Ilustrasi proses pengujian vaksin
JAKARTA, jurnal9.com – Banyak orang yang bertanya-tanya, kenapa sudah divaksin, tapi masih tertular virus corona (covid-19) yang mematikan itu. Ahli dari Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Amin Soebandrio memberi penjelasan ilmiahnya.
Menurut Amin, masuknya virus ke dalam tubuh seseorang yang sudah divaksin itu disebabkan sedang masa inkubasi. “Orang ini sudah tertular sebelum menerima vaksin.”
“Proses inkubasi virusnya tetap berjalan, sehingga dua tiga hari setelah suntikan vaksin, baru muncul gejala covid-19. Dan itu cukup banyak yang seperti itu. Mereka sedang dalam masa inkubasi, lalu beberapa hari setelah divaksinasi muncul gejalanya,” kata Amin
Ahli biologi itu menjelaskan proses inkubasi bisa membutuhkan waktu beberapa hari hingga satu mingguan. Dalam beberapa kasus, masa inkubasi bahkan ada yang melebihi 1 minggu.
“Kita sering kali tidak bisa melihat kondisi seseorang, gejala klinisnya; apakah orang itu sehat atau sedang dalam masa inkubasi? Dan jika sedang masa inkubasi, sudah berapa lama, sudah beberapa hari? kita tidak tahu,” tutur Amin.
Amin mengatakan infeksi (penularan) covid yang muncul beberapa hari setelah menjalani vaksinasi, itu bukan karena vaksin yang disuntikkan ke dalam tubuh.
“Apalagi vaksin yang diberikan itu, vaksin yang sudah diinaktivasi, atau vaksin yang sudah diinaktivasi mengandung bagian virus yang sudah dimatikan. Sehingga tidak memiliki risiko untuk melakukan replikasi di dalam tubuh penerima vaksin. Dengan demikian, vaksin tidak menimbulkan infeksi covid,” jelas Amin.
Karena itu, tegas dia, masyarakat diharapkan tidak perlu khawatir menjalani vaksinasi covid-19.
Amin menuturkan seseorang yang akan disuntik vaksin memang harus dipastikan dalam keadaan sehat. Namun mereka yang memiliki komorbid, tapi dalam keadaan terkontrol, masih bisa vaksin diberikan.
Makanya, kata Amin, tim medis di tempat penyuntikan vaksin, melakukan skrining atau pemeriksaan kesehatan terhadap seseorang yang akan divaksin. “Ketika dilakukan pemeriksaan, masyarakat harus jujur dengan penyakit bawaan yang sedang dialami,” ujarnya.
“Misalnya orang ini sedang demam, atau gejala lain dari penyakit bawaan yang sedang dialami, semua harus diceritakan secara jujur. Sebab ini berisiko. Sehingga ditunda dulu vaksinasinya,” tutur Amin menambahkan.
Vaksin yang digunakan pemerintah saat ini, kata Amin, dipastikan aman. Karena sebelumnya sudah diuji disuntikkan kepada masyarakat melalui berbagai proses pengujian dan uji klinik.
Dalam pembuatan vaksin itu sendiri, dia menjelaskan keamanan menjadi prioritas utama. “Vaksin dipastikan memiliki efikasi (kemanjuran) untuk melawan infeksi virus corona yang sedang mewabah di banyak negara ini,” ujarnya.
RAFIKA ANUGERAHA M