Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara
Meski rasio utang meningkat, namun berdasarkan Undang-Undang nomor 17 tahun 2013 tentang keuangan negara, yang menyebutkan rasio utang Indonesia masih aman jika di bawah 60 persen
JAKARTA, jurnal9.com – Ketika Indonesia tengah menghadapi bayang-bayang resesi akibat dampak pandemi pada kuartal III ini, Kementerian Keuangan melaporkan rasio utang Indonesia per akhir Agustus 2020 mencapai 34,53 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan hingga pertengahan tahun ini, utang Indonesia mencapai Rp5.264 triliun. Angka ini berkisar 32,96 persen dari total produk domestik bruto (PDB) yang mencapai Rp15.972 triliun.
“Rasio utang terhadap PDB sampai Agustus sebesar 34,53 persen atau mengalami kenaikan sekitar Rp251 triliun dibandingkan semester I/2020,” jelasnya saat disampaikan dalam rapat kerja dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Senin (7/9).
Jika terjadi kenaikan 34,53 persen, kata Wakil Menkeu, maka utang Indonesia akan bertambah sekitar Rp5.515 triliun per akhir Agustus 2020.
Suahasil menjelaskan bahwa rasio utang cenderung naik karena dipengaruhi oleh suku bunga dan nilai tukar, serta peningkatan penerbitan SBN.
Kenaikan rasio utang tersebut sejaln untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan yang defisit dalam upaya untuk penanganan covid-19.
Meski rasio utang meningkat, tegas Wakil Menkeu, namun berdasarkan Undang-Undang nomor 17 tahun 2013 tentang keuangan negara, yang menyebutkan rasio utang Indonesia masih aman jika di bawah 60 persen.
Sementara itu, Suahasil menjelaskan rasio keseimbangan primer terhadap produk domestik bruto (PDB) hingga semester I negatif Rp100,18 triliun.
“Sehingga rasio keseimbangan primer terhadap PDB sampai Juni mencapai -0,61 persen,” jelasnya.
Sumber: Ant I ARIEF RAHMAN MEDIA
