Menteri Agama Fachrul Razi
JAKARTA, jurnal9.com – Sumatera Barat resmi menjadi tuan rumah Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) tingkat nasional ke-28 yang akan berlangsung pada tanggal 12 sampai 20 November mendatang.
MTQ Nasional tidak hanya sebagai ajang kontestasi. Event MTQ Nasional harus dimaknai sebagai upaya menstimulasi umat agar lebih mencintai dan mau mempelajari serta mendalami Al-Qur’an.
Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi mengumumkan penyelenggaraan Musabaqah Tilawatil Qur’an Nasional ke-28 di Kota Padang tersebut melalui sambungan video konferensi, Selasa (28/07).
“Pada hari ini sekaligus menjadi penanda dan publikasi kepada masyarakat bahwa tuan rumah Provinsi Sumatera Barat siap menyongsong,” kata Fachrul Razi
Menag berharap, meskipun di tengah pandemi, semangat membangun kehidupan beragama tidak surut, salah satunya dengan menyemarakkan MTQ Nasional ke-28.
“Cobaan pandemi ini seyogyanya tidak menjadi penghalang bagi kita untuk tetap produktif dan proaktif melaksanakan agenda-agenda nasional. Terutama terkait dengan semangat membangun nilai-nilai agama bagi kehidupan masyarakat Indonesia,” ujar Menag.
MTQ menurut dia, merupakan satu model syiar Islam yang harus terus dibina dan dikembangkan dan dilestarikan.
Menag mengingatkan agar dalam pelaksanaannya, MTQ Nasional juga harus menerapkan protokol kesehatan, untuk menjamin keselamatan dan kesehatan peserta serta panitia penyelenggara. MTQ dapat menjadi katalisator perubahan masyarakat menjadi lebih baik dan akan mengokohkan moralitas bangsa.
Senada dengan Menag, Gubernur Provinsi Sumatera Barat Irwan Prayitno mengungkapkan kesiapannya menggelar MTQ Nasional di masa pandemi dengan memperketat protokol kesehatan.
“Bagi kami MTQ di Sumatera Barat adalah suatu Penantian yang begitu lama setelah 37 tahun kita melaksanakan MTQ. Baru kali ini bisa kembali melaksakan MTQ,” tutur Irwan.
“Sebagai panitia diamanatkan berupaya mensukseskan kegiatan MTQ walaupun dalam suasana pandemi,” seperti dikutip dari laman Kemenag go.id.
Menurut Irwan, pengaturan berbeda dalam gelaran MTQ Nasional ke-28 jika dibandingkan dengan MTQ-MTQ sebelumnya, seperti pembatasan jumlah penonton yang hadir.
“Tentu yang hadir kita batasi, walaupun secara fisik mereka pengikut peserta musabaqah. Tapi penonton mungkin bisa melihat melalui Zoom ataupun streaming. Itulah yang mungkin membedakan pembukaan dan penutupan,” jelas Irwan.
MULIA GINTING