Jurnal9.com
Business

Digitalisasi UMKM Sektor Pangan, KemenkopUKM Gandeng Delapan Startup

Menteri Koperasi & UKM Teten Masduki menggelar diskusi bersama CEO dari tujuh startup di kantor KemenkopUKM, Jakarta, Rabu (15/7)

JAKARTA, jurnal9.com – Pemerintah melalui Kementerian Koperasi dan UKM mentargetkan 10 juta pelaku usaha di sektor usaha mikro kecil menengah (UMKM) dapat terhubung dalam ekosistem digital.

Jumlah pelaku UMKM yang sudah masuk dalam jaringan daring baru sebanyak 8 juta atau setara 13 persen dari total keseluruhan UMKM di Indonesia. Seperti diketahui jumlah UMKM di Indonesia mencapai 99 persen dari total usaha secara nasional.

“Dengan aplikasi digital mereka akan menjadi agregator dari produk petani yang berlahan sempit dan nelayan kecil. Mereka akan agregasi semua itu sehingga bisa masuk dalam skala bisnis dan mereka bangun rantai perdagangan yang lebih baik,” ujar Menteri Koperasi dan UKM Teten usai menggelar diskusi bersama CEO dari tujuh startup tersebut di ruang kerjanya, Rabu (15/7).

Teten Masduki mengatakan, dari 8 juta pelaku UMKM hanya sebagian kecil yang bergerak di sektor pangan. Dari jumlah pelaku usaha di sektor pangan yang sudah terhubung ke dalam ekosistem digital, juga masih sangat rendah. Sementara Food and Agricuture Organization (FAO) telah merilis perkiraan bahwa dunia termasuk Indonesia akan mengalami krisis pangan dalam beberapa tahun ke depan.

Merespon hal itu, Teten bergerak cepat dengan menjalin kerjasama dengan para startup digital untuk membantu pelaku UMKM di sektor pangan agar bisa lebih produktif. Hal itu diperlukan agar ancaman krisis pangan yang sewaktu-waktu bisa melanda bisa diminimalisir dampaknya atau dapat dicegah.

Teten menggandeng delapan startup digital yang bergerak di sektor pangan untuk membantu pelaku UMKM terhubung ke ekosistem digital.

Ketujuh startup yang diajak kerjasama kolaborasi yaitu Tanihub, Aruna, Hara, Alami, Modal Rakyat, Sayur Box dan Ekosis. Diharapkan dengan cara ini bisa mempercepat sistem dan rantai pasok pelaku UMKM nasional yang memiliki usaha di sektor pertanian, perkebunan atau perikanan.

Dijejelaskan dalam diskusi tersebut nantinya akan disusun timeline kegiatan yg teritegrasi untuk Digitalisasi UMKM Pelatihan SDM KUMKM, Technology Pembiayaan dan Digital marketing.

Menteri menambahkan kegiatan ini akan fokus pada sektor produksi, seperti ketahanan pangan (Pertanian, Perikanan, Peternakan) akan didorong untuk bermitra dengan platform, seperti tanihub, ekosis, sayurbox, aruna dan hara. Untuk fintech akan didorong untuk bermitra dengan platform seperti modal rakyat, Alami dan platform sejenis lainya.

Baca lagi  KemenkopUKM Gelar Pelatihan Vocational Ekspor Impor Produk UKM di Kuningan Jabar

“Selain untuk mendorong pelaku UMKM di sektor pangan masuk dalam ekosistem digital, upaya kerjasama tersebut juga diharapkan dapat memberikan keuntungan bagi pelaku UMKM berupa peningkatan kesejahteraan, ” ujar Teten

Di sisi lain, kerjasama ini juga diharapkan ke depannya bisa menjamin kebutuhan pangan nasional tetap tercukupi dari produksi dalam negeri.

“Tadinya produk UMKM yang tidak efisien kita masukkan ke ekosistem digital, sekarang dia sudah terhubung dengan market di dalam dan luar negeri. Mereka juga punya dukungan pembiayaan, dan kembangkan pelatihan.”

Teten menegaskan bahwa selama ini petani gurem Indonesia tidak pernah sejahtera karena selain luas tanah garapannya sempit yang berujung pada minimnya jumlah produksi, juga terkendala dengan modal kerja. Sementara saat akan melakukan akses pembiayaan ke lembaga keuangan terkendala dengan kolateral dan prospek bisnis yang minim.

Karena itu, Menkop mendorong agar petani-petani atau nelayan kecil bisa bergabung dalam sebuah koperasi dan membangun usahanya secara bersama-sama, sehingga nilai kapitalisasinya lebih besar. Dengan cara itu, maka akan sangat mudah bagi pelaku UMKM untuk mendapatkan akses pembiayaan.

“Ini nanti mereka akan bikin team work supaya kita bisa saling kolaborasi karena mereka sudah punya aplikasi digital dan market digital. Pemerintah tidak harus masuk di situ, kami ingin jadi bagian menjadi support sistemnya,” lanjutya.

Sementara itu, VP of Corporate Services Tanihub, Astri Purnama Sari, mengatakan pihaknya siap melakukan kolaborasi dengan pemerintah dalam memajukan UMKM nasional di sektor pertanian. Tanihub dan tujuh startup lainnya sudah menyatakan komitmen bersama untuk terus melakukan pendampingan terhadap UMKM di sektor tersebut dengan menghubungkan langsung pada market.

“Banyak UMKM kita masih melakukan bisnis prosesnya secara manual dan belum terintegrasi dalam satu sistem, makanya kami semua di sini bersama-sama membuat supaya pertanian di Indonesia jadi tuan rumah di negeri sendiri,” ujar Astri.

Menurutnya, sektor  pertanian di Indonesia memiliki modal yang cukup kuat untuk bisa dikembangkan namun harus dibentuk ekosistem yang terintegrasi dari hulu hingga hilir.

“Nah, tugas kita sekarang adalah mempercepat semua proses tersebut dengan sistem digital. Jadi, dengan support pemerintah kita berharap apa yang kami lakukan bisa berjalan lebih baik untuk pertanian Indonesia secara keseluruhan,” tutur Astri.

MULIA GINTING

 

Related posts

Menkeu Ingatkan Risiko Global: Laju Inflasi AS yang Tinggi Dampaknya ke Ekonomi RI

adminJ9

Mahfud: Kalau Transaksi Rp 300 Triliun di Kemenkeu Bukan Korupsi, Terus Itu Uang Apa?

adminJ9

MenkopUKM Dorong Kopkar RSCM Masuk ke Sektor Usaha Alat Kesehatan

adminJ9