Ilustrasi pertumbuhan ekonomi Indonesia
PPKM yang ada sekarang ini tidak akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh di bawah tiga persen
JAKARTA, jurnal9.com – Meski ada pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat dan diperpanjang lagi dengan PPKM level 4 saat ini, tapi Center Of Reform on Economics (CORE) tetap optimis proyeksi pertumbuhan ekonomi masih di level tiga persen hingga empat persen pada 2021.
“Ada dua alasan; kenapa Indonesia masih bisa tumbuh tiga persen hingga empat persen pada 2021 ini, karena masih ada yang menahan,” kata Direktur Eksekutif CORE, Mohammad Faisal dalam diskusi daring di Jakarta, Jumat (23/7/2021).
Pertama, menurut dia, rendahnya dasar pertumbuhan ekonomi tahun 2020 yang terkontraksi 2,07 persen. Sehingga kemungkinan untuk tumbuh positif pada tahun 2021 ini tentunya akan lebih besar.
Selain itu, lanjut Faisal, PPKM saat ini tidak seketat pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang menyebabkan ekonomi domestik terkontraksi cukup dalam, sehingga masyarakat masih bisa melakukan kegiatan ekonomi.
Kedua, lanjut dia, melonjaknya kinerja ekspor yang luar biasa, yakni tumbuh hingga 60 persen pada triwulan II-2021 yang disebabkan oleh peningkatan harga komoditas global seperti minyak, naik mencapai 70 dolar AS per barel.
Sedangkan beberapa industri manufaktur seperti nikel di Morowali juga berhasil tumbuh tinggi pada tahun ini dan mempengaruhi ekspor Indonesia.
“Rasanya belum pernah ekspor kita tumbuh setinggi sekarang ini. Terakhir ekspor pada 2017. Dan itu saja tumbuhnya 24 persen,” ungkap Faisal.
Dia meyakini kebijakan PPKM yang ada sekarang ini tidak akan menyebabkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh di bawah tiga persen.
“Meski impor dan konsumsi rumah tangga akan turun karena PPKM, tetapi ekspor dan sebagian investasi kemungkinan masih tumbuh tinggi,” kata Faisal.
ARIEF RAHMAN MEDIA