Jurnal9.com
Headline LifeStyle

Ini Cara Hilangkan dari Kecanduan Medsos: Hindari Gangguan Mental

Ilustrasi orang yang kecanduan medsos; pusing, cemas, stres

JAKARTA, jurnal9.com – Orang yang kecanduan media sosial (medsos) itu sama seperti orang kecanduan merokok. Sulit menghilangkan untuk bisa berhenti merokok. Meski tahu risikonya sangat buruk untuk kesehatan. Begitu pun orang kecanduan medsos yang berisiko pada gangguan kesehatan mental, tapi sulit untuk menghentikan kebiasaan bermedsos.

Psikiater dr Suzy Yusna Dewi, SpKJ(K), menyebutnya orang-orang yang sudah di luar kontrol dalam menggunakan medsos akan berdampak pada kondisi Fear of Missing Out (FOMO).

“Pengguna medsos yang sudah di luar kontrol ini yang dapat mengganggu mentalnya. Padahal orang ini waktunya sedang bekerja, tapi karena kecanduan medsos. Keinginan hatinya tak bisa dibendung untuk melakukan chatting,” ujarnya.

“Rasanya seperti nggak enak kalau tidak chatting. Pusing. Cemas. Dan stress. Perilaku ini yang perlu diwaspadai karena sudah kecanduan medsos. Orang ini sudah terganggu kesehatan mentalnya,” ungkap dia.

Seorang psikolog klinis, Anna Surti Ariani M.Psi juga memberikan pendapatnya. “Jika seseorang merasa gelisah atau tidak enak, kalau tidak mengecek chat atau foto-foto yang diunggahnya di facabook atau Instagram, orang ini sudah terganggu kesehatan mentalnya,” ungkap dia.

Studi yang dipublikasikan dalam International Journal of Mental Health and Addiction telah menganalisis pengaruh media sosial terhadap kesehatan mental seseorang. Hasilnya ada sekitar 9 persen; orang yang sering menggunakan media sosial bisa menyebabkan depresi.

Efek buruk perilaku dari orang yang kecanduan medsos ini, kata dia, ada sebagian sampai menarik diri dari pergaulan orang yang bukan yang disenangi.

“Jadi, mereka lebih perhatian pada orang-orang yang sama kelompok mainnya di medsos . Kalau tidak sejalan dengan pikirannya yang sama-sama suka chat di medsos, dia menarik diri dari pergaulan yang bukan kelompoknya. Ini efek buruk psikologis pengguna medsos yang sudah kecanduan. Karena sudah tak bisa kontrol dirinya,” ungkap dr Suzy.

“Orang yang kecanduan media sosial, meski dirinya tetap bersosialisasi lewat internet, tetapi kalau tidak bergaul di dunia nyata, maka orang tersebut tidak bisa dibilang sehat,” tegasnya.

Ini tanda-tanda dan gejala orang yang sudah terganggu mentalnya karena kecanduan medsos:

  • Bangun tidur, langsung cek chat di handphone-nya.
  • Di luar kontrol, selalu melakukan chat, percakapan dalam waktu selalu online sampai di luar jam normal kerja.
  • Perilakunya tidak normal, tak menyenangi orang yang bukan kelompoknya.
  • Mereka lebih suka bergaul dengan kelompok sama-sama suka chat di medsos.
  • Setiap beberapa menit, selalu buka handphone ngecek chat, kalau tak melakukan chatting/percakapan merasa cemas.
  • Waktunya banyak digunakan untuk chat/percakapan, tak memprioritaskan waktu untuk pekerjaannya.
Baca lagi  Jangan Remehkan Keringat Dingin, Bisa Tanda Stres, Penyakit Serangan Jantung

Untuk mengurangi ketergantungan karena kecanduan pada medsos bisa dilakukan dengan cara-cara seperti berikut ini: 

  1. Fokus pada pekerjaan
  2. Matikan notifikasi handphone di waktu kerja
  3. Banyak membaca buku atau internet dengan fokus pada ilmu pengetahuan.
  4. Mengubah filososofi hidupnya dengan selalu menambah ilmu pengetahuan.
  5. Perbanyak melakukan sosialisasi dengan orang-orang di sekelilingmu.
  6. Hapus akun dan isi chat yang tak perlu, sehingga tak mengganggu konsentrasi pikiran.
  7. Bersihkan daftar ‘friends and follow’.
  8. Facebook yang bersifat terbuka; privacy atau data pribadi, dihilangkan. Gunakan media ini untuk kepentingan bisnis, pekerjaan [jika terkait dengan perusahaan].
  9. Mencari kegiatan lain, seperti mendengarkan musik, atau berolahraga sesuai yang disenangi.
  10. Batasi penggunaan medsos, dan gunakan secara bijak.

Tiga pertanyaan yang harus dijawab

Marie Potter, Marketing Director for Professional Organizers di Kanada, mengatakan langkah untuk menghentikan kecanduan pada media sosial adalah dengan mengkonsolidasi perangkat dan menghapus platform yang tidak penting untuk digunakan.

“Orang-orang kadang memiliki perasaan tidak ingin ketinggalan, dan mereka masih berpikir perlu koneksi yang pada suatu saat mungkin dibutuhkan,” ujarnya.

Menurut Marie Potter, tidak ada salahnya memeriksa daftar kontak media sosialmu dan menekan tombol hapus. Namun, sebelum menghapus, tanyakan pada dirinya sendiri dengan tiga pertanyaan berikut ini:

  1. Apakah kamu mengenal mereka dalam kehidupan nyata?
  2. Apakah mereka menambah nilai positif dalam hidupmu?
  3. Apakah mereka bisa menjadi pemicu masalah?

Jika jawaban untuk pertanyaan pertama dan kedua “Tidak”, dan “Iya” untuk pertanyaan ketiga, maka jangan ragu untuk menekan tombol “hapus” atau “unfollow”.

Hal ini bisa membantu membuat perbedaan pada kesehatan mental dan kebahagiaan hidupmu dalam jangka panjang.

Sementara itu dokter jiwa dari universitas Katolik Atma Jaya Jakarta Dr dr Irmansyah, SpKJ(K) menyebut dengan mengurangi ketergantungan pada media sosial, seseorang akan memiliki sikap lebih tegas dan jelas.

“Memang beberapa orang yang punya ketergantungan tinggi pada sosial media, tentu ini akan menjadi masalah dalam jiwanya. Bisa ‘down’. Mereka seperti kehilangan sesuatu,” ujarnya.

“Seseorang rentan mengalami kecanduan medsos jika penggunaannya tak kenal waktu (terutama yang kecanduan facebook). Kecanduan medsos membuat seseorang mengabaikan kehidupan pribadi. Mereka, hatinya lebih terpengaruh lebih mementingkan teman kelompoknya [di Facebook] daripada kehidupan pribadinya. Ini yang bikin mereka cemas dan stres saat mereka menghadapi masalah dengan temannya,” ungkap Irmansyah.

ARIEF RAHMAN MEDIA 

Related posts

Kampanye Trump yang Kontroversi Sebut Covid-19 Bisa Diatasi Tanpa Vaksin

adminJ9

Sambo Minta Putri Bikin Laporan Palsu: Brigadir J Lakukan Pelecehan Seksual

adminJ9

Ulama Xinjiang Tepis Isu Diskriminasi Warga Muslim Minoritas Suku Uighur

adminJ9