Menteri Koperasi & UKM Teten Masduki bersama Habib Abu Bakar Alatas, Ketua DPW Rabithah Alawiyah Jawa Tengah dan DIY di Pekalongan, Jawa Tengah, Sabtu (8/8)
PEKALONGAN, jurnal9.com – Koperasi pondok pesantren (Ponpes) memiliki kekuatan ekonomi, seperti yang dijalankan Rabithah Alawiyah ini telah memajukan perekonomian santri di Jawa tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Kementerian Koperasi dan UKM memperkuat Koperasi Rabithah Alawiyah Jawa Tengah melalui sinergi program pelatihan kewirausahaan pondok pesantren.
“Saya sangat mengapresiasi dan mendukung pelatihan ini,” ujar Habib Abu Bakar Alatas, Ketua DPW Rabithah Alawiyah Jawa Tengah dan DIY pada pelatihan Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah dengan tema ‘KUMKM Eksis dan Mampu Beradaptasi Pada Masa Pandemi dan New Normal Covid-19’, di Pekalongan, akhir pekan lalu.
Menurut dia, jika dilihat dari data statistik santri di JawaTengah, terdapat kurang lebih 500.000 santri. Karena itu perlu dipersiapkan pengetahuan dan kemampuan kewirausahaan.
“Melalui pelatihan kewirausahaan koperasi pesantren, santri dibina agar memiliki kemampuan kewirausahaan yang mumpuni (santripreneur), secara bisnis konvensional maupun bisnis digital dan market place,” tegas Habib Abu Bakar Alatas.
Sementara itu Menteri Koperasi dan UKM (MenkopUKN) Teten Masduki menyampaikan “Kita bisa tingkatkan rasio kewirausahaan melalui pengembangan koperasi di pondok-pondok pesantren,” ujarnya.
Potensi pondok pesantren dengan para santri bisa dipadukan, dan MenkopUKM meyakini bisa menjadi kekuatan ekonomi yang besar. “Pekalongan terkenal dengan batik dan ikan, bisa memanfaatkan potensi pondok pesantren dan santri,” ungkap MenkopUKM.
Habib Luthfi bin Yahya
Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres) Habib Luthfi bin Yahya yang hadir pada acara tersebut menekankan pentingnya mengembangkan produk UMKM untuk memenuhi pasar dalam negeri.
“Kita harus mencintai dan memakai produk dalam negeri, dan jangan bergantung pada produk dari luar negeri. Kita kaya produk pertanian, tapi di pasar lebih banyak produk impor,” ucap Habib Luthfi.
Bagi Habib Luthfi, penerapan Protokol Kesehatan atas pandemi Covid-19 bukan menjadi halangan untuk terus menggerakkan roda perekonomian masyarakat.
“Justru, pandemi Covid-19 harus dijadikan cambuk untuk kita menjadi bangsa yang maju,” tandas Habib Luthfi.
MULIA GINTING