Jurnal9.com
Headline LifeStyle

Adaninggar: Jangan Menyimpulkan Diagnosis Covid-19 Tanpa Data Medis Lengkap

dr. RA Adaninggar Primadia SpPD

Siapapun yang merasakan gejala seperti covid-19 dianjurkan untuk segera menjalani tes dan tidak menyimpulkan diagnosis dari diri sendiri.

JAKARTA, jurnal9.com – Dokter Spesialis Penyakit Dalam, RA Adaninggar Primadia, SpPD, mengingatkan bahwa kasus covid di Indonesia belum menunjukkan tanda-tanda penurunan hingga saat ini. Kondisi ini diperburuk lagi dengan adanya masyarakat yang menyimpulkan diagnosis covid tanpa data medis.

“Mengimbau masyarakat supaya berhati-hati dalam memahami hasil swab antigen. Sebab alat diagnostik covid-19 memiliki tingkat akurasi tertentu. Tidak bisa ditafsirkan secara sembarangan dengan menyimpulkan dari dirinya sendiri,” ungkapnya.

“Akhir-akhir ini saya mendengar cerita dari banyak orang; mendiagnosis covid-19 hanya satu kali pemeriksaan swab antigen negatif. Tapi kemudian sekeluarga sakit semua, bahkan ada yang meninggal, lalu setelah diperiksa ulang, memang PCR-nya positif. Tapi [mereka] sudah terlanjur merasa bukan covid-19, sehingga tidak menjalani isolasi dan akhirnya menulari banyak orang,” tulis dr Adaninggar dalam akun medsos-nya @drningz.

“Kasus seperti ini [jangan menafsirkan sendiri hasil swab] yang berisiko tinggi dan dapat menularkan penyakit kepada banyak orang. Terutama kluster keluarga.”

Ning menjelaskan, negatif covid itu belum tentu tidak sakit. Dan positif covid itu belum tentu sakit.

“Sampai saat ini gejala covid-19 itu tidak ada yang spesifik. Gejalanya bisa macam-macam seperti; demam, batuk, pilek, nyeri kepala, nyeri otot, mual, muntah, diare, mata merah, kemerahan kulit, hilang penciuman atau perasa, sesak, dan penurunan kesadaran,” ungkapnya.

Namun ia menegaskan gejala tersebut tidak semua harus ada. “Kadang gejala sangat ringan seperti masuk angin atau badan linu-linu. Bahkan gejala-gejalanya bisa seperti penyakit lain,” tutur dia.

Karena itu, kata Ning, bila seseorang sudah ada gejala yang mencurigakan harus segera konsultasi ke dokter. Dan bisa dilakukan pemeriksaan penunjang, seperti pemeriksaan lab, foto rontgen, dan swab antigen atau PCR untuk bisa memastikan.

Baca lagi  BPOM: Akui Vaksin Sinovac Ada Efek Samping, Tapi Kategorinya Masih Ringan

Dia juga mengingatkan sekali lagi agar pemeriksaan covid ini dilakukan lebih dari sekali. Karena kalau sekali saja, khawatirnya salah hasil diagnosisnya yang dilakukan dokter.

Bahkan ada juga, kata Ning, dokter yang mediagnosis covid-19 sebagai tifus. “Padahal beda gejalanya. Beda perjalanan penyakitnya. Karena diagnosis tifus itu bukan hanya dari tes widal,” ujarnya.

Pikirkan akibat penularan penyakit yang buruk. Dan mari kita terus berusaha bekerjasama semua untuk menghentikan penularan dan melawan virus ini,” tulis @drningz.

RAFIKA ANUGERAHA M

Related posts

Wapres Minta Cendekiawan dan Ulama Luruskan Informasi Salah tentang Corona

adminJ9

Permintaan Maaf ICW kepada Moeldoko Tak Akan Menghapus Pidana

adminJ9

Tim Catur Indonesia Membuat Kejutan Lagi Menahan Tim Kuat Iran 3-3 di Olimpiade Catur Online

adminJ9