Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki sedang berdialog dengan Direktur Utama Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS) Fastabiq Khoiru Ummah, Muhammad Ridwan, di Pati, Jawa Tengah, pada Sabtu (4/7).
PATI, jurnal9.com – Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mendorong Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS) Fastabiq Khoiro Ummah di Pati, Jawa Tengah untuk “naik kelas” menjadi koperasi berskala nasional.
“Saya bersilaturahmi dengan pak Ridwan karena saya tahu KSPPS Fastabiq Khoiro Ummah salah satu koperasi berprestasi. Saya sudah mendapatkan paparan yang detail luar biasa,” tegas MenkopUKM Teten Masduki usai berdialog dengan pimpinan KSPPS Fastabiq Khoiro Ummah di Pati, Jawa Tengah, Sabtu (4/7).
Dalam silaturahmi tersebut MenkopUKM ditemani Dirut LPDB-KUMKM Supomo, Deputi SDM Arif Rahman Hakim, Staf khusus Riza Damanik, Kadis koperasi Jateng Ema Rahmawati, dan Dirut KSPPS Fastabiq Khoiro Ummah Muhammad Ridwan.
MenKopUKM mengatakan, KSPPS Fastabiq Khoiro Ummah merupakan koperasi modern yang telah mengembangkan sistem pembiayaan syariah. Pemerintah, kata Teten, membutuhkan koperasi seperti ini untuk bisa menjadi koperasi besar. Bahkan KemenKopUKM memiliki gagasan mengembangkan koperasi ini untuk memiliki jaringan pembiayaan UMKM, khususnya bagi anggota koperasi.
“Jadi ini koperasi simpan pinjam yang sudah modern dalam mengembangkan sistem pembiayaan. Sudah saatnya naik kelas, karena kita butuh koperasi ini tumbuh besar. Kami punya gagasan menggunakan pembiayaan syariah menjadi jaringan untuk penyaluran pembiayaan UMKM yang efektif dan ramah bagi anggota koperasi,” katanya.
Menurut Teten, meskipun KSPPS Fastabiq Khoiro Ummah belum menjadi mitra LPDB-KUMKM, namun pihaknya menawarkan kerjasama untuk membesarkan koperasi ini lebih berprestasi.
“Kebetulan belum menjadi mitra LPDB, tadi kita tawarkan ayo kita sama sama besarkan. Ini potensial untuk menjadi tumbuh dan besar,” ujarnya.
Teten mencontohkan, Rabo Bank awalnya adalah koperasi, kemudian koperasi susu Fontera di New Zealand, yang kini sudah tumbuh dan berkembang pesat. Ia berharap koperasi yang sudah besar akan dimaksimalkan agar penyerapan tenaga kerja lebih banyak dan bisa ikut mengembangkan usaha kecil naik kelas.
“Di luar negeri koperasi besar-besar, Rabo Bank itu didirikan oleh koperasi. Koperasi produksi seperti Fontera di New Zealand, koperasi susu dan banyak lagi. Koperasi itu tumbuh berkembang dan bergabung menjadi besar,” jelasnya.
“Seharusnya kita jangan terlalu banyak koperasi. Dalam skala kecil sulit. Sekarang harus memperbesar koperasi yang ada agar bisa menyerap tenaga kerja lebih banyak, serta bisa ikut mengembangkan usaha kecil yang baru tumbuh,” tegas Teten.
Jika hal itu terwujud di setiap wilayah di Indonesia, maka pemerintah mudah melakukan pemberdayaan ekonomi rakyat, menyalurkan pembiayaan serta ekonomi rakyat akan tumbuh.
“Kalau di setiap daerah ada koperasi besar, maka ringan bagi pemerintah melakukan pemberdayaan ekonomi rakyat, menyalurkan pembiayaan dan menjadi kekuatan ekonomi rakyat,” papar Menkop.
Sementara itu, Direktur Utama KSPPS Fastabiq Khoiro Ummah, Muhammad Ridwan menjelaskan, pihaknya siap naik kelas dari tingkat provinsi ke level nasional.
“Saya izin pak menteri, sekarang tingkat provinsi, mau naik kelas ke tingkat nasional,” kata Ridwan.
Menurutnya, KSPPS Fastabiq Khoiro Ummah akan terus mengedukasi anggotanya agar tetap eksis dalam kondisi apa pun. Selain itu akan memperluas layanan dari yang sebelumnya hanya di Jawa Tengah, berkembang ke Jawa Timur dan provinsi lainnya.
“Target kedua seperti saran pak menteri, kita harus meluaskan layanan. Tidak hanya Jateng saja, tetapi sekarang sudah merambah Jawa Timur. Syarat naik kelas harus itu,” ujarnya.
Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS) Fastabiq Khoiro Ummah yang berada di Jl. Raya Pati-Tayu KM.3 Tambaharjo, Pati, Jawa Tengah ini dinobatkan sebagai koperasi berprestasi 2019, dengan standar ISO 9001-2008 manajemen mutu. Koperasi ini memiliki anggota lebih dari 26 ribu orang. Bahkan asetnya kini mencapai Rp 347 miliar yang semuanya dimiliki oleh anggota.
MULIA GINTING