Jurnal9.com
Headline Inspiration

Mengapa Harus Menerapkan Kurikulum Merdeka?

Ilustrasi: Suasana siswa-siswi belajar di luar kelas

Mungkin saja masih ada yang belum paham soal penerapan kurikulum ‘Merdeka Belajar’. Dalam forum diskusi bertema ‘Menggugat Kebijakan Anggaran Pendidikan’ yang digelar belum lama ini, mendapat sorotan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK). Ia sempat melontarkan kritiknya terkait kurikulum ‘Merdeka Belajar’ ini.

Dalam kritiknya, JK membandingkan sistem pada kurikulum ‘Merdeka Belajar’ dengan sistem pendidikan konservatif yang diterapkan masa lalu. Dan JK sendiri mengidentifikasi dirinya sebagai orang yang pernah mengeyam pendidikan yang konservatif: dengan cirinya sangat serius, ketat dan penuh tekanan.

Bagaimana sebenarnya penerapan kurikulum ‘Merdeka Belajar’ itu?

Dikutip dari tulisan Muhammad Muhibbuddin, seorang pegiat literasi dan staf peneliti di Dawuh Guru Yogyakarta ini menjelaskan kalau prinsip ‘Merdeka Belajar’ itu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi anak didik. Tanpa terbebani pencapaian nilai atau skor tertentu.

Karena sistem pendidikan dalam kurikulum ‘Merdeka Belajar’ ini dapat mengakomodir karakter sebagai standar penilaian. Sistem pendidikan yang memberikan ruang kebebasan kepada siswa-siswi untuk berpikir, berkreativitas dan berekspresi.

‘Merdeka Belajar’ bukan berarti membenarkan siswa untuk belajar semau-maunya; anak didik bebas merdeka, mau belajar atau tidak.

Di dalam kurikulum ‘Merdeka Belajar’ ini juga diterapkan ujian seperti Ujian Nasional (UN) dulu. Tidak dihapus. Cuma pola pelaksanaannya diubah menjadi Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK). Dan ANBK ini tidak lagi menjadi satu-satunya penentu siswa lulus atau tidak.

Dalam pelaksanaannya, ANBK tidak dilakukan pada akhir jenjang pendidikan seperti UN dulu. Tetapi dilakukan di kelas 5 (SD), 8 (SMP) dan 11 (SMA). Selain itu, pelaksanaan ujian ini diserahkan pada sekolah masing-masing. Sehingga pihak sekolah bisa memiliki keleluasaan dalam menentukan penilaian dari hasil portofolio, karya tulis atau bentuk penugasan lainnya.

Ada tiga hal penting yang ditekankan dalam ANBK ini, yaitu asesmen kompetensi minimum; berupa literasi dan numerasi, survei karakter, dan survei lingkungan belajar. Memang berbeda dengan ujian nasional sebelumnya yang hanya menjadikan nilai mata pelajaran sebagai standar kelulusan. Kalau ANBK mencakup karakter siswa dan habitus belajar sebagai variabel kelulusan.

Supaya bisa mendapatkan hasil maksimal dalam ANBK, siswa jauh-jauh hari sudah harus mempersiapkan diri. Karena untuk menghadapi ANBK, siswa sudah tidak bisa lagi belajar dengan sistem kebut semalam seperti dulu. Belajar dikebut di waktu malam sebelum ujian dilaksanakan.

Baca lagi  Jangan Sembarangan Konsumsi Suplemen atau Herbal, Tak Semuanya Dijamin Aman

Jadi, tidak perlu kuatir kalau kurikulum ‘Merdeka Belajar’ ini membuat anak didik dibebaskan dari segala bentuk ujian. Dalam ‘Merdeka Belajar’ pada ujian nasional  tetap diadakan oleh pemerintah. Bahkan ujian-ujian lain yang namanya diganti; seperti Penilaian Tengah Semester, Penilaian Akhir Semester dan sejenisnya juga tetap diadakan.

Kelebihan dan kekurangan

Tidak salah jika JK mengatakan bahwa kurikulum konservatif bisa mendorong — lebih memaksa siswa untuk belajar, karena menekankan sistem yang sangat ketat. Kelebihan berikutnya, adanya standarisasi nasional, sehingga siswa dan sekolah harus progresif demi mencapai standar pendidikan yang ditetapkan pemerintah. Karena terstandar secara nasional. Dan kelebihan lainnya, kurikulum konservatif mudah dilakukan evaluasi.

Tetapi metode konservatif seperti itu mengandung banyak kekurangan. Di antaranya, dicirikan dengan ketaatan tinggi, lebih banyak memberikan teror mental kepada anak didik. Dan pendidikan ini dinilai hanya menjadi beban bagi para siswa. Malah menjadi dunia yang menakutkan, dan membosankan bagi anak didik. Masalah ini yang dulu dikritik keras oleh masyarakat.

Kekurangan lainnya, pendidikan konvensional-konservatif itu hanya mengejar nilai di atas kertas dan cenderung mengabaikan karakter. Dampaknya, banyak siswa yang nilainya di atas kertas bagus tetapi karakternya buruk.

Dan sebagai upaya terobosan, Kurikulum Merdeka ini justru mempunyai keunggulan dibandingkan sistem konvensional-konservatif. Di antara keunggulannya, dijelaskan Ahmad Almarisi dalam jurnal pendidikan Mukadimah (2023), yaitu kurikulum menjadi sederhana, namun lebih mendalam sehingga memudahkan dalam proses belajar-mengajar.

Selain itu Kurikulum Merdeka lebih fokus pada substansi pengetahuan dan pengembangan peserta didik berdasarkan tahapan prosesnya pada pembelajaran yang lebih bermakna. Proses belajar-mengajar tidak bersifat kuantitatif, tetapi lebih bersifat kualitatif, lebih menekankan penguasaan materi proses belajar yang menyenangkan; peserta didik untuk merdeka menentukan menu pelajaran yang diminati sesuai bakat dan aspirasinya; juga guru dapat melaksanakan pengajaran sesuai penilaian terhadap jenjang capaian dan perkembangan peserta didik.

Memang Kurikulum Merdeka ini juga ada kekurangannya. Dari segi implementasinya masih kurang matang, sistem pendidikan dan pengajarannya yang dirancang belum terealisasi dengan baik, dan kurangnya sumber daya manusia. Tapi kekurangan ini akan diperbaiki, tentu saja secara gradual. Mustahil membangun sistem pendidikan seketika langsung sempurna. *

Sumber: ANTARA

Related posts

Kok Bisa Tukang Becak Bobol Rekening BCA Rp 320 Juta, Ini Kejadiannya

adminJ9

Data Aplikasi e-HAC Kemenkes Bocor, Pengguna yang Install Aplikasi ini Jadi Resah

adminJ9

Stres Bisa Menyebabkan Nyeri Punggung

adminJ9