Jurnal9.com
News

Iwa Bantah Sakitnya Akibat Kena Radiasi Serbuk Besi KRI Nanggala 402

Kolonel Laut (P) Iwa Kartiwa (foto kanan)

JAKARTA, jurnal9.com – Mantan Komandan Satuan Kapal Selam (Dansatsel) Koarmada II Kolonel Laut (P) Iwa Kartiwa yang diberitakan sakit parah akibat terkena radiasi serbuk besi kapal selam di berbagai media nasional akhirnya dibantah.

“Kabar yang menyebut dirinya sakit parah dan tidak bisa bicara akibat terkena radiasi serbuk besi kapal selam, itu tidak benar. Kalau dikatakan sakit, ya saya sakit, tapi masih bisa beraktivitas meskipun terbatas,” bantah Kolonel Laut (P) Iwa Kartiwa, dalam konferensi pers di RS TNI AL Dr Mintohardjo, Jakarta, Selasa (4/5/2021).

Mantan Komandan KRI Cakra-401 ini mengaku, dirinya memang tengah sakit, namun masih bisa menjalankan aktivitas seperti biasa.

Bahkan saat akan menjalankan perawatan di Jakarta,  dirinya tidak menggunakan ambulans. Namun, bisa datang sendiri menggunakan kendaraan pribadi ke Jakarta.

“Ada isu saya terkena radiasi serbuk besi kapal selam karena terlalu lama. Saya berdinas di kapal selam sejak Letnan dua, Letnan satu, Kapten, Mayor sama teman-teman saya. Kami mencintai satuan kami,” ujar adik kandung dari mantan Kapolda Jawa Barat Inspektur Jenderal (Irjen) Purnawirawan Anton Charliyan ini.

“Kapal selam didesain oleh orang-orang ahli untuk membawa personel di kedalaman. Jadi insya Allah di kedalaman berapa pun, kita aman. Kalau masalah celaka, bukan hanya di kapal selam. Di mobil saja kalau, misalnya, ada trouble bisa kecelakaan,” ujarnya.

Karena kondisi sakit yang dideritanya itu, Iwa mengakui adanya kemungkinan kurangnya disiplin diri, sehingga dirinya terpaksa harus menjalani perawatan berkepanjangan.

“Kondisi [sakit] sejak lama mungkin karena kami kurang disiplin diri, jadi memang saya kondisi mungkin sedang perawatan, tapi bukan karena saya dinas di kapal selam,” ucap dia menjelaskan.

Baca lagi  Polisi Ditabrak di Blok M, Analisis Teori Perilaku

Iwa mengaku dirinya mengalami sakit syaraf kejepit dan riwayat penyakit lain yang membuatnya tidak bisa banyak beraktivitas.

“Penyakit kami awalnya tahun 2017 saat kami menjabat Komandan Satuan Kapal Selam. Bahkan, saya terbaring di tempat tidur selama satu bulan. Kami pun diperintahkan untuk ke RSAL Dr Mintohardjo untuk menjalani MRI. Ternyata, kami terkena ‘hernia nukleus pulposus’ (HNP) atau syaraf kejepit,” ungkap Iwa.

Sejak saat itu ketika beraktivitas dirinya membutuhkan tongkat karena kaki kirinya tidak bisa mengayuh untuk berjalan.

“Tapi untuk aktivitas lainnya tidak ada masalah. Kami masih melaksanakan tugas sebagai Komandan sampai akhir jabatan, hingga Danpusdikpel Kodiklatal,” tutur Iwa.

ARIEF RAHMAN MEDIA

 

Related posts

Kemenag Beri Paket Data Gratis untuk Siswa Madrasah, Kerjasama dengan 5 Operator

adminJ9

Kisruh Mobil PCR, PDI-P Soroti Kaitan Rivalitas Politik Khofifah dengan Risma

adminJ9

KTT G20 Sepakati ‘G20 Bali Leaders Declaration’: Meski Alot Soal Rusia, Tetap Disahkan

adminJ9