Menteri Koperasi & UKM Teten Masduki memberikan keterangan pers memperingati Hari Koperasi Nasional (Harkopnas) 12 Juli.
JAKARTA, jurnal9.com – Menteri Koperasi Usaha Kecil dan Menengah Teten Masduki mengatakan tantangan baru yang dihadapi perkoperasian nasional tidak hanya sekedar mengubah cara berbisnis dengan memanfaatkan teknologi digital dan inovasi produk.
Tetapi menjadi momentum untuk menghadirkan visi baru di tengah perubahan sosial — ekonomi yang sangat dinamis. KUKM memang mengalami dampak berat dari sisi produksi, pemasaran dan pembiayaan.
“Ada sejumlah inisiatif yang sedang kita lakukan untuk penguatan dan modernisasi koperasi. Antara lain, melakukan perbaikan ekosistem kemudahan usaha yang memungkinkan koperasi bisa mengakses pasar yang lebih luas,” kata Teten Masduki dalam keterangan pers memperingati Hari Koperasi Nasional (Harkopnas) 12 Juli, di Jakarta kemarin.
Menurut dia, pernbiayaan serta mengembangkan kapasitas usaha harus dilakukan seluas – luasnya. Koperasi harus masuk ke sektor-sektor ekonomi unggulan nasional yaitu pangan, komoditi, maritim, pariwisata dan industri pengolahan.
Masa depan Indonesia berada pada generasi milenial. Koperasi harus masuk pada sektor ekonomi kreatif, di mana anak-anak muda saat ini banyak terlibat dalam sektor tersebut.
Koperasi yang saat ini sudah aktif, menurut Menkop, koperasi produsen, konsumen, jasa, simpan pinjam harus berada pada kesatuan ekosistem yang terintegrasi satu sama lain.
“Saat ini, sumber dan saluran pembiayaan yang ramah untuk UMKM dan koperasi tengah kami benahi, dan LPDB sudah kita tetapkan 100% penyalurannya untuk koperasi dengan prosedur yang lebih mudah,” katanya.
Koperasi simpan pinjam, Bank wakaf mikro dan BMT bisa menjadi mitra saluran pembiayaan untuk UMKM di tengah pandemi covid-19.
“Koperasi bisa menjadi partner pemerintah untuk mensukseskan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).”
Saat ini Kementerian Koperasi dan UKM sedang Menyusun Strategi Nasional UMKM dan Koperasi. Instrumen kebijakan yang nantinya dapat mewadahi kerja kolaboratif seluruh pemangku kebijakan. Tidak terbatas untuk pendidikan, pelatihan dan pendampingan.
Koperasi dapat memanfaatkan ekosistem digital. Secara operasional penyediaan infrastruktur dasar digital untuk koperasi dapat diinisiasi oleh pemerintah, pemerintah daerah atau konsorsium usaha, baik swasta maupun BUMN. “Digitalisasi harus dipahami sebagai bagian dari perbaikan bisnis proses, tata kelola yang lebih akuntabel dan modernisasi pelayanan,” ujarnya.
TurbuIensi ekonomi pada masa pandemi covid-19 memberikan pelajaran berharga bahwa koperasi sektor keuangan atau simpan pinjam sangat rentan dan mudah terkontraksi oleh eskalasi tersebut.
“Perlu disiapkan sistem pengawas dan penjamin simpanan di koperasi agar bisa memberikan rasa aman bagi mereka yang menaruh simpanan atau investasi di Koperasi.”
“Kita berharap agar Koperasi di Indonesia mampu menjawab tantangan jaman dan bersaing dengan pelaku ekonomi lainnya. Mari kita kobarkan semangat dengan menjadikan koperasi sebagai kekuatan ekonomi rakyat dalam Pemulihan Ekonomi Nasional, ” tegas Teten mengakhiri pIdatonya.
MULIA GINTING