Vaksin Sinovac
JAKARTA, jurnal9.com – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyatakan bahwa vaksin virus corona Sinovac dari China memenuhi syarat untuk mendapatkan label halal.
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Penny K Lukito, menuturkan vaksin virus corona Sinovac sudah masuk dalam memenuhi asek [rasa,serat] obat dan sudah memenuhi syarat untuk mendapatkan label halal.
“Alhamdulillah, dari aspek mutu dari hasil yang didapatkan inspeksi BPOM, Biofarma dan Majelis Ulama Indonesia (MUI), aspek halalnya bisa dikatakan sudah memenuhi, sudah sesuai aspek obat yang baik,” kata Penny seperti dikutip Antara (27/11).
Penny menuturkan aspek kehalalan vaksin telah diperiksa MUI. Sementara itu, Majelis Ulama Indonesia sedang dalam proses membahas soal fatwa vaksin covid-19 dalam Musyawarah Nasional MUI yang kini sedang berlangsung (25-27 November).
Penny mengungkapkan BPOM selalu memantau perkembangan uji coba vaksin Sinovac yang memasuki uji klinis fase III di Bandung. BPOM juga mengumpulkan data uji klinis Sinovac yang bisa dipadukan dengan data dari negara lain, seperti Brazil.
Vaksin virus corona dibuat kolaborasi pengembangan Bio Farma dengan Sinovac China, dan saat ini sudah mulai memasuki masa monitoring.
Berdasarkan data per 6 November 2020 ada 1.620 relawan sudah mendapatkan suntikan pertama, 1.603, dan mendapatkan suntikan kedua 1.335 yang kini masuk dalam tahap monitoring, baik untuk immunogenicity, efikasi (khasiat) maupun keamanannya.
Sejauh ini belum ada laporan mengenai Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang serius atau Serious Adverse Event (SAE) atau kejadian serius yang tidak diinginkan dari para relawan yang diduga berhubungan dengan vaksin atau kegiatan vaksinasi tersebut.
Setiap relawan yang sudah mendapatkan suntikan pertama dan kedua ini, hingga uji klinis selesai akan terus diawasi dan dimonitor oleh tim uji klinis, sehingga apapun kejadian yang menimpa relawan pasti terawasi.
Dia mengatakan BPOM belum mengambil kesimpulan, sehingga memberikan Otorisasi Penggunaan Darurat (EUA) bagi vaksin covid-19, meski sudah mendapatkan data aspek keamanan, khasiat dan mutu vaksin. Namun perlu keseksamaan lebih lanjut untuk memberi EUA bagi Sinovac.
BPOM, kata dia, akan terus memantau perkembangan uji klinis vaksin Sinovac dalam tiga bulan ke depan.
“Aspek keamanan akan terus kita pantau selama tiga bulan, nanti enam bulan penuh ke depan. Kita butuh vaksin yang tidak hanya bermutu dan aman, tapi juga efektif, memiliki khasiat yang baik,” katanya.
BPOM telah mengumpulkan data soal bagaimana vaksin Sinovac dapat memunculkan antibodi ke tubuh manusia sehingga seseorang dapat kebal terhadap penularan virus corona ini.
RAFIKI ANUGERAHA M I ARIEF RAHMAN MEDIA