Prof. Soeganda Priyatna, Guru Besar, Fikom, Universitas Padjadjaran, Bandung. (Foto: dok. pribadi)
BANDUNG, jurnal9.com – Ikatan Doktor Ilmu Komunikasi (IDIK) Universitas Padjadjaran menyelenggarakan seminar daring atau webinar dengan mengangkat tema “Komunikasi Bisnis: Peluang dalam Ketidakpastian Pandemi Covid 19.”
Ketua IDIK UNPAD, Rahmat Edi Irawan mengatakan bahwa seminar ini diadakan sebagai bentuk perhatian kepada masyarakat dalam mencari peluang komunikasi bisnis selama pandemi.
“Webinar IDIK ini diharapkan mampu memberikan pencerahan pada setiap elemen masyarakat, bahwa dibalik pandemi Covid 19 terdapat peluang komunikasi bisnis yang bisa diperoleh dengan cara yang baru,” ujarnya.
Antusias masyarakat yang mengikuti Webinar IDIK begitu besar, ada 200 peserta yang terdaftar.
Prof Soeganda Priyatna, Guru Besar di Fikom Universitas Padjadjaran dan Universitas Pasundan, menilai masyarakat belum pernah terpikirkan untuk segera berdagang secara daring, tapi mulai kini mereka dipaksa melakukannya.
“Sekarang pedagang berusaha memasarkan (dagangannya) secara online,” tegasnya.
Masyarakat, tegas Soeganda, bisa mengurangi ketergantungannya dengan pemerintah untuk mendapatkan bantuan. Karena mereka aktif melakukan perdagangan secara daring. “Oleh karenanya, pemerintah perlu mendukung masyarakat yang mau berdagang secara daring dengan memberikan pelatihan pada mereka.”
“Menurut saya ini (perdagangan daring) seharusnya digalakkan pemerintah diberikan keterampilan, bagaimana mereka mempertemukan supply dan demand,” lanjut Guru Besar di Fikom Unpad itu
Director of Operation & Sales PT Infomedia Nusantara, Riri Amalia Yulita, mengaku memiliki cara bagi perusahaan untuk melewati pandemi ini. “Melakukan evaluasi kembali skenario dalam menghadapi situasi seperti ini. Jika skenario tidak sejalan dengan situasi pandemi, maka perusahaan perlu melakukan trial and error yang pada akhirnya ditemukan cara sukses dalam menjalani kegiatan usaha.”
“Eksperiment and iteration rapidly, jadi yang kita lakukan hari ini, sesuatu yang belum pernah kita lewati, sehingga semua trial and error yang bertahap, kemudian patern-nya terlihat menunjukkan keberhasilan,” jelas Riri.
Daniel Oscar Bascoro, ICT For Development Researcher, menjelaskan bahwa pengalamannya dengan para kliennya, melakukan transformasi digital untuk tetap menjalankan bisnis selama pandemi secara daring.
“Para klien berupaya merubah cara berpikirnya dengan cepat agar segera bisa beradaptasi pada dunia digital, sehingga kegiatan bisnis bisa tetap berjalan,” ujarnya.
Bahkan, menurut Daniel, para kliennya menyadari cara berfikir konsumen yang mulai menggunakan teknologi digital dalam kegiatan transaksi, sehingga mereka perlu melakukan hal yang sama bisa melayani konsumennya. “
“Klien saya melakukan transformasi digital selama empat minggu, jadi setiap minggunya kami mengajarkan sebuah mentoring selama dua jam, memberikan materi-materi dan memberikan tugas untuk mereka lakukan,” papar Daniel.
“Jadi bener-bener dalam empat minggu, kami mencoba melakukan transformasi (digital) agar industri tetap survive,” cetusnya.
Daniel menambahkan bahwa yang mempercepat transformasi digital dalam dunia usaha adalah covid 19. “Dengan pandemi, manusia dipaksa untuk segera mengkolaborasikan kegiatan bisnisnya dengan dunia digital.”
“At the end, kalo ada pertanyaan siapa yang memimpin transformasi digital dalam sebuah company ? jawabannya bukan CEO, tapi jawabannya adalah Covid 19,”
Rahmat Edi Irawan, Ketua IDIK UNPAD menjelaskan bahwa kegiatan webinar menjadi bukti kepedulian IDIK terhadap kondisi yang tengah dilanda musibah nasional pandemi Covid 19. Semoga diskusi ini menjadi awal sumbangan pemikiran IDIK untuk ikut membantu menyelesaikan masalah bangsa dan Negara.” (*)