Jurnal9.com
Business

Perluas Pasar Kain Wastra Khas Labuan Bajo, Dekranas-Kemenkop Gelar Pelatihan UMKM

Ketua Bidang Manajemen Usaha Dekranas, Suzana Teten Masduki saat pelatihan UMKM Wastra Go Digital di Labuan Bajo, Kab. Manggarai Barat, NTT

LABUAN BAJO, jurnal9.com – Wastra merupakan istilah yang diambil dari bahasa Sansekerta yang berarti kain. Salah satu wastra khas Labuan Bajo ialah kain tenun atau yang biasa disebut Songke. Kain tenun yang indah berasal dari kapas asli, yang kemudian ditenun dengan menggunakan alat tradisional.

“Benang pada kain tenun ikat umumnya memiliki beragam warna dalam satu helai benang, tergantung dari proses pencelupan atau pewarnaannya,” kata Ketua Bidang Manajemen Usaha Dekranas, Suzana Teten Masduki saat pelatihan ‘UMKM Wastra Go Digital’, hasil kolaborasi dengan Kementerian Koperasi dan UKM di Labuan Bajo, Kab. Manggarai Barat, Selasa (09/06/2021).

Pelatihan ini, menurutnya, bertujuan mengembangkan para pelaku usaha khususnya pengembangan produk unggulan wastra khas Labuan Bajo, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Beragam motif pada kain tenun yang sarat akan makna ini lanjutnya, menjadikan kain tradisional tersebut semakin indah dan bernilai jual tinggi.

“Keindahan wastra khas Labuan Bajo, Songke dan wastra lainnya harus terus dilestarikan dan dikembangkan. Berbagai inovasi produk berbahan dasar kain tenun sudah banyak dikembangkan, sehingga menambah nilai jual produk tersebut,” kata Suzana.

“Kain tenun tidak hanya dibuat sebatas untuk produk pakaian saja, namun bisa diolah menjadi produk lain seperti tas, sepatu, dan aksesoris lainnya,”  ia menambahkan.

Meski demikian, kata Suzana, kendala masih sering dihadapi oleh perajin kain tenun khas Labuan Bajo, salah satunya akses pasar wastra yang tidak mudah, ditambah dengan situasi pandemi yang masih melanda.

“Karena itu digitalisasi pemasaran bisa menjadi strategi jitu untuk memperluas akses pasar kain tenun yang salah satunya dengan terhubung ke marketplace atau e-commerce,” tutur Suzana lagi.

Baca lagi  Kelembagaan Ekonomi Petani Perlu Dibenahi untuk Wujudkan Ketahanan Pangan

Sementara itu Bupati Manggarai Barat, Edistasius Endi mengatakan, masyarakat Manggarai Barat ingin menjadi pelaku di semua sektor, sehingga tidak hanya sektor pariwisata yang premium, tapi pola pikir dan pola usaha serta yang lain juga premium.

“Dengan kegiatan KemenkopUKM ini, kami berharap para pelaku UKM di sini bisa berdaya saing dengan para pelaku usaha dari manapun di kabupaten ini,” ujar Endi.

Kegiatan seperti ini diharapkan, tidak berhenti sampai di sini. Ia berharap semua pihak untuk terus mendorong dan mendukung kegiatan-kegiatan semacam ini terus diadakan.

Di tempat yang sama, Ketua Dekranasda Trince Yuni Endi meminta, para perajin lokal untuk terus berinovasi meningkatkan hasil tenun dan berkreasi untuk memberi sentuhan baru yang mengikuti perkembangan jaman.

“Sebagai Ketua Dekranasda Manggarai Barat mengucapkan terima kasih karena Labuhan Bajo dipilih sebagai tempat pelatihan ‘UMKM Wastra Go Digital’, semoga memberikan dampak baik bagi penenun kami dalam memasarkan produksi,”  harap Trince.

Sementara itu Deputi Bidang Usaha Mikro, Eddy Satriya mengatakan Sinergi ini merupakan kegiatan yang sangat ditunggu-tunggu oleh masyarakat dan merupakan wujud upaya Kedeputian dalam rangka untuk meningkatkan kemampuan UMKM, masyarakat dan generasi milenial menggali potensi.

Pelatihan yang diberikan pada kesempatan ini antara lain pelatihan usaha mikro, pelatihan literasi keuangan dan pembiayaan, sosialisasi pembentukan koperasi dan lain-lain.

ARIEF RAHMAN MEDIA

Related posts

Menkop UKM Susun Konsep Arsitektur Pengembangan Koperasi Indonesia

adminJ9

UMKM Berpenghasilan di Bawah Rp500 juta Per Tahun Kini Tidak Kena PPh Lagi

adminJ9

MenKopUKM: Kerajinan Batu dan Kayu Fosil Tulungagung Diminati Pasar Global

adminJ9