Jurnal9.com
Business

Kemenperin Sebut Indonesia Dapat Menekan Impor Baja Turun 34 Persen pada 2020 lalu

JAKARTA, jurnal9.com – Direktur Jenderal Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika Kementerian Perindustrian, Taufik Bawazier menyebutkan bahwa industri baja nasional pada 2020 berhasil menekan impor baja hingga 34 persen dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

“Pada 2020 kita berhasil menekan impor sebesar 34 persen. Padahal sebelumnya pada 2019, 2018, dan 2017 kita masih sering dibanjiri impor. Ini karena kami mengatur supply demand secara smart, terstruktur dan sesuai dengan kapasitas industri nasional,” kata Taufik dalam acara gathering secara virtual di Jakarta, Rabu (3/2).

Disebutkan, pada 2020 impor baja untuk jenis slab, billet, bloom mencapai 3.461.935 ton. Ini lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 4.664.159 ton.

Penurunan impor, menurut Taufik, juga terjadi pada jenis baja Hot Rolled Coil per Plate (HRC/P) yang pada 2020 menjadi 1.186.161 ton dari 1.649.937 ton. Sementara impor untuk jenis Cold Rolled Coil per Sheet (CRC/S) turun menjadi 591.638 ton dibandingkan tahun sebelumnya yakni 918.025 ton.

Terakhir untuk jenis baja lapis, impornya turun menjadi 1.016.049 pada 2020 dari 1.276.605 ton di tahun sebelumnya.

Kapasitas produksi bahan baku baja nasional, seperti slab, billet, bloom, sebesar 13.098.000 ton dengan perkiraan produksi tahun 2020 sebesar 11.576.546 ton atau meningkat 30,25 persen dibandingkan 2019 yang kapasitas produksinya 8.888.000 ton.

“Utilisasi pada 2020 juga meningkat menjadi 88,38 persen dari 2019 yang utilisasinya 67,86 persen,” jelas Taufik.

Menurut dia, selama pandemi 2020 hampir banyak negara mengalami penurunan produksi baja. Kecuali China justru produksinya meningkat 5,2 persen, Turki juga meningkat 6 persen, Iran meningkat 13 persen, dan Indonesia meningkat hingga 30,25 persen dibandingkan pada 2019.

“Industri baja itu indikator ekonomi. Kalau industri bajanya tumbuh, tentunya ekonomi kita bisa terbangun dengan kuat. Dan yang penting adalah, kita harus mengoptimalkan produk-produk dalam negeri,” tutur Taufik.

Baca lagi  Pada 2021, KemenkopUKM Siapkan Sejumlah Stimulus untuk UMKM

ARIEF RAHMAN MEDIA

Related posts

Diperkirakan 50 persen UMKM Gulung Tikar Terdampak Pandemi Covid-19

adminJ9

Mentan Membantah, Tapi Jokowi Mengakui Teken MoU Impor Beras dari Thailand dan Vietnam

adminJ9

Susu Segar Produk KPBS Pengalengan Tetap Bertahan Hadapi Pandemi

adminJ9

Leave a Comment