RIYADH, jurnal9.com – Pemerintah Arab Saudi mengumumkan bahwa jemaah umrah tidak diperbolehkan memakai pakaian ihram pada saat kedatangan di Jeddah, karena jemaah harus menjalani karantina selama tiga hari di hotel.
Kepala Perencanaan dan Strategi Kementerian Haji dan Umrah, Amr Al-Maddah, mengatakan setelah masa karantina berakhir di hotel, maka biro perjalanan umrah akan membawa jemaah ke “Miqat” terdekat untuk mengenakan pakaian Ihram dan kemudian melanjutkan kegiatan ibadah.
Pengumuman itu meyebutkan pada tahap ketiga dimulainya umrah pada 1 November, jemaah dari seluruh dunia akan diizinkan melaksanakan ibadah umrah. Sekitar 20.000 jemaah, baik penduduk setempat maupun warga asing, dapat melakukan ibadah setiap hari dengan aturan jarak sosial yang ketat.
Al-Maddah mengatakan Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Arab Saudi (Weqaya) sedang memantau situasi pandemi covid-19 di setiap negara untuk membantu memberi informasi pihak berwenang terkait sebelum kedatangan jemaah umrah.
Aplikasi Eatmarna telah diunduh sekitar 3 juta kali dan lebih dari 1,4 juta orang telah mengajukan izin. Dan ada lebih dari satu juta yang izinnya telah dikeluarkan untuk bisa melaksanakn umrah di Masjidil Haram.
Al-Maddah mengatakan jika terjadi peningkatan infeksi, pihak berwenang dapat membatasi jumlah jemaah di titik mana pun seperti dikutip ArabNews.com, Rabu (28/10).
Dia mengatakan asuransi kesehatan diwajibkan bagi semua jemaah untuk memastikan perawatan kesehatan yang memadai jika terjadi infeksi covid-19 atau masalah kesehatan lainnya.
Weqaya juga akan menentukan negara mana saja yang diperbolehkan mengirim jemaah untuk umrah, tergantung dari jumlah infeksi virus corona dan perusahaan jasa biro perjalanan umrah akan diberikan pembaruan data dan informasi secara rutin.
Pemerintah Arab Saudi juga akan memberikan 500.000 riyal kepada keluarga petugas kesehatan yang meninggal karena covid-19. Hibah akan berlaku bagi mereka yang bekerja di sektor publik dan swasta, sipil atau militer, dan untuk semua negara.
RAFIKI ANUGERAHA M