala Ringan Disediakan Kemenparekraf Mulai Digunakan

adminJ9

Nurdin Halid Undang Presiden Jokowi dalam Acara Harkopnas Virtual 2020

adminJ9

KemenkopUKM: Koperasi Diduga Lakukan Praktik Pinjol Illegal, Ini Ciri-Cirinya

adminJ9