Jurnal9.com
Headline Inspiration

Bolehkah dalam Islam Menentukan Hari Pernikahan dengan Hitungan Weton?

FIKIH KESEHARIAN GUS MUS

Saya mendapat pertanyaan dari pemuda masih lajang. Si pemuda ini  pernah merencanakan menikah dengan kekasihnya. Mereka berdua telah sepakat menentukan waktu; hari dan tanggalnya. Setelah waktu; hari dan tanggal diajukan ke pihak orang tua si wanita, calon mertua. Langsung ditolak karena hitungan wetonnya tidak cocok (temon selawe).

Kata calon mertuanya, kalau ‘‘temon selawe’ ini dilanggar akan mati usia muda. Lalu si pemuda ini bertanya kepada saya; apakah dalan ajaran Islam ada hitungan weton seperti itu?

Kalau pun ada, apa prosesnya sama seperti dalam ketentuan hukum adat (Jawa)? Jika ketentuan itu dilanggar akan berakibat mati muda seperti diyakini mertuanya itu. Dia sendiri menyatakan belum pernah menemukan bukti contoh seperti yang diyakini calon mertuanya.

Saya beri penjelasan; kepercayaan soal petungan dan nagadina itu merupakan bagian dari aspek budaya yang tak perlu dianggap akidah. Ternyata di zaman sudah modern ini masih ada orang mau menikah ditentang hanya gara-gara soal hitungan weton yang tidak cocok dengan keyakinannya.

Memang dalam Islam ada hitungan (petungan) seperti yang diyakini si mertua pemuda lajang tadi. Saya kira itu khas Jawa. Di Jawa konon dipercayai adanya naga, naga hari, naga minggu, naga bulan dan naga tahun yang suka menggigit atau menelan orang. Ini ada kaitannya dengan kepercayaan tentang neptu, angka hitungan hari dan pasaran.

Setiap hari dan setiap pasaran mempunyai angkanya sendiri. Misalnya Senin = 4, Pahing = 9. Jadi orang yang lahir Senin Pahing neptunya 4 + 9 = 13. Ini dihitung jika seseorang akan melakukan sesuatu; seperti mau pergi, pindah rumah, mau nikah dan sebagainya, agar dalam melakukan sesuatu itu tidak bertemu si naga yang bisa membahayakan dirinya.

Baca lagi  Bagaimana Hukum Kawin Sirri, Ini Penjelasannya Menurut Ahlul Ilmi

Orang yang berjalan dengan arah yang salah pada hari yang salah, akan digigit atau ditelan naga hari.

Menurut saya, agama Islam tidak menentang tradisi, bahkan menghormatinya sepanjang tradisi itu tidak menyalahi prinsip agama. Apalagi yang menyangkut akidah seperti soal “petungan dan nasib”, tentu harus berhati-hati. Umat Islam mempunyai keyakinan bahwa segala yang berlaku di dunia, baik atau buruk, adalah Allah semata.

Kalau tadi dibilang kalau dilanggar akan mati usia muda, ini tidak benar. Karena hak mati hidup itu di tangan Allah. Ayat mengenai mati hidup ini sangat banyak di dalam Alquran. Seperti surat Albaqarah : 258:

“Apakah kamu tidak memperhatikan orang mendebat Ibrahim tentang Tuhannya. Allah telah memberikan kepada orang itu pemerintahan (kekuasaan). Ketika Ibrahim mengatakan Tuhanku ialah yang menghidupkan dan mematikan, orang itu berkata; saya dapat menghidupkan dan mematikan. Lalu Ibrahim berkata; sesungguhnya Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah matahari itu dari barat. Lalu heran terdiam orang kafir itu; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang dhalim.”  

Shadaqallahuladhiim…..        

MASARAAFI MEDIA  

Related posts

Prinsip Armand Hartono

adminJ9

Bikin Malu Saja Kalau GP Ansor Bubarkan Para Kiai Sepuh yang Adakan MLB NU

adminJ9

Munculnya Klaster Covid-19 di Sekolah, Gubernur Ganjar Minta Stop dulu PTM

adminJ9