Jurnal9.com
BusinessHeadline

PT Suparma Tbk (SPMA) Tingkatkan Kinerja Penjualan Tahun 2024

Direksi PT Suparma Tbk (SPMA) seusai paparan publik

SURABAYA, jurnal9.com – Meskipun harga jual rata-rata kertas produksi PT Suparma Tbk (SPMA) selama sembilan bulan sampai 30 September 2024 ini mengalami penurunan 3,5%, namun kuantitas penjualan kertas meningkat 7.300 MT (metric ton) atau 4,6% menjadi 164.295 MT.

“Hal ini menyebabkan penjualan bersih kertas selama sembilan bulan pada 30 September 2024 masih mengalami sedikit peningkatan sebesar Rp 19,3 miliar atau 1,0% menjadi Rp 1.961,5 miliar,” kata Hendro Luhur, Direktur PT Suparma Tbk dalam paparan publik di Surabaya, Senin (25/11/2024).

Dan perseroan mencatat laba periode berjalan selama sembilan bulan itu, lanjut Luhur, mengalami penurunan sebesar Rp 28,9 miliar atau 20,1% menjadi Rp 114,9 miliar. “Ini terutama disebabkan meningkatnya beban pokok penjualan sebesar Rp 46,2 miliar, sehingga menyebabkan penurunan laba kotor menjadi 16,3% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 18,2%,” kata Hendro menjelaskan.

“Peningkatan beban pokok penjualan itu disebabkan oleh naiknya pemakaian bahan baku, terutama meningkatnya kuantitas pemakaian bahan baku kertas sekitar 29%,” ia menambahkan.

Hendro menjelaskan penjualan bersih perseroan selama sembilan bulan sampai 30 September 2024 mengalami sedikit kenaikan sebesar 0,5% dibandingkan penjualan bersih pada periode yang sama pada tahun 2023.

“Kenaikan penjualan bersih itu disebabkan kenaikan kuantitas produk kertas sebesar 4,6%. Pencapaian ini setara dengan 72,7% dari target penjualan bersih perseroan sebesar Rp 2.700 miliar,” ujarnya.

Adapun untuk pencapaian penjualan bersih selama sepuluh bulan sampai 31 Oktober 2024, lanjut dia, adalah sebesar Rp 2.202 miliar, pencapaian ini setara dengan 81,6% dari target penjualan tahun 2024.

“Diharapkan dalam sisa waktu dua bulan November-Desember 2024 ini target nilai penjualan bersih sebesar Rp 2.700 miliar itu bisa diraih,” ia menegaskan lagi.

Kuantitas penjualan kertas, kata Hendro, perseroan mengalami peningkatan 4,6%, dari semula sebesar 156.995 MT menjadi 164.295 MT. Pencapaian ini setara dengan 73,1% dari target kuantitas penjualan perseroan sebesar 223.900 MT.

Adapun pencapaian kuantitas penjualan kertas selama sepuluh bulan sampai 31 Oktober 2024, lanjut dia, adalah sebesar 184.766 MT atau setara dengan 82,2% dari target kuantitas penjualan kertas tahun 2024.

“Hasil produksi kertas perseroan relatif tidak mengalami perubahan dari semula sebesar 163.248 MT menjadi 163.577 MT atau setara dengan 72,8% dari target produksi kertas tahun 2024 sebesar 224.700 MT. Sesuai dengan target tingkat utilisasi sebesar 73,5%. Pencapaian ini relatif sama dengan tahun lalu,” jelas Hendro.

“Realisasi sesuai target, penjualan bersih yang sudah kita capai Rp 1,962 miliar, adapun target sampai akhir 2024 ini sebesar Rp 2,7 triliun. Pencapaiannya sampai September 2024 72,7%. Laba kotor sampai September 2024 sebesar 74,1%. Laba usaha sampai September 2024 sebesar 72,2%,” ungkapnya.

Baca lagi  KemenKopUKM Dorong UMKM Masuk Sektor Formal Agar Bisa Kontribusi Ekspor

Adapun pencapaian produksi kertas selama sepuluh bulan sampai 31 Oktober 2024, kata dia, adalah sebesar 184.240 MT atau setara dengan 82,0% dari target produksi kertas tahun 2024.

Hendro juga memaparkan jumlah aset pada 30 September 2024 mengalami sedikit kenaikan Rp 26,5 miliar menjadi Rp 3.330,4 miliar, atau meningkat 0,8%, terutama disebabkan naiknya persediaan sebesar Rp 149,6 miliar, atau meningkat 18,1%.

“Kenaikan pada persediaan itu terjadi karena kenaikan bahan baku dan pembantu sebesar Rp 72 miliar, dan barang dalam perjalanan sebesar Rp 55,6 miliar,” jelasnya.

Liabilitas pada 30 September 2024 menurun sebesar Rp 50,5 miliar menjadi Rp 934 miliar, atau menurun 5,1%, karena adanya penurunan liabilitas jangka panjang yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun – bank sebesar Rp 145,1 miliar atau turun 47,9%.

Ekuitas pada 30 September 2024 mengalami peningkatan sebesar Rp 77 miliar menjadi Rp 2.396,4 miliar atau meningkat 3,3% yang terutama disebabkan adanya peningkatan saldo laba belum dicadangkan sebesar Rp 57 miliar atau 5,8%.

Menambah paper machine

Hendro mengatakan perseroan juga akan melakukan investasi sebesar US$ 23 juta untuk penambahan mesin steam boiler baru sebagai upaya untuk menambah kapasitas produksi sebesar 27.000 MT.

“Perseroan tahun 2024 ini akan membeli paper machine (PM) no 11. PM 11 hampir sama dengan PM no 10 yang dimiliki sebelumnya, yaitu jenis steam boiler yang memiliki banyak keunggulan. Lebih ramah lingkungan, karena didukung dengan spesifikasi penggunaan bahan batu bara sebesar 25 persen. Atau sekitar 60 persen lebih rendah dibandingkan steam boiler yang sudah ada,” ujarnya.

Dia menyebutkan untuk pendanaan PM no 11 ini yang menelan investasi sebesar US$ 23 juta, memang berbeda dengan PM yang sebelumnya yang hanya US$ 10 juta. Karena itu untuk pendanaannya sebesar 22% dari kas internal (self financing), Sedangkan sebesar 78% dananya dari kredit bank.

“Dan sudah ada beberapa bank yang menyatakan bersedia untuk investasi ini. Jadi dana untuk pembelian PM no 11 ini sudah tidak ada masalah,” tegas Hendro.

“Perseroan melihat prospek produk tisu ini masih menjanjikan untuk memenuhi kebutuhan pasar di Indonesia. Berdasarkan data tingkat konsumsi masyarakat Indonesia dalam penggunaan tisu ini masih rendah, baru 5 persen setiap orang per tahunnya,” ujar dia optimis.

AMRULLAH  I  ARIEF RAHMAN MEDIA     

 

Related posts

MenkopUKM: Harus Ada Integrasi Pembiayaan, Produksi, dan Pemasaran melalui Koperasi

adminJ9

Indonesia Hindari Resesi dengan Perkuat Konsumsi Pemerintah dan Konsumsi Masyarakat

adminJ9

Haji Tahun 2021 Dibatalkan Pemerintah, IPHI: “Jangan Ada Dusta di Antara Kita”

adminJ9

Leave a Comment