Presiden Jokowi bersama Prabowo Subianto meninjau proyek food estate di Kalimantan Timur
JAKARTA, jurnal9.com – Baru kali ini mendengar Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto mengkritik kegagalan proyek food estate yang dicanangkan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dia menganggap lumbung pangan yang digagas Jokowi dan dikomandoi Prabowo itu merupakan bagian dari kejahatan lingkungan.
“Aliran dana untuk proyek food estate yang digagas Presiden Jokowi ini sudah menjadi bagian dari kejahatan lingkungan yang menghabiskan Rp 1 triliun,” tegas Hasto.
Sekjen PDI-P ini mengatakan bahwa Megawati sangat menaruh perhatian. Karena program Jokowi ini merusak lingkungan. Sudah banyak hutan yang ditebang habis untuk proyek ini. Sehingga berimbas pada penebangan hutan yang tak menghasilkan apa pun.
“Ibu Megawati memberikan catatan terkait apa yang dilakukan Presiden Jokowi untuk proyek food estate ini ternyata disalahgunakan. Bayangin hutan-hutan itu justru ditebang habis. Dan food estate-nya tidak berjalan dengan baik. Ini sudah bagian dari kejahatan lingkungan,” ungkap Hasto menegaskan lagi.
“Sebab proyek food estate ini dibangun di lahan seluas 1,2 juta hektar. Meliputi daerah Papua, Kalimantan Barat 120.000 hektar. Kalimantan Timur 10.000 hektar. Kalimantan Tengah 180.000 hektar. Dan Maluku 190.000 hektar,” papar dia.
Ada apa Hasto sebagai Sekjen PDI-P sekarang dengan lantang mengkritik kegagalan pemerintahan Jokowi? Padahal sebelumnya ia tak pernah mengkritik pedas seperti ini.
Mungkinkah ini masalah politik yang sangat terkait dengan Pilpres 2024. Karena belakangan ini hubungan Jokowi sangat dekat dengan Prabowo Subianto sebagai capres dari Partai Gerindra.
Benarkah keretakan hubungan Jokowi yang sudah tidak sejalan dengan Ketua Umum Megawati itu betul-betul terjadi? Karena isunya Jokowi dengan Megawati.berbeda pilihan soal capres-cawapres 2024 nanti.
Dari awal Presiden Jokowi menginginkan capres cawapres: Ganjar Pranowo berpasangan dengan Erick Tohir. Rupanya Megawati tidak suka ikut dicampuri urusan penentuan capres cawapres tersebut.
Megawati berkali-kali menegaskan Presiden Jokowi itu hanya sebagai petugas partai. Hak sepenuhnya untuk menentukan siapa capres dan cawapres yang diusung PDI-P itu bukan ditangan Jokowi.
Pernyataan Megawati ini membuat Jokowi tersinggung. Dia sebagai Presiden RI merasa diremehkan dan tidak dihargai. Apalagi keinginan Jokowi untuk memasangkan Ganjar Pranowo dengan Erick Tohir itu ditolak mentah-mentah oleh Megawati. Karena Jokowi tahu kalau Megawati punya pilihan sendiri untuk cawapres yang mendampingi Ganjar Pranowo.
Berawal dari tidak sejalannya pikiran dan pilihan Jokowi dengan Megawati ini yang memicu kerenggangan hubungan keduanya. Sehingga Jokowi sekarang memberi dukungan kepada Prabowo untuk diduetkan dengan Erick Tohir.
Munculnya koalisi Partai Golkar dan PAN untuk masuk memberikan dukungan kepada Prabowo itu sebagai pertanda lampu hijau dari Jokowi. PAN sendiri tadinya sudah mendekati PDI-P untuk mendukung Ganjar. Kini berubah haluan masuk koalisi besar mendukung capres Prabowo.
Dan kelihatan sekali PAN langsung menyodorkan nama Erick Tohir sebagai cawapres Prabowo. Ini sesuai skenario yang diinginkan Presiden Jokowi. Karena Erick Tohir ditolak Megawati jadi cawapres Ganjar, maka sekarang Jokowi memilih menjodohkan Erick Tohir dengan Prabowo.
Tunggu tanggal mainnya. Siapa yang menang jagonya Jokowi dengan mendukung Prabowo Subinto-Erick Tohir? Atau jagonya Megawati dengan mendukung Ganjar Pranowo dengan wakilnya yang sudah dikantongi Megawati?
ARIEF RAHMAN MEDIA