DEPOK, jurnal9.com – Dr Nining Indroyono Soesilo, MA, Direktur UKM Center FEB UI mengatakan Indonesia merupakan salah satu negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia. Dan komoditas sawit di Indonesia masih banyak didominasi oleh para petani berskala kecil, seperti keluarga petani sawit atau pelaku UMKM sawit.
“Komoditas kelapa sawit ini masih perlu dikembangkan oleh pelaku UMKM untuk menghasilkan produk turunan yang lebih inovatif dan beragam,.sehingga nantinya potensi komoditas sawit dapat dimanfaatkan secara maksimal,” kata Nining dalam acara Assessment dan Coaching: ‘Penguatan dan Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang berbasis Sawit” pada akhir pekan.
Menurutnya, para pelaku UMKM diharapkan dapat meningkatkan kemampuan kewirausahaannya untuk dapat mengelola perkebunan dengan lebih baik serta menghasilkan produk yang berkualitas tinggi agar nantinya dapat bersaing di pasar.
Selain itu, kata Nining, akses pembiayaan yang masih menjadi tumpuan utama bagi pelaku UMKM di Indonesia. Padahal sudah banyak sekali alternatif pembiayaan yang ditawarkan pemerintah untuk UMKM.
Diantaranya adalah KUR, serta pembiayaan dari Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) seperti Pegadaian, PNM, ataupun Lembaga Keuangan Mikro.
Nining menghimbau para UMKM sawit untuk mengajukan pembiayaan yang disediakan oleh BPDP-KS sebagai salah satu sumber pendanaan yang dapat digunakan.
UKM Center FEB Universitas Indonesia (UI) menyelenggarakan kegiatan Assessment dan Coaching: “Penguatan dan Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) berbasis Sawit”.ini didukung oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dan Kementerian Keuangan.
Kegiatan ini diawali dengan proses pengumpulan database dengan melibatkan, Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO), dinas koperasi, dinas perkebunan, dan UMKM Berbasis Kelapa Sawit di 3 (tiga) daerah, yaitu Mamuju, Ketapang, dan Pangkalan Bun.
Database yang didapatkan kemudian dikembangkan menjadi Mitra Binaan Unggul Petani Sawit dan UMKM berbasis kelapa sawit. Nantinya mereka akan diberikan pelatihan dan pendampingan.
Dari bulan Juli hingga Oktober 2020, dilaksanakan 4 (empat) coaching dan monitoring yang dilakukan setiap minggu kepada 90 peserta yang tersebar di ketiga daerah tersebut. “Program ini tidak semata berakhir di sini saja. Namun nantinya akan dilakukan pendampingan dan program bootcamp kepada seluruh peserta pada November mendatang.”
Coaching yang diberikan terdiri dari materi terkait kewirausahaaan, pemasaran, produksi, dan keuangan.
Untuk setiap sesi coaching menghadirkan pemateri yang merupakan ahli di bidangnya, a.l Permata Wulandari, Ph.D, Hapsari Setyowardhani, S.E., M.M dosen dari Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia, Dr. Nining I. Susilo selaku Dewan Pengawas LDPB Kementerian Koperasi dan UKM, serta Marzuki, S.E., C.E.C., CRBD, Direktur Utama PT BPR Sumatera Selatan.
Coaching dilaksanakan secara online, namun seluruh program coaching dan monitoring berjalan dengan baik. Dihadiri pelaku UMKM dan koperasi di sektor kelapa sawit, Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo), dan Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Sulawesi Barat, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah.
Pada sesi coaching tersebut, peserta mendapatkan kesempatan untuk menggali potensi kewirausahaan yang dimilikinya, membangun kanvas model bisnis, pembuatan prototype usaha, serta metode-metode manajemen usaha dan keuangan.
*) RAFIKI ANUGERAHA M