Jurnal9.com
Business

“Koperasi Bisa Jadi Alternatif bagi Industri Perunggasan di Tanah Air”

JAKARTA, jurnal9.com – Ketua Umum Koperasi Pinsar Indonesia, Singgih Januratmoko mengatakan, selama ini peternak unggas yang mandiri, 90 persen merupakan pelaku usaha perunggasan. Mereka sulit menghadapi persaingan dengan konglomerasi peternakan.

“Maka membentuk koperasi mulai dari primer, sekunder dan induk saat ini sudah keharusan jika peternak ingin mandiri maju menjalankan usahanya. Kami berharap koperasi bisa jadi alternatif bagi industri perunggasan tanah air,” ujar Singgih yang juga anggota  komisi VI DPR RI.

Nantinya koperasi-koperasi akan memiliki usaha mulai dari pengadaan bahan baku pakan, pabrik pakan, perbibitan serta pemasaran produk hilir. Untuk saat ini sudah ada sembilan koperasi perunggasan di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.

“Selain menambah jumlah koperasi primer, juga akan membangun koperasi sekunder serta induk koperasi,” tambahnya.

Singgih mengharapkan dukungan pemerintah  terutama untuk menyempurnakan kelembagaan, pelatihan serta akses permodalan.

Menteri Koperasi menyambut baik berdirinya koperasi Pinsar Indonesia dan berharap koperasi Pinsar segera membentuk unit-unit usaha  yang bisa memberikan pendampingan pada UMKM peternak ayam di daerah.

Sementara Nuryanto Dirut PT SUI mengatakan SUI merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang konservasi dan peternakan terpadu ayam asli Indonesia, berdiri pada tahun 2011.

Sebagai program konservasi,  pihaknya sudah melakukan upaya pelestarian sumber daya genetik ayam asli Indonesia antara lain ayam Sentul (Ciamis, Jawa Barat), ayam Pelung (Cianjur, Jawa Barat) dan ayam Kedu (Temanggung, Jawa Tengah) serta pengembangan peluang ayam hitam (Cemani) untuk konsumsi.

Dengan perjalanan panjang dan proses seleksi yang ketat, akhirnya berhasil memproduksi jenis ayam dengan genetik berkualitas.

Pada tahun 2016, PT Sumber Unggas Indonesia berhasil mendapat lisensi Agro Inovasi ayam KUB dan ayam SenSi (Sentul Seleksi) pada tahun 2017 dari Badan Litbang Kementerian Pertanian.

DOC yang dihasilkan dan dinyatakan sudah memenuhi persyaratan, sehingga PT Sumber Unggas Indonesia memperoleh Sertifikat Layak Bibit dari Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Jawa Barat. Pada 2018, PT Sumber Unggas Indonesia juga telah terstandarisasi ISO 9001 (Mutu) dan ISO 22000 (Keamanan Pangan).

Baca lagi  Pelatihan SDM Guna Mendukung Destinasi Super Prioritas

PT Sumber Unggas Indonesia menerapkan standar pembibitan ayam lokal yang baik (Good Breeding Practice) dan biosekuriti yang ketat pada lokasi pembibitan agar terbebas dari berbagai penyakit unggas. Sehingga pada akhir 2017, berhasil mendapatkan sertifikat Kompartemen Bebas Penyakit Flu Burung (Avian Influenza) dari Kementerian Pertanian.

Jumlah induk ayam saat ini sekitar 120.000 ekor yang mampu menghasilkan 600.000 ekor anak ayam per bulan atau 7,5 juta per tahun menjadikan PT Sumber Unggas Indonesia sebagai peternakan ayam kampung terbesar di Indonesia.

Produksi anak ayam (Day Old Chicken) jenis kampung unggulan dengan merk SU 77 PT Sumber Unggas Indonesia telah berhasil terdistribusi hampir di seluruh wilayah Tanah Air yang memenuhi kebutuhan para peternak ayam kampung dari Aceh, Palembang, Lampung, Kalimantan, Sulawesi, NTB, hingga Papua.

Dengan mempertimbangkan kepuasan peternak agar kualitas DOC tetap terjaga baik dengan harga yang lebih terjangkau, maka dibangun unit Hatchery baru di Bali dan  Jambi.

PT Sumber Unggas Indonesia juga memiliki farm komersil untuk budidaya pembesaran Ayam Kampung Asli dengan standar Good Farming Practice di wilayah Bogor dan Sukabumi, diawali dengan kapasitas produksi 160.000 ekor per periode. Pada tahun 2017, kapasitas produksi berhasil ditingkatkan menjadi 300.000- 350.000 ekor per periode atau sekitar 1,4 juta ekor tiap tahun.

Sarana Rumah Pemotongan Hewan Unggas PT Sumber Unggas Indonesia berkapasitas 3.000 ekor per hari, sudah tersertifikasi Halal MUI, dan pada 2019 berhasil meraih sertifikat Nomor Kontrol Veteriner (NKV) RPU-3201240-028 yang dikeluarkan Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Jawa Barat.

Prinsip pokok konsep rantai dingin (cold chain) from farm to table menjadi bagian penting dan tak terpisahkan dari produksi karkas ayam kampung asli ini. Dilengkapi armada mobil berpendingin, siap mendistribusikan produk karkas berkualitas tinggi dan memenuhi persyaratan ASUH (Aman Sehat Utuh dan Halal) sampai ke pelanggan.

MULIA GINTING

Related posts

KemenKopUKM Kembangkan Inkubasi Usaha Terintegrasi

adminJ9

MenkopUKM Apresiasi Marketplace Pertanian yang Lepas Ekspor Produk ke UEA

adminJ9

MenkopUKM: Pemikiran Bung Hatta Memberi Wawasan Idealnya Membangun Koperasi

adminJ9