Jurnal9.com
News

Menkop Siapkan Infrastruktur dan Pelatihan UMKM agar Kuasai Market Digital

Menteri Koperasi & UKM Teten Masduki saat membuka pelatihan peningkatan SDM Koperasi dan UMKM di Garut, Jawa Barat, pada Sabtu (11/7).

GARUT, jurnal9.com – Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM) mendorong kebangkitan ekonomi Kabupaten Garut, Jawa Barat, di tengah pandemi corona yang terjadi di Indonesia. Akibat pandemi ini banyak sektor usaha lumpuh, termasuk usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) di Kabupaten Garut.

Menurut data OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development), akibat pandemi diperkirakan setelah September 2020 ini separuh dari pelaku UMKM di Indonesia akan gulung tikar. Jumlah UMKM pada 2019 lalu mencapai 64,1 juta unit usaha, atau 99,8 persen dari jumlah dunia usaha yang ada di Indonesia.

Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki, mengatakan agar tidak terjadi gelombang kemiskinan dan pengangguran yang kian melebar, maka diperlukan upaya reaktivasi kegiatan ekonomi, sosial dan budaya dengan menerapkan  protokol kesehatan. Hal itu penting dilakukan agar mata rantai virus covid-19 bisa diputuskan, bersamaan dengan upaya pemulihan ekonomi nasional (PEN).

KemenkopUKM terus melakukan pendampingan dan pelatihan bagi pelaku UMKM di Indonesia, termasuk di Kabupaten Garut. Bentuk pendampingan untuk kemudahan perizinan, sertifikat hak cipta, serta pendampingan bagi pelaku UMKM untuk mendapatkan akses pembiayaan, hingga pelatihan SDM agar lebih inovatif dan bisa bersaing dengan dunia global.

“Di tengah pandemi Covid-19 kita berharap bisa reaktivasi kegiatan kantor, kegiatan usaha, industri dan pariwisata, supaya kita segera kembali pulih ekonominya, karena situasi ini tidak mudah,” ujar Teten dalam membuka pelatihan peningkatan SDM di Hotel Harmoni, Kab. Garut, Jawa Barat, Sabtu (11/7).

“Presiden memberikan arahan agar kita keluar dari zona nyaman, makanya kita perlu cari terobosan untuk menghadapi krisis panjang yang dialami dunia, bukan  hanya Indonesia,” lanjutnya.

Hadir dalam acara tersebut, Deputi Bidang SDM Kementerian Koperasi dan UKM Arif Rahman Hakim, Bupati Garut Rudy Gunawan, dan Kebiro Sekda Jawa Barat Benny Bachtiar, Direktur Utama Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah (LPDB – KUMKM).

Teten menjelaskan, pelatihan yang dilakukan oleh KemenkopUKM secara masif di berbagai daerah diharapkan menjadi pemantik bagi pelaku usaha untuk bisa lebih meningkatkan branding produknya melalui inovasi, dan disambungkan dengan media digital.

Baca lagi  Kok Bisa Tukang Becak Bobol Rekening BCA Rp 320 Juta, Ini Kejadiannya

Pasalnya, saat ini UMKM yang bisa bertahan dari hantaman krisis, mereka yang mau melakukan penyesuaian produk dengan permintaan pasar, dan juga yang mau mendigitalisasi usahanya.

“Saat ini UMKM yang terhubung dengan marketplace,  baru sekitar 8 juta pelaku usaha  atau 13 persen; kita diminta meningkatkan agar menjadi 10 juta, kita harapkan bisa melampaui. Makanya saat ini kita sedang siapkan infrastruktur dan pelatihan UMKM agar banyak yang menguasai market digital. Keuntungan digitalisasi bukan sekedar akses pasar yang lebih besar, tapi akses ke pembiayaan akan lebih mudah ke depannya,” tegas Teten.

Teten berharap agar pemerintah daerah Kab. Garut dapat mengidentifikasi potensi di wilayahnya, kemudian dipetakan agar bisa dilakukan pengembangan bersama dengan pemerintah pusat. Pada masa pandemi saat ini, pasar produk UMKM cukup sulit. Namun dengan melakukan kerja sama dan kolaborasi, diyakini akan mampu membawa perubahan yang lebih baik bagi perekonomian di Garut, Jawa Barat.

“Saat ini ada 18 Kementerian dan 40 lembaga yang menangani UMKM. Kita sedang susun sistem one gate policy, yang nanti akan jadi acuan bagi pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk menentukan arah pembangunan ekonomi,” ucap Teten.

Di tempat yang sama, Bupati Garut Rudy Gunawan menambahkan bahwa Pemda Garut siap melakukan kolaborasi untuk mendorong peningkatan SDM para pelaku UMKM. Dijelaskan bahwa potensi di wilayah Kab. Garut ada hasil bumi seperti kopi, rempah-rempah, dan lainnya. Saat ini hasil produksi dari para petani di wilayahnya sebagian besar dikirim ke Jakarta.

Sementara itu Direktur PT Tama Cokelat Indonesia (Chocodot) Kiki Gumelar mengatakan, kunci sukses usaha yang digelutinya adalah dengan melakukan inovasi produk.

Meski pada awal usahanya sempat ditolak lantaran dianggap aneh, namun berkat inovasi dan kemasan yang menarik, saat ini Chocodot menjadi produk buah tangan terkenal dari Kabupaten Garut. Inovasi lain yang dilakukanya, seperti merehabilitasi gerai miliknya dengan menampilkan sejarah dan potensi wisata di Kabupaten Garut membuat gerainya tidak pernah sepi dari pembeli.

MULIA GINTING

 

Related posts

Jokowi: Naikkan Harga BBM, Keluarga Tak Mampu Dapat BLT Selama 4 Bulan

adminJ9

DPR Aceh Kirim Surat ke Presiden Jokowi Menyatakan Tolak UU Cipta Kerja

adminJ9

Saat Perawat Cerita ke Presiden Jokowi, Pulang ke Rumah Sebulan Sekali

adminJ9