Jurnal9.com
Business

MenkopUKM: Pengembangan KUMKM Butuh Cara Baru dengan Memanfaatkan Iptek

Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM, Arif Rahman Hakim bersama  Ketua Umum ISMI Ilham Akbar Habibie, Staf Ahli MenkopUKM, Luhur Pradjarto, Walikota Banda Aceh, Aminullah Usman, Bupati Aceh Barat Daya, Akmal Ibrahim,  Ketua ISMI Provinsi Aceh Nurkholis, dan peserta Silabis dari Selindo.

BANDA ACEH, jurnal9.com – Dalam situasi yang tidak menentu seperti sekarang ini, Koperasi dan UMKM dituntut untuk dapat beradaptasi. Diperlukan cara-cara baru yang luar biasa (Extraordinary) dengan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, cara-cara kreatif dan inovatif dalam pengembangan Koperasi dan UMKM.

MenkopUKM Teten Masduki menegaskan hal itu dalam acara Silaturahmi ‘Bisnis Ikatan Saudagar Muslim se-Indonesia (Silabis ISMI) ke 12 di Banda Aceh’.

“Saya memberikan apresiasi kepada Ikatan Saudagar Muslim se-Indonesia atas terlaksananya kegiatan Silaturahmi Bisnis ke-12 di Aceh dan penandatanganan Nota Kesepahaman dengan Kementerian Koperasi dan UKM tentang Pengembangan Teknologi Inovasi dan Kewirausahaan Bagi Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah,” ungkap Teten usai membuka secara daring, Silabis ISMI ke 12, di Banda Aceh, Rabu (16/6/2021).

Hadir dalam acara itu, SesmenkopUKM Arif Rahman Hakim, Ketua Umum ISMI Ilham Akbar Habibie, Staf Ahli MenkopUKM, Luhur Pradjarto, Walikota Banda Aceh, Aminullah Usman, Bupati Aceh Barat Daya, Akmal Ibrahim,  Ketua ISMI Provinsi Aceh Nurkholis, dan peserta Silabis dari Selindo.

Pada kesempatan diskusi, SesKemenkopUKM Arif Rahman Hakim menegaskan bahwa, sinergi antara pemerintah dan ekspertis dan juga para pakar yang tergabung dalam ISMI sangat diperlukan untuk mengakselerasi pelaksanaan program pemberdayaan dan pengembangan koperasi dan UKM.

“Tahun ini, Kementerian Koperasi dan UKM menargetkan 2,5 juta sektor informal untuk bertransformasi ke formal. Melalui kemudahan perizinan, sertifikasi, standarisasi dan pemasaran diharapkan usaha mikro sebagai ekonomi subsisten yang menyerap kurang lebih 97% lapangan pekerjaan mampu bertahan dan tetap produktif,” jelasnya.

“Sedangkan dari sektor usaha kecil dan menengah, kami mendorong

peningkatan kontribusi ekspor ke level 15,2% pada tahun ini. Peran konsolidator, agregator dan enabler sangat kami butuhkan untuk memperluas pasar ekspor produk UKM unggulan yang saat ini mulai kembali menggeliat,” ia menambahkan.

Arif Rahman Hakim mengatakan peningkatan rasio kewirausahaan harus dilakukan jika ingin menjadi negara maju. “Pada 2021, kami menargetkan sebesar 3,55%. Tak kalah penting, di tahun 2021 mampu melahirkan 100 koperasi modern terutama koperasi di sektor pangan,” ujarnya.

Di samping itu, lanjut nya, untuk memperluas pasar produk UMKM dan Koperasi, 40% anggaran belanja kementerian dan lembaga harus dialokasikan untuk membeli produk UMKM dan koperasi. Untuk itu produk-produk UMKM harus berkualitas dan berkelanjutan sehingga dapat memenuhi pesanan- pesanan sebagaimana yang diharapkan pada belanja barang oleh Pemerintah. Keberadaan pendamping maupun kurator sangat diperlukan untuk mendampingi para pelaku UKM dan koperasi dalam memproduksi barang-barangnya.

“Tentu target-target besar ini tidak dapat dicapai tanpa kolaborasi dengan berbagai pihak. Pendampingan dan pemberdayaan berkelanjutan, riset-riset yang produktif,  serta peningkatan literasi dan pengetahuan Koperasi dan UMKM adalah sumbu kemajuan,” aku SesKemenkopUKM.

Baca lagi  Kolaborasi dengan Akademisi untuk Jadikan Perguruan Tinggi Sebagai Inkubator Bisnis

Karena itu, menurut ia, kerja sama yang dijalin dengan Ikatan Saudagar Muslim se-Indonesia, melalui program Teknologi dan Inovasi Kewirausahaan (TEKNOSA) bagi Koperasi dan UMKM, dan dengan jaringannya yang luas di harapkan mampu menjadikan Usaha Kecil Menengah naik kelas, dan melahirkan Koperasi Modern yang mampu berfungsi sebagai agregator bagi UMKM.

Kombinasi Teknosan

Dalam kesempatan yang sama, Ketum ISMI Ilham Akbar Habibie mengatakan struktur perekonomian Indonesia saat ini, kurang seimbang dan kurang adil, dimana terlalu banyak jumlah pengusaha UMKM yang mencapai minimal 95 persen dari seluruh sektor lapangan usaha.

“Saya melihat perlu ada keberpihakan,  perlu lebih banyak berjuang untuk pengusaha kecil yang khususnya Muslim, karena itulah ISMI didirikan,” kata putra Presiden RI ke-4 B.J.Habibie itu.

Menurut Ilham Habibie, dalam perjalanannya membela pengusaha kecil, salah satu kelemahan UMKM adalah mereka tidak memiliki kemampuan yang cukup dalam  melakukan go inovasi.

“Produk yang unggul memiliki nilai tambah. Bahan baku atau materi boleh sama. Namun yang satu ada nilai tambah, sehingga harganya lebih mahal. Memberikan nilai tambah ini, kata kuncinya; teknologi. Masuknya teknologi inovasi, suatu produk bisa menjadi sesuatu yang canggih dan bernilai lebih mahal,” kata Ilham Habibie.

“Kami selalu menekankan dan mengkombinasikan yang dinamakan Teknosan, yaitu kombinasi antara teknologi, inovasi dan kewirausahaan. Wirausaha itu intinya kan usaha yang tujuannya agar produk ini bisa berkesinambungan atau berkelanjutan. Dan dengan memperkuat UMKM juga bisa meningkatkan lapangan pekerjaan untuk lebih banyak orang,” kata Ilham Habibie.

Dengan latar belakang itu, kata dia, ISMI berupaya melakukan kerjasama dengan berbagai stakeholder seperti KemenkopUKM maupun Perguruan Tinggi untuk memperkuat teknologi inovasi dan kewirausahaan di kalangan UMKM khususnya  yang tergabung dalam ISMI.

Sementara itu Walikota Banda Aceh Aminullah Usman yang juga ketua Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Provinsi Aceh, mengatakan, Banda Aceh memiliki wilayah yang tidak terlalu luas dibanding kota lain di Provinsi Aceh.  “Dengan luas hanya 61 km dan penduduk 260 ribu jiwa, perekonomian Banda Aceh kebanyakan dari sektor perdagangan dan wisata,” kata Walikota Aminullah.

Aminullah menjelaskan, sektor perdagangan yang mayoritas pelakunya adalah UMKM, mampu tumbuh dalam beberapa tahun terakhir ini. “Pada 2017 jumlah UMKM di kota Banda Aceh baru 8.551, pada saat ini sudah tumbuh menjadi 15.500 unit atau naik 82 persen dalam rentang waktu empat tahun.

Sebagai kota wisata, Banda Aceh juga memiliki banyak destinasi wisata, seperti Masjid Raya Baiturahman yang pada 2018 meraih anugerah sebagai pesona wisata halal di Indonesia. Selain itu ada museum Tsunami yang juga mendapatkan  penghargaan sebagai pesona wisata unik se Indonesia.

ARIEF RAHMAN MEDIA

Related posts

MenkopUKM: Penerapan SNI untuk Produk UMKM Dapat Meningkatkan Daya Saing

adminJ9

Sinergi Tiga Menteri Usung Sentra Pengolahan Beras Terpadu di Kebumen

adminJ9

Jokowi: Inflasi Jadi Momok Semua Negara, Indonesia Tahu Cara Menghadapinya

adminJ9