Jurnal9.com
Business

MenkopUKM Resmikan ‘Tani Bangga Store’ Milik Koperasi Petani Binaan LPDB-KUMKM

Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki saat dalam kunjungan kerja di Desa Gemuruh, Kecamatan Padamara, Kabupaten Purbalingga.

PURBALINGGA, jurnal9.com – Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menegaskan bahwa pihaknya akan terus memperkuat bisnis di sektor pertanian (pangan) agar bisa masuk skala ekonomi.

“Karena itu untuk petani berlahan sempit harus bergabung atau mendirikan koperasi agar bisa masuk skala ekonomi,” kata Teten dalam kunjungan kerja di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, Sabtu (21/8/2021).

Dalam kunjungan kerja kali ini, MenkopUKM meninjau musim petik komoditas buncis (jenis lokal dan Kenya) di Desa Kutabawa, Kecamatan Karangreja dan meresmikan Tani Bangga Store (Pasar Tani milik koperasi) di Desa Gemuruh, Kecamatan Padamara, Kabupaten Purbalingga.

Dengan berkoperasi, kata Teten, para petani sudah tidak perlu memikirkan  pasarnya. “Koperasi yang akan berhadapan dengan pasar agar ada kepastian harganya,” imbuh MenkopUKM.

Di hadapan anggota Koperasi Petani Max Yasa yang diketuai Ngahadi Hadi Prawoto, MenkopUKM mengapresiasi apa yang sudah dilakukan Ngahadi dalam membangun bisnis di sektor pertanian yang menempatkan koperasi sebagai Offtaker.

“Untuk membangun bisnis model seperti itu, kita harus bekerjasama antara pemerintah pusat dengan para Kepala Daerah dan para Local Heroes seperti Mas Ngahadi ini,” ujar MenkopUKM.

Teten menegaskan menunjuk LPDB-KUMKM untuk ditugaskan memperkuat kelembagaan dan permodalan koperasi di Indonesia.

“Kalau petani langsung jual ke supermarket atau pasar moderen, pembayarannya mundur tiga bulan, petani yang susah. Tapi dengan berkoperasi, maka koperasi yang akan membeli produk dari petani. Permodalan koperasinya akan diback-up LPDB-KUMKM,” papar Teten.

Teten menyebutkan, sudah membangun Pilot Project dan bisnis model sektor pertanian di beberapa daerah, seperti di Lampung (pisang), Aceh (kopi), dan sebagainya. “Nantinya hal itu bisa direplika di berbagai daerah lain,” tandas Teten.

Sementara itu, Dirut Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) KUMKM Supomo mengatakan, pihaknya akan lebih memprioritaskan penyaluran dana bergulir untuk memperkuat permodalan koperasi di sektor produksi, terutama sektor pertanian.

Baca lagi  KemenKopUKM Dukung Peningkatan Daya Saing UMKM Melalui Kemitraan dengan Usaha Besar

“Dalam hal ini, LPDB-KUMKM telah melakukan upaya jemput bola, sekaligus pendampingan kepada koperasi-koperasi sektor riil potensial dan berorientasi ekspor,” ucap Supomo.

Supomo mencontohkan, dengan pinjaman dana bergulir LPDB-KUMKM melalui Koperasi Makmur Mandiri (KMM), Ngahadi dapat memanfaatkan penambahan modal kerja untuk komoditas sayur mayur, modal kerja teknologi pengemasan atau packaging yang berorientasi ekspor.

Bahkan, lanjut Supomo, sejalan dengan KemenkopUKM, end-user binaan koperasi juga diharapkan melakukan korporatisasi petani agar bisa memasarkan produknya agar lebih luas dan bervolume besar.

Supomo berharap, langkah Ngahadi ini semakin berkembang memberikan pendampingan kepada petani-petani lokal dari sisi kualitas produk, kemasan atau packaging, dan juga perluasan akses pasar produk pertanian, baik pasar domestik untuk kalangan hotel, restoran dan katering, maupun pasar ekspor

Sementara itu Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi, mengakui jika petani yang langsung berhadapan dengan pasar (buyer), terutama peritel besar, mereka selalu kalah dalam posisi tawar.

Karena itu pihaknya terus berkomitmen untuk mengembangkan UMKM, khususnya sektor pertanian yang menjadi potensi besar perekonomian Purbalingga.

“Bahkan, untuk mendukung bisnis model sektor pertanian yang digulirkan Kemenkop dan UKM, kami akan mendorong BUMD yang ada untuk menjadi Offtaker,” tegas Dyah Hayuning.

Apalagi potensi ekspor produk pertanian asal Purbalingga, menurut bupati, bukan hanya buncis Kenya. Tetapi ada komoditas lain seperti gula kelapa yang sudah ekspor ke AS dan Eropa (Yunani) dan kopi ke Amerika. “Bahkan, industri knalpot kita sudah ekspor ke pabrik mobil di Jerman,” kata Dyah Hayuning.

Ketua Koperasi Petani Max Yasa, Ngahadi Hadi Prawoto menjelaskan, Tani Bangga Store (minimarket/pasar moderen) didirikan bertujuan untuk mencetak petani-petani yang lebih modern dalam pola pikir yang berorientasi ekspor.

“Sejak awal tanam hingga proses petik hasil, kami mendampingi para petani agar mampu menghasilkan produk berkualitas tinggi dengan kemasan produk yang baik,” kata Ngahadi.

ARIEF RAHMAN MEDIA

Related posts

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuartal II/2020 Minus 5,32 Persen

adminJ9

Kolaborasi KemenkopUKM, Kementan dan IPB Kembangkan Korporatisasi Petani

adminJ9

Dukung Pemulihan Ekonomi Nasional, LPDB-KUMKM Akan Aktif Jemput Bola

adminJ9

Leave a Comment