Dorce Gamalama
JAKARTA, jurnal9.com – Semasa hidupnya Dorce Gamalama sudah memberi wasiat kepada keluarganya jika meninggal dunia, dirinya minta dikuburkan tetap sebagai perempuan.
Hal itu juga diungkapkan Dorce pada tayangan YouTube Denny Sumargo Januari 2022 lalu, Dalam video itu Dorce berharap bisa dishalatkan sebagai perempuan saat meninggal dunia.
“Saya perempuan. Saya punya kelamin perempuan. Ya mandikan saya dengan pakaian perempuan,” ujar Dorce.
Namun kabar permintaan Dorce itu mendapat respon dari sejumlah ulama. Seperti disampaikan Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH Cholil Nafis, “Meski Dorce sudah melakukan operasi kelamin menjadi perempuan, tapi jika asalnya jenis kelamin laki-laki, maka jenazah transgender nya harus sesuai jenis kelamin awal sebagai laki-laki,” ungkapnya.
“Dalam agama Islam tidak diakui, sehingga hukumnya [jenazah] tetap dishalatkan harus sesuai jenis kelamin asalnya,” tegasnya.
Keluarga sepakat laki-laki
“Sesuai hasil musyawarah bersama pihak keluarga, semuanya sudah sepakat jika jenazah Dorce dishalatkan sebagai laki-laki. [Bukan sebagai perempuan],” kata ustadz Anan Muhajirin yang bertindak sebagai imam shalat jenazah di Masjid Al Hayyu, Lubang Buaya, Jakarta Timur, Rabu (16/2/2022) sekitar pukul 14.00 WIB.
“Hasil musyawarah, saya pakai laki-laki. Semuanya [jenazah] dishalatkan dengan cara laki-laki,” kata Anan Muhajir menegaskan lagi kepada media.
Usai dishalatkan, jenazah Dorce langsung dibawa menuju ke TPU Bantar Jati, Cipayung, Jakarta Timur untuk dimakamkan.
Dorce Gamalama lahir dengan nama asli Dedi Yuliardi di Solok, Sumatra Barat, pada 21 Juli 1963. Ibunya bernama Dalifah, seorang pedagang beras berdarah Minang, sedangkan ayahnya bernama Achmad, seniman sekaligus tentara berdarah Arab-Binjai.
Puluhan warga ikut menshalatkan jenazah Dorce dari dalam masjid, sedangkan jenazah Dorce tetap berada di dalam mobil ambulans. Tidak boleh dikeluarkan dari ambulans, karena harus mengikuti protokol covid-19.
RAFIKI ANUGERAHA M I ARIEF RAHMAN MEDIA