Jurnal9.com
Business

MenkopUKM Dorong KSPPS BMT BUS Rembang Fokus Sektor Pertanian dan Kelautan

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menyerahkan secara simbolis restrukturisasi pembiayaan LPDB-KUMKM kepada Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS) Baitul Malwa Tamwil Bina Ummat Sejahtera (KSPPS BMT BUS) di Rembang, Jawa Tengah, Sabtu (4/7).

REMBANG, jurnal9.com – Dalam upaya memastikan program pemulihan ekonomi nasional (PEN) berjalan lancar, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki selama dua hari ini terjun langsung menemui para pelaku UMKM dan kunjungan ke koperasi di wilayah Demak, Pati dan Rembang, Jawa Tengah.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, penyerapan program pemulihan ekonomi sektor koperasi dan UKM harus berjalan lancar. Dalam program PEN ini KemenkopUKM memberikan relaksasi pembiayaan, penghapusan pajak bagi UMKM serta dana untuk membantu modal kerja UMKM.

“Kita hari ini fokus untuk memastikan program pemulihan ekonomi itu berjalan. Pertama relaksasi pembiayaan, kedua penghapusan pajak untuk UMKM, dan ketiga dana untuk membantu modal kerja UMKM penerapannya berjalan. Itu kenapa saya keliling menemui langsung para pelaku UMKM dan Koperasi,” kata MenKopUKM Teten Masduki usai mengunjungi perajin batik binaan KSPPS BMT Bina Ummat Sejahtera, di Rembang, Jawa Tengah, Sabtu (4/7).

Menteri Teten juga menyerahkan secara simbolis restrukturisasi pembiayaan LPDB-KUKM kepada Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah Baitul Malwa Tamwil Bina Ummat Sejahtera (KSPPS BMT BUS) di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.

Dalam acara tersebut MenkopUKM didampingi Dirut LPDB-KUMKM Supomo, Deputi SDM Arief Rahman Hakim, Staf khusus Riza Damanik, Kadis koperasi Jateng Ema Rahmawati, Bupati Rembang Abdul Hafid dan Ketua Pengurus KSPPS BMT BUS Abdulah Yasin.

Kinerja BMT BUS

Menteri Teten menjelaskan, BMT Bus merupakan koperasi modern dan ada di 7 provinsi. Bahkan telah menjadi pelaksana pembayaran lembaga besar seperti Universitas Lamongan. Memenkop berharap BMT BUS bisa ‘naik kelas’ menjadi lembaga koperasi yang besar.

“Sehingga pemerintah dibantu menyalurkan pembiayaan untuk UMKM yang lebih mudah dan lebih murah. Dan kita tahu UMKM yang meminjam koperasi ada pembinaan. Bagaimana literasi keuangannya dan memgembangkan usahanya. Jadi pemerintah kalo memperkuat BMT BUS ini sama saja dengan memperkuat kelembagaan keuangan masyarakat. Dan kita butuh itu,” ungkap Teten.

Baca lagi  Menteri Teten Masduki Mensosialisasikan Gunakan Masker Kain kepada Pedagang

Sementara itu Direktur Utama LPDB-KUKM Supomo menjelaskan, pihaknya telah sepakat untuk meningkatkan pembiayaan kepada BMT BUS. Namun untuk jumlahnya masih dilakukan analisis keuangan.

“Kami komitmen bersama-sama untuk top-up pembiayaan BMT Bus ini. Kami masih mengkalkulasi berapa kebutuhannya. Kalo hasil analisis usaha LPDB bagus harus diberikan maksimum,” ujarnya.

Sedangkan Ketua Pengurus KSPPS BMT BUS, Abdulah Yasin menjelaskan, koperasi yang didirikan pada 10 Nopember 1996 tersebut kini sudah memiliki 185 cabang di 7 provinsi dengan aset lebih dari Rp 1,2 triliun. Akibat pandemi Covid-19 berdampak penurunan 30 persen.

“Saya sampaikan terimakasih kepada MenkopUKM dan LPDB-KUKM. Relaksasi pembiayaan akan mulai Juli, karena terganggu akibat pandemi covid-19,” kata Abdullah.

Garap Sektor Pertanian dan Kelautan

MenKopUKM berharap BMT BUS mengembangkan UMKM di sektor pertanian dan kelautan. Menurutnya, pertanian dan kelautan masih dikuasai 96 persen UMKM, sehingga memiliki potensi besar untuk digarap secara maksimal.

“Jadi sebelum ke sini, saya bikin analisis. Disini kan daerah pesisir dan daerah pertanian. Pelaku UMKM masuk ke sektor unggulan seperti kelautan. Kenapa unggul, bahan bakunya lengkap, tidak ada impor. Termasuk mengolah hasil pertanian. Sehingga kesejahteraan petani bisa kebantu. Ada nilai value added-nya. Koperasi bisa menjadi opteker produk petani itu,” tambahnya.

Bahkan menurut Teten, di negara-negara maju petani bisa menjadi anggota di tiga koperasi sekaligus, yaitu koperasi pertanian, koperasi simpan pinjam dan koperasi pengolahan.

“Kita harapkan begitu. Makanya seperti di negara-negara maju, petani bisa masuk di tiga anggota koperasi, misalnya koperasi pertaniannya. Untuk membiayai dia jadi anggota simpan pinjamnya. Hasil pertanian ada hasil pengolahannya. Dia ikut di koperasi pengolahan. Jadi petani ini bisa mendapatkan keuntungan di tiga koperasi. Yaitulah konsep dari anggota ke anggota,” tegasnya.

MULIA GINTING

Related posts

Chatib Basri: Ekonomi Indonesia 2021-2022 Harus Segera Lebih Cepat Pulih

adminJ9

Luhut: Resesi di Depan Mata, Namun Bukan Akhir Segalanya

adminJ9

Vaksinasi dan Stimulus Pemerintah Buka Peluang UMKM untuk Rebound

adminJ9