Jurnal9.com
Headline Inspiration

Ini Penjelasan Gus Baha Soal Misteri Lailatul Qadar; Malam Lebih Mulia dari Seribu Bulan

KH Bahauddin Nursalim  yang akrab dipanggil Gus Baha.

KEISTIMEWAAN Lailatul Qadar.  Al-Qur’an menyebutkan sebagai malam yang lebih mulia dari seribu bulan. Ini [jadi misteri] sesuatu yang belum banyak diketahui semua orang; kapan Lailatul Qadar itu?

Penentuan waktu; kapan Lailatul Qadar itu?  KH Bahauddin Nursalim yang akrab dipanggil Gus Baha mengatakan sejumlah ulama berbeda pendapat tentang waktu Lailatul Qadar.

“Sebagian ulama menyebutkan Nuzulul Qur’an pada malam 17 Ramadhan itu adalah Lailatul Qadar. Kalau itu disepakati ulama, berarti sudah selesai. Jadi ga usah bikin kontroversi lagi mencari kapan waktunya Lailatul Qadar,” ungkapnya.

“Tapi kamu jangan lagi bertanya kapan waktunya Lailatul Qadar. Nabi menyuruh umatnya agar mencari di 10 akhir Ramadhan. Ada ulama yang menafsirkan 10 + 10; berarti mulai malam 21 Ramadhan,” Gus Baha menegaskan.

Nuzulul Quran memang terjadi pada tanggal 17 Ramadhan. Karena tanggal itu sudah menjadi kesepakatan ulama. Gus Baha mengutip ayat tentang Perang Badar yang terkait dengan turunnya Al-Qur’an.

وَمَآ اَنْزَلْنَا عَلٰى عَبْدِنَا يَوْمَ الْفُرْقَانِ يَوْمَ الْتَقَى الْجَمْعٰنِ

“…..dan apa yang Kami turunkan kepada hamba Kami [Muhammad] di hari Furqan [turunnya Alqur’an], yaitu pada hari bertemunya dua pasukan….” (QS. 8:41).

“Keyakinan saya; menjalani sesuai yang disebutkan Nuzulul Qur’an itu. Sudah jalani saja, yakin pasti dapat,” jelasnya.

Didasarkan pada kitab klasik hadits karya ulama kuno diceritakan kisah Nabi Muhammad yang sedang bercerita tentang Nabi Nuh yang berumur 950 tahun. Kemudian nabi Ibrahim dan beberapa nabi terdahulu pun berumur panjang.

Melihat kisah itu, kemudian Nabi Muhammad merasa resah dengan usia umatnya yang rata-rata tergolong pendek. Lalu Allah SWT merespons keresahan Nabi Muhammad dengan memberi bonus melalui  Lailatul Qadar yang nilainya sama dengan 1000 bulan.

“Jadi Lailatul Qadar itu sebagai jawaban Allah terhadap keresahan umat yang dihadapi Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam saat melihat usia umatnya yang rata-rata berumur pendek,” kata Gus Baha.

“Hitungan seribu bulan itu sama dengan 83,3 tahun,” kata Gus Baha.

Jika melihat riwayat itu, berarti umat Nabi Muhammad dalam mengisi Ramadhan, banyak yang berlomba-lomba untuk mendapatkan Lailatul Qadar, itu sudah benar.

“Kalau shalatnya benar, tidak melakukan maksiat, menurut saya akan dapat Lailatul Qadar. Jadi ga usah resah khawatir tidak mendapatkan keistimewaan Lailatur Qadar. Karena keresahan umat Nabi Muhammad itu akhirnya dijawab oleh Allah dengan diberi bonus seribu bulan melalui Lailatul Qadar,” urai kiai asal Narukan, Kragan, Rembang ini.

“Kalau saya biasanya memulai sejak memasuki malam 11 ramadhan. Kalau orang-orang lebih populer malam ganjil itu dimulai dari malam 21, 23 ramadhan. Di desa saya, yang mulai malam 17 itu hanya di mushala saya saja. Tempat  lainnya mulai malam 21, 23 ramadhan untuk melakukan banyak ibadah,” cerita Gus Baha.

Padahal dalam Al-Qur’an, menurut kiai Bahauddin ini, petunjuk Lailaitu Qadar itu tak disertai tanggal.

شَهْرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِىٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلْقُرْءَانُ   “(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Qur’an…” (QS. Al-Baqarah: 185).

Ia menjelaskan, ayat tersebut masih bermakna umum. Tidak menyebutkan tanggal tertentu. Tak heran bila ada ulama yang berpendapat; Lailatul Qadar bisa dimulai sejak tanggal 1 Ramadhan.

“Kalau kamu sungguh-sungguh mencari mulai tanggal 21 Ramadhan, kata malaikat: ‘Lho, kok baru mencari sekarang?’ Berarti kamu dianggap pemula. Orang lain sudah mulai, dan sudah dapat, Kamu kok baru mencari?,” selorohnya.

Baca lagi  Gus Baha: Cerita Kemiskinan Tsa'labah, Cuma Punya Satu Pakaian

“Saya sudah start mulai tanggal 1 Ramadhan. Saya baca Arbain Nawawi khatam. Baca Al-Qur’an juga khatam. Kemarin tanggal 17 Ramadhan sudah saya doain. Jadi peluang dapat lebih tinggi. Kalau kamu baru mulai setelah separuh ramadhan, berarti kamu tidak sungguh-sungguh,” cetus Gus Baha yang meyampaikan kepada santrinya dengan gaya guyonan.

Memang dalam Hadits menyebutkan pesan Lailatul Qadar itu di sepuluh akhir ramadhan. Sehingga di 10 akhir ramadhan itu mereka berlomba-lomba memperbanyak amalan ibadah. Padahal selama Ramadhan, orang tidur saja jadi ibadah. Diam saja juga jadi ibadah. Seperti dikatakan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam:

نَوْمُ الصَّائِمِ عِبَادَةٌ وَصُمْتُهُ تَسْبِيْحٌ وَعَمَلُهُ مُضَاعَفٌ وَدُعَاؤُهُ مُسْتَجَابٌ وَذَنْبُهُ مَغْفُوْرٌ

Tidurnya orang puasa adalah ibadah. Diamnya orang puasa adalah tasbih, amal ibadahnya dilipatgandakan, doanya dikabulkan, dan dosanya diampuni” (HR Baihaqi).

Gauli istri ibadah

“Jadi waktu-waktu di dalam Ramadhan semuanya ibadah. Tidurnya saja ibadah. Bahkan umat Nabi Muhammad, menggauli istri saja; ibadah. Lho, ini ada haditsnya sahih,” kata Gus Baha.

عَنْ أَبِى ذَرٍّ أَنَّ نَاسًا مِنْ أَصْحَابِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالُوا لِلنَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- يَا رَسُولَ اللَّهِ ذَهَبَ أَهْلُ الدُّثُورِ بِالأُجُورِ يُصَلُّونَ كَمَا نُصَلِّى وَيَصُومُونَ كَمَا نَصُومُ وَيَتَصَدَّقُونَ بِفُضُولِ أَمْوَالِهِمْ. قَالَ « أَوَلَيْسَ قَدْ جَعَلَ اللَّهُ لَكُمْ مَا تَصَّدَّقُونَ إِنَّ بِكُلِّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةً وَكُلِّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلِّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ وَكُلِّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْىٌ عَنْ مُنْكَرٍ صَدَقَةٌ وَفِى بُضْعِ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ ». قَالُوا يَا رَسُولَ اللَّهِ أَيَأْتِى أَحَدُنَا شَهْوَتَهُ وَيَكُونُ لَهُ فِيهَا أَجْرٌ قَالَ « أَرَأَيْتُمْ لَوْ وَضَعَهَا فِى حَرَامٍ أَكَانَ عَلَيْهِ فِيهَا وِزْرٌ فَكَذَلِكَ إِذَا وَضَعَهَا فِى الْحَلاَلِ كَانَ لَهُ أَجْرٌ

Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu berkata, “Sesungguhnya sebagian dari para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada Nabi,

‘Wahai Rasulullah, orang-orang kaya itu lebih banyak mendapat pahalanya. Mereka mengerjakan shalat seperti kami shalat. Mereka berpuasa seperti kami berpuasa. Dan mereka bersedekah dengan kelebihan harta yang dimilikinya’.

Nabi menjawab ‘Bukankah Allah menjadikan kamu sesuatu untuk bersedekah? Sesungguhnya tiap-tiap tasbih adalah sedekah, tiap-tiap tahmid adalah sedekah, tiap-tiap tahlil adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikan adalah sedekah, mencegah kemungkaran adalah sedekah, dan persetubuhan salah seorang di antara kamu (dengan istrinya) adalah sedekah’.

Mereka bertanya, ‘Wahai Rasulullah, apakah (jika) seorang di antara kami untuk memenuhi syahwatnya, ia mendapat pahala?

Nabi menjawab, ‘Tahukah engkau jika seseorang memenuhi syahwatnya pada yang  haram, dia berdosa. Demikian jika ia memenuhi syahwatnya pada yang halal, ia mendapat pahala’,” (HR Muslim No. 2376).

Sampai-sampai, ada sahabat yang bersikap janggal, “Nabi, masak bersenggama kok ibadah?,”   “Lha kalau menggauli istri orang?,”  Nabi Muhammad menjawabnya juga lucu: “Kalau menggauli istri orang kan musibah. Berarti kalau menggauli istri sendiri adalah Ibadah.”

Gus Baha meminta agar Lailatul Qadar tak usah diperdalam. Kita mesti yakin saja bahwa itu adalah bentuk kasih sayang Tuhan untuk mengganti umur umat Nabi Muhammad yang banyak berumur pendek. Karena tidak seperti umur orang-orang zaman dahulu.

ARIEF RAHMAN MEDIA

 

Related posts

Orang yang Kebanyakan Konsumsi Karbohidrat; Sering Lelah, Sulit Tidur, Perut Kembung dan Jerawatan

adminJ9

Awas! Bahaya Saraf Kejepit, Ini Cara Mencegahnya

adminJ9

Presiden Berikan Bantuan Modal Kerja Rp 2,4 juta per orang kepada Pedagang Kecil

adminJ9