Jurnal9.com
Business Headline

Duh! Diprediksi Proyek Kereta Cepat Tak Akan Balik Modal Sampai Kiamat

Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) yang biayanya terus membengkak Rp 27,74 triliun.

JAKARTA, jurnal9.com – Ekonom senior Faisal Basri Universitas Indonesia (UI) menilai proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (KCJB) sebagai proyek yang mubazir. Apalagi biayanya yang terus membengkak Rp 27,74 triliun, ia prediksi sampai kiamat tak akan balik modal.

“Sebentar lagi rakyat [disuruh] membayar kereta cepat yang mungkin nanti tiketnya bisa Rp400.000 sekali jalan. Dan ini diperkirakan sampai kiamat pun tak akan balik modal,” ujarnya dalam acra dialog virtual, Rabu (13/10/2021).

Menurut Faisal, proyek infrastruktur (KCJB) tersebut dianggap mubazir karena tidak akan menguntungkan. Apalagi investasinya sangat besar. Jadi pemerintahan Jokowi  ini sangat boros.Bahkan bisa menyebabkan kebangkrutan negara.

“Proyek kereta cepat ini dibangun gak karuan. Tadinya business to business, sebentar lagi mau disuntik pakai APBN,” ungkapnya.

“Contoh Bandara Kertajati, apa jalan? Kan lebih baik jadi gudang ternak saja. Kemudian Pelabuhan Kuala Tanjung dibangun dekat Belawan,  LRT Palembang, dibangun untuk sekadar beberapa waktu saja [saat Asean Games]. Ini semua menurut saya, salah di pucuk pimpinan,” tegas Faisal mengkritik pemerintah.

Pernyataan Faisal Basri itu mendapat respon dari Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga. Dia menyayangkan pernyataan tersebut muncul dari tokoh sekaliber Faisal Basri.

“Kalau proyek KCJB ini tidak menguntungkan, mungkin tak akan ada investor yang masuk. Faisal Basri konyol betul. Kelihatan beliau tidak pakai angka analisisnya. Hanya  subyektifnya aja yang muncul. Jadi itu kesalahan besar,” kata Arya kepada wartawan di Jakarta, Kamis (14/10/2021).

Arya pun menegaskan saat ini Kementerian BUMN masih menghitung dan menunggu angka pembengkakan biaya yang timbul dari konstruksi proyek KCJB ini. Sambil menunggu BPKP melakukan audit.

Baca lagi  Jokowi: Indonesia Berhasil Pangkas Regulasi dan Birokrasi yang Tumpang Tindih Melalui Omnibus Law

“Ini perlu saya sampaikan bahwa memang kita masih menghitung. Tunggu dulu nih. Cost overrun itu muncul berapa angka yang sebenarnya. Setelah diaudit oleh BPKP baru kita bisa tahu angka yang sebenarnya,” katanya.

PT KAI sudah beberkan pembengkakan

Padahal, manajemen PT Kereta Api (Persero) sendiri sudah membeberkan pembengkakan KCJB mencapai 3,8 miliar hingga 4,9 miliar dolar AS atau setara Rp54 triliun hingga Rp69 triliun.

Namun Arya masih menyangkal jika biaya pembengkakan proyek KCJB ini belum diaudit.

“Kalau sudah diaudit, baru bisa diketahui angka pembengkakan, biaya yang sesungguhnya. Secara konservatif, menghitung tingkat pengembalian modalnya akan diperoleh hingga 40 tahun mendatang. Perhitungan tersebut baru secara kasar,” jelas Arya.

Kondisi serupa, kata Arya, juga terjadi di proyek MRT dan di seluruh proyek investasi kereta api. Karena investasi proyek KA ini merupakan jangka panjang.

Arya kembali menegaskan hampir di semua negara yang melakukan investasi di proyek kereta cepat, dan MRT akan mengalami periode cukup lama untuk mengembalikan investasinya.

“Jadi kalau dikatakan sampai kapanpun rugi, itu sangat konyol. Dan mana ada investor mau masuk kalau rugi. Jangan konyol dengan menyebarkan berita hoax ke publik tanpa analisa, tanpa data apapun,” tegasnya.

Proyek ini ditolak

Faisal mengatakan berdasarkan kajian konsultan independen: Boston Consulting Group, sejak awal proyek Kereta Cepat ini sudah ditolak saat rapat koordinasi pada tingkat pemerintah.

Namun, Rini Soemarno yang saat itu menjabat Menteri BUMN berjuang agar proyek ini terus berjalan. Adanya kesalahan langkah ini, sekarang masyarakat yang harus ikut menanggung untuk membiayai proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung ini melalui APBN.

ARIEF RAHMAN MEDIA

Related posts

Viral! Video Wanita Berhijab Lakukan Perbuatan Mesum di Hotel

adminJ9

China: AS Tak Punya Bukti Virus Corona Berasal dari Lab Wuhan

adminJ9

Menkeu: Pemerintah Bentuk “Holding” untuk Dukung Ekosistem Ultramikro

adminJ9