Situasi terkini di Suriah usai pertempuran antara pemberontak dengan rezim Bashar Al Assad
WASHINTON DC, jurnal9.com – Amerika Serikat (AS) dan Israel terkejut melihat pemberontak Suriah berhasil menggulingkan rezim Bashar Al Assad pada Minggu (8/12/2024) lalu hanya dalam waktu 11 hari pertempuran.
AS tidak menyangka kelompok pemberontak Suriah bisa menjatuhkan rezim Assad setelah mereka berhasil merebut Kota Aleppo. Kemudian memperluas pertempuran itu sejak akhir November lalu.
“Saya melihat apa yang terjadi di Suriah mengejutkan AS. Banyak dari para analis dan pengamat Suriah, bertanya-tanya apa yang terjadi selanjutnya,” ungkap Qutaiba Idlbi, seorang peneliti senior di Atlantic Council, Washington DC dikutip dari Al Jazeera.
“Saya kira pertempuran di Suriah itu berjalan terlalu cepat, sehingga mereka tidak dapat mengejarnya dalam situasi yang tidak menentukan ini,” lanjutnya.
Begitu pun Intelijen Israel tidak menyangka pemberontak Suriah bisa menggulingkan dalam waktu singkat terhadap rezim Assad yang sudah berkuasa 50 tahun itu.
Israel sendiri khawatir dengan keberhasilan kelompok pemberontak Suriah ini bisa menggulingkan Assad. “Israel khawatir kelompok pemberontak di Suriah ini bakal melakukan tindakan yang lebih parah di kemudian hari,” ujarnya.
Usai digulingkan pemberontak Suriah, Assad melarikan diri ke Rusia. Ia terbang ke Moskow untuk meminta suaka politik kepada Presiden Vladimir Putin.
Putin sudah memberikan suaka politik kepada Assad. Suaka ini diberikan sebagai bentuk solidaritas mereka terhadap Suriah yang sudah terjalin sejak lama.
AS mencari Austin Tice
Pemerintah AS kini melakukan komunikasi dengan orang-orang di Suriah. Mencari informasi tentang Austin Tice, seorang wartawan Amerika yang ditangkap12 tahun lalu di Suriah.
“Prioritas kami untuk menemukan Austin Tice, di mana lokasi penjara dia ditahan. Kami akan membawanya pulang ke keluarganya dengan selamat,” kata Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sulliva dikutip dari Reuters Senin (9/12/2024).
“Kami berbicara melalui Turki dan orang-orang di Suriah untuk bisa membantu kami membawa Austin Tice pulang ke AS,” lanjutnya.
Tice, seorang wartawan yang pernah bertugas sebagai Marinir AS. Dia berusia 31 tahun ketika diculik di Damaskus pada Agustus 2012 lalu. Suriah sendiri membantah dia ditahan.
Perang saudara di Suriah ini sudah berjalan 13 tahun. Dan enam dekade pemerintahan otokratis menguasainya.
Presiden Joe Biden mengatakan kepada wartawan Reuters pada Minggu, (8/12/2024), pemerintah AS yakin Tice masih hidup.
“Kami yakin dia masih hidup. Kami pikir kami bisa membawanya kembali ke AS, tetapi kami belum memiliki bukti mengenai hal itu. Assad harus bertanggung jawab,” ungkap Biden.
“Kami terus mengidentifikasi keberadaan Tice di mana ditahan,” tegasnya.
Ibu Tice, Debra Tice, pada Jumat pekan lalu di Gedung Putih dia mengatakan kepada wartawan di National Press Club, kalau dia yakin putranya masih hidup.
ARIEF RAHMAN MEDIA