Megawati Soekarno, Ketua Umum PDIP
“Bicaranya sudah nggak runut ya, lompat-lompat dan tidak ada inti pemikirannya.,” tulis @pbisnis****.
JAKARTA, jurnal9.com – Video pidato Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri yang berbicara soal kriteria menantu untuk anaknya, Puan Maharani menjadi sorotan.
Ini ucapan Megawati yang menjadi sorotan itu: “Jadi ketika saya mau punya mantu, saya sudah bilang ke anak-anak yang tiga ini. Awas lho kalau nyarinya kayak tukang bakso,” kata Megawati yang langsung disambut gelak tawa dari Puan dan Kader PDIP.
“Mbak Puan ketawa. Karena, sorry, jadi bayangkan saya pikir koyo opo iki rupane [sepeti apa ini wajahnya], maaf,” jelasnya.
Megawati menyampaikan bahwa gurauannya itu berkaitan dengan penilaiannya terhadap Indonesia yang punya motto Bhinneka Tunggal Ika.
Ia melanjutkan dengan menyinggung orang Papua sebagai contoh. “Maaf ya, misal dari Papua itu kan hitam-hitam ya, tapi maksud saya begini. Waktu saya permulaan ke Papua, saya tuh mikir ‘lah kok aku dewean yo [sendirian ya]? Makanya waktu kemarin saya bergurau dengan Pak Wempi [Wakil Mendagri John Wempi Wetipo], kalau sama Pak Wempi deket, nah itu dia ada kopi susu,” kata Megawati.
Seperti ucapan Megawati, “Awas lho kalau nyarinya kayak tukang bakso….dan seterusnya, lalu menyinggung, ‘Papua itu kan hitam-hitam’ dan ‘kopi susu dan seterusnya, semua itu dianggap telah merendahkan orang-orang Papua. Dan ini dinilai rasis oleh netizen Twitter.
Banyak warganet yang menyatakan kekesalannya melalui tagar #TukangBakso terus bergulir hingga sempat menempati urutan teratas dalam trending topic di Twitter.
Menurut warganet, PDIP melakukan candaan terkait profesi yang banyak digeluti wong cilik sebagai semboyan partai PDIP dan itu tindakan tidak etis.
“Bu, tukang bakso itu pekerjaan halal dan banyak dijalankan wong cilik. Katanya partai ibu, partai wong cilik, apa pantas mengejek mereka?” tulis Lukman Simandjuntak @hipohan.
Cuitan ini pun dilanjutkan dengan menyoroti cuplikan video yang menangkap situasi, di mana Jokowi ikut tertawa ketika menanggapi ucapan dari Megawati.
“pertanyaan gua cuman satu, kok bisa pak jokowi diem aja? tukang bakso di rendahin, sama papua di diskriminasi kok bisa pak? hbd ya pak,” ungkap @raihnfdllah_
Tak hanya itu saja, kritik keras juga dilontarkan oleh sejumlah tokoh. Salah satunya, dari Arie Keriting, komedian tunggal Indonesia yang beberapa kali menjadi pegiat isu-isu Papua.
Jika ingin mewujudkan Bhinekka Tunggal Ika, artinya harus siap dengan keberagaman tanpa harus mengaitkannya dengan perkawinan campuran dengan orang kulit hitam
“Kalau mau mewujudkan Bhinekka Tunggal Ika, ya harus beragam. Gak ada urusan orang kulit hitam harus kawin campur sama yang lain,” ungkapnya.
Arie Kriting mempertanyakan soal pernyataan Megawati dalam potongan video tersebut, “Memangnya kenapa kalau orang kulitnya gelap? Memang kenapa kalau jadi tukang bakso? Perasaan sebagai ras superior ini kok ya masih dipelihara,” jelas Arie.
Okky Madasari pun turut bersuara dan berkomentar soal perumpamaan yang dilontarkan oleh Megawati. “Fokus saya lebih ke bagian Papua. Bukan sekadar rasis, tapi secara terbuka jelas menyiratkan bahwa secara fisik orang Papua itu ‘kurang Indonesia’ & karena itu harus ‘dicampur’. Hal2 seperti ini yg membuat kita bertanya: Lalu kenapa Papua harus bersama Indonesia?,” tuturnya.
Tokoh NU, Umar Hasibuan yang akrab disapa Gus Umar ini juga menilai ucapan Megawati itu berbau rasis.
Melalui cuitan di akun Twitter miliknya, Gus Umar mengunggah sebuah potongan video saat Megawati membahas soal Papua.
“Coba kalau yang bicara rasis gini Yang berseberangan dengan rezim dalam hitungan menit pasti ditangkap,” kata Gus Umar, dikutip dari akun Twitter @UmarChelseaa_, Kamis (23/06/2022).
Coba kalau yg bicara rasis gini Yg berseberangan dgn rezim dlm hitungan menit pasti ditangkap. — Haji Umar Hasibuan (@UmarChelseaa_) June 23, 2022.
Gus Umar merasa geram dengan ucapan Megawati itu, jika saja yang berbicara adalah orang di luar rezim, pasti menurutnya dalam hitungan menit langsung ditangkap.
Tanggapan netizen lainnya, “Orang yang dinyatakan gila itu bebas bicara apa saja tanpa tersentuh hukum,” tulis @s_amaludd***.
“Ada narasi begini “Papua itu kan Hitam hitam ya… Sudah banyak loh sekarang mulai blending, sudah Indonesia Banget… Jadi kl hitam bukan Indonesia…??? Real rasis,” tulis @payyu****.
Ucapan Megawati saat membahas perkawinan campur, lantas berguyon soal fisik tukang bakso dan orang Papua. “Ini jelas rasis terhadap orang-orang Papua,”
“Bicaranya sudah nggak runut ya, lompat-lompat dan tidak ada inti pemikirannya.,” tulis @pbisnis****.
Tokoh Papua, Natalius Pigai menyebut gurauan “kopi susu” tersebut bermakna segregatif, rasial dan plasphemy, berbeda dengan “pelangi” yang bermakna plural.
“Kopi Susu itu bermakna segregatif, rasial & plasphemy. Berbeda dgn Penggunaan Frasa “Pelangi” yg bermakna Plural,” tulisnya dalam sosial medianya, Jumat, (17/6/2022).
Dia meminta Megawati menjelaskan gurauan yang dilontarkannya tersebut. Dan menyebut betapa menyakitkannya rasisme itu.
“Saya minta ibu Megawati menjelaskan alam bawah sadarnya itu. Kita tahu aparat tdk akan proses. Tapi harus tahu bahwa RASISME itu menyakitkan!,” ungkap Natalius Pigai.
Sekjen PDIP mengatakan begini, “Ya tadi secara bergurau disampaikan oleh Bu Mega bahwa Pak Wempi dan Bu Mega itu bagaikan kopi susu. Karena Bu Mega putih dan Pak Wempi hitam. Tetapi hitamnya Pak Wempi mengandung spirit sebagai orang Indonesia yang berasal dari Papua yang kokoh dalam prinsip sebagai kader partai,” ujar Hasto
ARIEF RAHMAN MEDIA