Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM, Arif Rahman Hakim saat kunjungan kerja di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, yang langsung ditemui Bupati Brebes, Idza Priyanti di pendopo kabupaten.
BREBES, jurnal9.com – Menindaklanjuti arahan Menteri Koperasi dan UKM untuk memprioritaskan pendirian factory sharing pada produk unggulan di suatu daerah terutama olahan untuk produk hasil pertanian yg mempunyai kontribusi significan terhadap laju inflasi.
Pada 2021 Kementerian Koperasi dan Usaha Menengah Kecil (KemenkopUMK) membidik Kabupaten Brebes sebagai daerah percontohan untuk program Rumah Produksi Bersama (factory sharing) bagi pengembangan produk UMKM.
Sesuai keunggulan dan potensi daerah Brebes, rumah produksi bersama itu nantinya akan difokuskan untuk klaster produk olahan bawang merah. Upaya tersebut dilakukan sebagai salah satu solusi pemerintah dalam mengatasi anjloknya harga bawang merah di Brebes saat musim panen raya.
Hal itu ditegaskan SesmenkopUMK, Arif Rahman Hakim saat melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Brebes, Sabtu (8/5) yang diterima langsung Bupati Brebes, Idza Priyanti di Pendapa Kabupaten.
Turut hadir dalam kunjungan silaturahmi itu, Deputi Bidang Usaha Kecil Menengah (UKM) Hanung Harimba Rachman, Dirut Mitra BUMDES Nusantara Wiyoto, Direktur Operasional BMDES Nusantara, Dradjad Asmara, Perekayasa Madya Usat Teknologi Agroindustri BPPT Agus Triputranto.
Sementara itu dari Pemkab Brebes, hadir Asisten Ekbang Pemkab Brebes Tety Yuliana, Kadiskopumdag Brebes Zaenudin, Kadinas Pertanian Tanaman Pangan Yulia Hendrawati, Kadinas Perikanan Zudan Fanani, dan Kabag Perekonomian. Setda, Farikhah.
Dalam pertemuan itu, Bupati Brebes juga memaparkan sejumlah produk UMKM unggulan selain olahan bawang merah.
“Kita memang mempunyai program rumah produksi bersama UMKM, dan salah satu sasarannya adalah Kabupaten Brebes. Untuk sementara di Brebes ini, kita fokuskan kepada produk olahan bawang merah. Sehingga nantinya dapat membantu menstabilkan harga bawang ini saat panen raya,” ujar Sekretaris KemenkopUMK, Arif Rahman Hakim usai kegiatan.
Dia menjelaskan, rumah produksi bersama itu sebenarnya sebuah metode bagaimana supaya pelaku usaha, utamanya pelaku UMKM bisa memenuhi skala ekonomi. Di Brebes misalnya, banyak petani bawang merah dan menjadi daerah sentra penghasil bawang merah.
Namun ketika para petani bawang merah itu mengolah hasil dari pertaniannya sendiri-sendiri tentu tidak akan memenuhi skala ekonomi, karena biayanya sangat mahal. Mereka perlu dikelompokkan dalam satu wadah: koperasi.
Nantinya koperasi itu yang mempunyai peralatan produksi untuk mengolah hasil panen bawang merah. Sehingga saat nantinya harga jual bawang merah jatuh pada panen raya bisa dihindari, karena bawang merah bisa diolah menjadi produk olahan dengan harga yang lebih tinggi. “Mudah-mudahan dalam waktu dekat rumah produksi ini segera bisa diwujudkan di Brebes,” tegasnya.
Di sisi lain, saat panen raya petani menghadapi kendala harga jual jatuh dan mengalami kerugian. Sehingga diperlukan solusi agar harga bawang merah itu tetap stabil. “Ini yang menjadi alasan kita fokus di bawang merah. Namun ke depan akan dikembangkan ke produk olahan lainnya,” lanjut dia.
Sementara itu, Bupati Brebes, Idza Priyanti mengatakan, Pemkab Brebes merespon positif atas rencana KemenkopUMK yang akan melaksanakan program rumah produksi bersama di Brebes. Pihaknya meminta agar rencana tersebut bisa ditindaklanjuti dan segera direalisasikan.
“Kami sangat berharap rumah produksi bersama ini bisa ditindaklanjuti dan direalisasikan,” katanya.
Bupati juga meminta dukungan dan pembinaan dari KemenkopUMK, agar produk UMKM Brebes bisa berkembang. Bahkan tidak hanya berkembang sampai tingkat nasional, tetapi bisa go internasional.
“Selain bawang merah, di Brebes memiliki banyak potensi UMKM yang perlu dikembangkan. Untuk itu, kami meminta dukungan dan pembinaan agar UMKM ini bisa berkembang,” ujarnya.
ARIEF RAHMAN MEDIA