Ilustrasi wanita yang melakukan adegan seks direkam lewat video call
KALIMANTAN, jurnal9.com – Masyarakat dihimbau agar tidak melakukan adegan seks melalui kontak media sosial (medsos): facebook maupun direkam melalui video call. Entah itu dengan pacarnya atau laki-laki yang dikenalnya dari facebook.
“Ingat..! ketika pasangan ini sedang melakukan adegan seks itu bisa direkam oleh satu pasangan atau pihak luar yang berniat jahat untuk disebarkan secara internal ke teman-teman satu kelompoknya,” kata Kabid Humas Polda Kalimantan Tengah, Kombes Pol Eko Saputro dalam keterangannya, Senin (10/10/2022).
“Ini ada kasus, wanita bernama Mawar [nama samaran] yang jadi korban dalam adegan seks ini tidak mengetahui jika dirinya direkam oleh pasangannya. Wanita ini baru mengetahui dari teman wanitanya, kalau ia melihat rekaman video seks yang wajahnya sama dengan teman ditunjukkan videonya,” lanjut dia.
Setelah Mawar yang jadi korban ini ingin melihat rekaman videonya, kata Eko, kemudian oleh pemilik rekaman video seks tersebut dimintai uang untuk bisa mendapatkannya.
“Si laki-laki sebagai pelaku perekam video call seks ini belum tertangkap. Dari keterangan Mawar, laki-laki ini dikenalnya lewat facebook. Dan setelah kenal, laki-laki berpura-pura mencintai si Mawar. Dan si Mawar tak menyadari jika dirinya ditipu, Identitasnya KTP yang diberikan laki-laki ini ke Mawar, ternyata KTP beridentitas palsu,” jelas Eko.
“Rekaman video seks ini dijadikan alat pemerasan dan pengancaman kepada wanita yang jadi korban. Makanya para wanita pengguna medsos, jangan sekali-kali mau diminta pasangannya untuk melakukan adegan seks melalui facebook maupun video call. Karena anda akan jadi korban seperti ini,” tegasnya.
Kisah korban penipuan di dunia maya yang diminta beradegan seks untuk direkamnya, kata Eko, kini sudah marak di mana-mana.
Kabid Humas, Kalteng ini mengatakan tak menutup kemungkinan adegan seks yang dilakukan pengguna jejaring sosial ini dapat berujung pada tindak kejahatan. Bahkan berujung pada pemerasan dan penyebaran pornografi.
“Ini hendaknya menjadi pelajaran bagi kita semua. Sudah banyak wanita yang jadi korbannya, dari anak usia remaja maupun emak-emak. Dan pelakunya kebanyakan laki-laki usia remaja maupun bapak-bapak,” ungkap Eko.
Dalam kasus perekaman adegan seks ini, kata dia, ada yang dilakukan dari temannya sendiri. Dan ada juga laki-laki sebagai pacar yang dikenalnya dari facebook. “Dan yang perlu dipahami oleh para wanita pengguna medsos ini, banyak pelaku perekam video seks ini telah menggunakan akun palsu,” tegas dia.
Seperti seorang laki-laki membuat akun palsu dengan nama wanita serta foto profilnya pun wanita. Dan sebaliknya, ada seorang dengan menggunakan akun palsu nama laki-laki dan foto profilnya pun laki-laki.
“Sudah banyak wanita yang jadi korban kejahatan, penipuan uang dan barang-barang berharga, bahkan modus percintaan sampai berujung pembunuhan, melalui medsos: facebook karena target korban kelihatan,” tegas Kombes Pol Eko Saputro ini.
Dia juga menegaskan tak segan akan melakukan tindakan sesuai koridor hukum, jika pengguna medsos menyalahgunakan platform yang meresahkan ataupun merugikan orang lain.
“Saya sering melihat foto-foto yang diunggah di medsos dengan menampilkan untuk kedok menipu. Tapi kebanyakan pelaku kejahatan itu menyasar wanita di facebook, karena ia mengetahui data-data pribadi berserta fotonya korban yang sedang diincar sebagai target,” ia menegaskan.
Sementara itu, Antigone Davis, kepala bagian keamanan global Facebook, merespon jika foto-foto yang ditampilkan bisa dilihat dan dijadikan target kejahatan, maka pihak Facebook akan menghapus atau memblokir foto dari akun si pengunggahnya.
“Kami terus akan memperbaiki berbagai piranti yang kami ciptakan agar tidak merugikan para pengguna akun ini di berbagai wilayah Indonesia atau negara lain,” ujarnya.
“Saya merasa kasihan terhadap wanita pegiat medsos yang mudah dirayu laki-laki tak bermoral itu. Si wanita ini begitu mudahnya tertipu. Bahkan seperti orang bodoh. Sudah tahu mau ditelanjangi oleh laki-laki itu lewat dunia maya, dan bisa direkam oleh siapa pun dari luar, kok si wanita masih mau,” tegas Davis.
“Semestinya para wanita harus ‘cerdas’ dalam bermedsos. Sebab lelaki pelaku penipu di dunia maya ini, sangat luar biasa dalam menemukan cara-cara untuk menipu wanita sebagai sasaran korban,” kata dia.
RAFIKA ANUGERAHA M I ARIEF RAHMAN MEDIA