Ilustrasi seorang karyawan yang bekerja di kantor terapkan prokes secara ketat
JAKARTA, jurnal9.com – Menteri Keuangan Sri Mulayani Indrawati mengatakan pandemi covid-19 di Indonesia tidak akan bisa hilang. Tetapi akan berubah menjadi endemi pada tahun 2022 mendatang. Status pandemi ke endemi ini ditetapkan berdasarkan suatu penyakit yang menyebar, bukan karena tingkat keparahan penyakitnya.
Dalam perubahan dari pandemi ke endemi ini, Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Daeng M Faqih meminta pemerintah harus terus mengkampanyekan dan mengedukasi masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat.
Termasuk pemerintah juga harus melakukan percepatan vaksinasi hingga lebih dari 70 persen kepada masyarakat di seluruh Indonesia. “Jadi dengan memperkuat testing dan contact tracking kepada masyarakat, dan menjaga ketat pintu masuk dari darat, laut, dan udara untuk pendatang mancanegara,” kata dia
Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Agus Suprapto juga meminta peranan dokter untuk melakukan komunikasi kepada masyarakat dalam rangka transisi dari pandemi menuju endemi ini.
“Para dokter sudah paham betul dengan pola cara pencegahannya karena sudah tertanam di dalam dirinya saat melayani masyarakat yang sakit,” ujar Agus pada acara Lunch Talk yang digelar secara daring, dikutip dari siaran pers, Senin (25/10/2021).
Agus mengatakan selama dalam transisi pandemi ke endemi ini para dokter diminta perannya untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat agar menyadarkan mereka akan hidup berdampingan dengan covid-19.
“Tapi tantangan yang dihadapi para dokter dalam menyosialisasikan protokol kesehatan kepada masyarakat itu kadang berbenturan dengan nilai budaya dan keyakinan yang dianut masing-masing masyarakat,” kata dia.
Karena itu pemerintah berupaya melakukan pendekatan dengan menggandeng para tokoh agama dan tokoh adat di daerah setempat dalam membantu sosialisasi terapkan prokes secara ketat selama transisi dari pandemi ke endemi.
“Kami berharap tenaga kesehatan menjadi panutan untuk berperilaku hidup sehat. Pemerintah ikut membantu para dokter dalam melakukan penanganan pandemi melalui tiga program yang dijalankan saat ini,” tegas Agus.
Ketiga program tersebut, pertama penanganan covid-19 yang saat ini mengarah kepada endemi, kedua, penanganan dampak sosial dengan mempertahankan masyarakat supaya tidak kehilangan pekerjaan, dan ketiga, penanganan di bidang ekonomi untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat sehari-hari.
Infeksi 100 tahun lalu
Melihat kejadian infeksi virus dalam sejarah 100 tahun yang lalu, ternyata Flu Spanyol menginfeksi sepertiga populasi dunia. Ancaman flu itu mematikan. Ini terjadi hanya dalam waktu tiga tahun. Padahal waktu itu perawatan medis modern belum ditemukan dan manusia belum memahami apa itu virus.
Kemudian di Indonesia, terjadi flu babi menyerang dan menginfeksi masyarakat pada April 2009. Dan berbeda dari jenis virus influenza yang pernah terjadi yang telah menyebar pada tingkat pandemi. Sekitar 10 persen populasi dunia tertular virus tersebut.
Sekitar enam bulan setelah pandemi, ketersediaan vaksin mulai ada. Sehingga pada tahun berikutnya, flu babi telah menjadi virus flu musiman dan beredar di masyarakat. Tetapi penyebarannya tidak seperti pada saat berstatus pandemi.
“Cukup banyak populasi yang memiliki kekebalan terhadap virus. Karena (saat itu) sudah ada vaksin yang membuat kekebalan pada orang-orang sudah terkena virus,” kata ahli virus Kirsty Short dari University of Queensland yang dikutip ABC News, Minggu (22/8/2021).
Artinya, jika seseorang itu terinfeksi, mereka cenderung tidak menularkan. Atau mereka yang sudah terlebih dulu tertular pun, cenderung tidak parah.
Namun Short mengingatkan, virusnya tidak hilang. Sehingga pada tahun berikutnya, yakni 2010, virus itu masih ada. Hanya saja, kekebalan yang sudah ada sebelumnya cukup untuk menangkal virus (2009) sehingga itu tidak jadi pandemi.
Lalu kapan covid-19 bisa menjadi endemi dalam waktu dekat? Menurut epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman, memperkirakan covid-19 belum menjadi endemi dalam waktu dekat.
Alasannya, status pandemi covid-19 baru akan dicabut oleh WHO tahun 2022. Itu pun baru kemungkinan. “Pandemi ini baru akan berakhir paling cepat pertengahan tahun 2022 atau akhir tahun depan status pandeminya.
Tapi setelah itu akan jadi epidemi dulu, karena ada beberapa negara masih mengalami masa krisis,” kata Dicky.
RAFIKA ANUGERAHA M I ARIEF RAHMAN MEDIA