Prof. Dr Quraish Shihab
Tahun 2021 masih diwarnai merebaknya virus SARS CoV-2 yang memporak-porandakan kehidupan manusia di banyak negara. Ini menjadi catatan kelam selama dua tahun terakhir dalam kehidupan banyak orang. Virus corona itu menjadi biang keladinya. Virus berukuran 0,1 mikrometer ini; super kecil tidak kelihatan mata. Tapi dapat membunuh manusia.
Selama dua tahun masa pandemi: virus ini mewabah ke banyak negara, dan telah menginfeksi 281.536.475 kasus, ada 5,4 juta orang meninggal dunia, dan 250.810.712 orang yang sembuh. Data ini dikutip dari worlddometers: 28 Desember 2021.
Di Indonesia, orang terinfeksi covid sejak Maret 2020 sampai Desember 2021 ini mencapai 4.262.540 kasus, mereka yang sembuh 4.114.141 orang, dan meninggal dunia mencapai 144.088 orang.
Pemberitaan yang hoaks mengenai covid-19 di berbagai media sosial selama ini telah menggangu kesehatan mental masyarakat yang sedang kondisi terpuruk. Di Indonesia selama masa pandemi, banyak orang yang kena PHK, dan menganggur sudah tak bisa bekerja lagi. Bahkan secara nasional ada 6,5 persen orang yang terkena gangguan jiwa dan depresi.
Agama dan iman
Prof Dr Quraish Shihab menuturkan untuk menguatkan hati yang cemas, galau berkepanjangan yang membuat mental down akibat pukulan ekonomi selama pandemi itu, maka logikanya harus jalan tanpa menghilangkan keimanan kepada Allah.
Dalam kehidupan beragama, lanjut dia, setiap orang yang menghadapi infeksi virus corona yang memporak-porandakan kehidupan manusia itu diperlukan iman. Sebab kejadian itu berada di luar kemampuan logika manusia.
“Kita hanya wajib berihtiar dengan menjauhi tempat yang jadi wabah virus itu. Seperti yang pernah terjadi di zaman nabi dulu. Kalau kita sekarang menjauhi kerumunan, jaga jarak dan pakai masker,” tuturnya.
Semua kejadian wabah virus yang menimpa satu negeri dan berdampak pada ekonomi yang terpuruk, lanjut dia, bagian dari takdir Tuhan yang harus diyakini sebagai orang beriman. “Kita nggak boleh hanya memikirkan dunia (materi)-nya saja, tapi iman kita diuji untuk melihat [sebenarnya] siapa yang beriman ketika dalam keadaan sulit itu,” lanjut dia.
Sahabat Abu Bakar As-Shidiq menyampaikan nasihatnya kepada kaum muslimin; حب الدنيا ظلمة والسراج لها التقوى ‘hubbud dunya dhulmatun was siroju lahat taqwa’. “Kecintaan manusia terhadap kehidupan dunia (materi), tak boleh berlebihan. Karena ini akan menghilangkan ketaqwaannya,”
Kemudian Rasulullah juga menyampaikan nasihatnya: “Hubbuddunnya ra’su kulli khati’ah” .”Cinta dunia itu menjadi biang kesalahan.”
Quraish Shihab menjelaskan dosa apapun, bermulanya dari cinta dunia. Cinta dunia itu akan membutakan hati manusia, sehingga manusia cenderung mengutamakan materi. “Kalau pikirannya terus mengejar materi saja, dan bahkan bisa berbagai cara untuk melakukannya. Tak peduli halal dan haramnya,” tegasnya.
Rasulullah mengingatkan, “Bukan kefakiran yang aku khawatirkan atas kalian. Tapi aku khawatir bila dunia [materi] ini sudah berada di tangan kalian, sebagaimana diberikan kepada orang-orang sebelum kalian. Akhirnya kalian saling bersaing memperebutkannya seperti mereka.” (HR. Bukhari Muslim).
ARIEF RAHMAN MEDIA