Putri Candrawathi dalam sidang PN Jakarta Selatan
JAKARTA, jurnal9.com – Setelah mendengar dakwaan Jaksa Penuntut Umum (JPU) soal perlakuan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J yang dianggap kurang ajar melakukan pelecehan seksual dengan mengancam akan membunuh Putri Candrawathi (terdakwa), Ferdy Sambo, dan anak-anaknya.
Peristiwa ini tertuang dalam Berita Acara Pemeriksaan (BAP) Putri Candrawathi pada halaman 6 tanggal 26 Agustus 2022. Dan Nota Keberatan (eksepsi) Ferdy Sambo yang dibacakan Kuasa Hukumnya, Sarmauli Simangunsong di PN Jakarta Selatan, Senin (17/10/2022).
Dalam eksepsi itu menyebutkan adanya ancaman Yosua. “Awas kalau kamu bilang sama Ferdy Sambo, saya tembak kamu [Putri], Ferdy Sambo, dan anak-anak kamu,” dalam eksepsi Ferdy Sambo yang dibacakan Sarmauli Simangunsong.
Ancaman itu bermula saat Putri beristirahat di dalam kamarnya karena sedang tidak enak badan. Ketika itu di rumahnya Magelang, hanya ada Brigadir J, Putri, sopir Kuat Ma’ruf, dan ART Susi.
Adapun Richard Eliezer (Bharada E) dan Ricky Rizal (RR) berangkat ke sekolah anak Sambo di SMA Taruna Nusantara. Sore sekitar pukul 18.00 WIB, Putri yang sedang beristirahat di kamar, terbangun setelah mendengar pintu kaca kamarnya terbuka.
Pintu kaca itu menjadi sekat antara tangga paling atas dengan lantai 2. Namun Putri kaget mendapati Brigadir J berada di dalam kamar. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Brigadir J tiba-tiba membuka secara paksa pakaian yang dikenakan Putri. Kemudian melakukan kekerasan seksual.
“Karena keadaan Putri sedang sakit kepala. Dan tidak enak badan. Lalu kedua tangan Putri dipegang oleh Yosua. Putri merasa tidak berdaya. Dan hanya bisa menangis ketakutan. Tenaganya lemah saat mau berusaha memberontak,” kata Putri dalam eksepsinya yang dibacakan Sarmauli.
Setelah itu, tiba-tiba terdengar seseorang sedang berjalan naik ke lantai 2 [rumah di Magelang]. Mendengar suara orang berjalan naik tangga, Yosua jadi panik dan cepat-cepat memakaikan kembali baju Putri yang tadinya dilepas secara paksa.
Yosua pun sampai mengucapkan kalimat, “Tolong, Bu. Tolong, Bu,’. Kemudian Yosua menutup pintu kayu putih itu sambil memaksa Putri untuk berdiri untuk menghalangi orang yang akan naik ke lantai 2 tersebut.
Putri mencegahnya dengan cara berusaha menahan badannya. Namun Yosua kemudian membanting tubuh Putri ke kasur. Dan kembali memaksa Putri menghalanginya sembari mengancam.
“Karena Putri sudah tidak berdaya dan tidak mampu untuk berdiri, Yosua kembali membanting Putri ke kasur. Kemudian memaksa kembali untuk berdiri di depannya, dan berusaha memaksa untuk bisa keluar dari kamar,” ucap Sarmauli.
Mendengar laporan dari Putri, Ferdy Sambo lalu merencanakan pembunuhan terhadap Yosua yang melibatkan Putri, Richard, Ricky, dan Kuat.
RAFIKI ANUGERAHA M I ARIEF RAHMAN MEDIA