Jurnal9.com
Business

MenkopUKM Minta Semua Pelaku UMKM di NTT Berkoperasi

KUPANG, jurnal9.com – Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki meminta semua pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Nusa Tenggara Timur (NTT) agar mendirikan koperasi. Sebab dengan pelaku UMKM bergabung dalam koperasi, maka kesulitan permodalan, pemasaran dan pengembangan sumber daya manusia bisa diatasi lewat koperasi.

Hal itu disampaikan Teten Masduki dalam pertemuan dengan 30 perwakilan UMKM yang tergabung di Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) Daerah NTT di kantor Dekranas NTT di Kupang, Jumat (23/10).

Pertemuan dengan MenkopUKM itu dipimpin oleh  Ketua Dekranas NTT, Julie Sutrisno Laiskodat. Turut mendampingi Teten dalam pertemuan itu adalah Direktur Utama Lembaga Pengelola Dana Bergulir LPDB-KUMKM, Supomo, dan Deputi Pengawasan KemenkopUKM, Achmad Zabadi dan staf ahli KemenkopUKM, Riza Damanik.

Dalam pertemuan tersebut, Teten menjawab keluhan para pelaku UMKM. Pertama, pelaku UMKM kesulitan permodalan dalam berusaha. Kedua, kesulitan dalam pemasaran. Ketiga, masih kurangnya sumber daya manusia.

Para pelaku UKM yang hadir, antara lain pengusaha penenun kain ikat NTT, pengusaha kopi, coklat, teh maringga atau teh daun kelor, jus azam, dan sejumlah kerajinan lainnya.

Teten mengatakan, pemerintah menyalurkan bantuan untuk UMKM lebih bagus melalui koperasi. Demikian juga produk UMKM bisa dipasarkan melalui koperasi.

Menurut Teten, hal seperti ini juga dilakukan negara-negara maju, seperti Belanda, Jerman dan New Zealand. “New Zealand itu adalah negara UMKM. UMKM mereka berkembang karena mereka berkoperasi. Demikian juga di Belanda dan Jerman,” ungkap Teten.

Pihak Kementerian Koperasi dan UKM akan menyalurkan bantuan dana untuk pelaku UMKM di NTT melalui LPDB. “LPDB menyalurkan bantuan melalui koperasi. Makanya ayo terus bergabung dalam koperasi. Ada juga dana Kredit Usaha Rakyat (KUR), dimana pinjaman dengan nilai di bawah Rp 10 juta bunga nol persen,” kata Teten.

Baca lagi  Beri BMK Pelaku Usaha Kecil, Presiden: Jangan Pernah Menyerah dan Tetap Semangat

Partisipasi masyarakat Indonesia untuk berkoperasi, kata MenkopUKM, hanya sekitar 8,41%. Angka tesebut masih sangat rendah dibandingkan persentase negara lain dalam skala global sebesar 16,31%. “Dari 8,41% masyarakat Indonesia yang berkoperasi sebagian besar masyarakat NTT,” kata dia.

Mantan Koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW) itu mengatakan, koperasi terbaik di Indonesia sampai saat ini ada di NTT, seperti Koperasi Obor Mas dan Koperasi Pintu Air. “Pemerintah ingin NTT ini merupakan Provinsi Koperasi. Ayo terus semangat berkoperasi,” cetus Teten memberi semangat.

Dia menambahkan bahwa selama ini banyak masyarakat enggan ke koperasi karena banyak koperasi yang gagal bayar uang anggotanya. Koperasi mengumpulkan uang dari anggota, namun diinvestasikan di luar kegiatan usaha  anggota.

“Koperasi harus menjadi bibit usaha yang menarik untuk investor. Harus ada pembenahan dalam sistem manajerial koperasi, sehingga orang bisa tertarik untuk menaruh simpanan, berinvestasi, atau bahkan menjadi anggota koperasi,” tutur Teten.

MenkopUKM mendorong agar masyarakat berinvestasi di koperasi, dan perlu ada Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) khusus koperasi. Dia memberi contoh Lembaga Penjaminan Simpan di perbankan. Dengan adanya lembag penjaminan ini para anggota koperasi merasa aman memiliki dana di koperasi.

Sementara Soepomo mengatakan, ia kagum dengan masyarakat NTT gemar berkoperasi. Karena itu, Soepomo mengajak masyarakat yang belum bergabung dalam koperasi, sudah saatnya bergabung dalam koperasi. “Kita akan menyalurkan bantuan dana kalau pelaku UMKM bergabung di koperasi,” ujarnya.

ARIEF RAHMAN MEDIA

 

Related posts

Pasien Positif Covid-19 Indonesia Naik Jadi 14,5 Persen, Batas Aman dari WHO 5 persen

adminJ9

MenkopUKM: Kolaborasi Multistakeholder, Kunci untuk Meningkatkan Ekspor Nasional

adminJ9

Komunikasi Bisnis: Peluang dalam Ketidakpastian Pandemi Covid 19

adminJ9

Leave a Comment