Menteri Koperasi & UKM Teten Masduki saat mengunjungi warung kuning milik Dwi Sayekti di kawasan Jakarta Timur, belum lama ini. Warung Kuning ini merupakan salah satu peserta toko tradisional yang dilibatkan dalam kampaye program ‘Belanja di Warung Tetangga’.
JAKARTA, jurnal9.com – Program ‘Belanja di Warung Tetangga’ yang diinisiasi Kementerian Koperasi dan UKM bersama BUMN Pangan, bertujuan untuk mengangkat pamor warung klontong atau toko tradisional yang sudah redup itu bisa bersaing dengan retail modern.
Kebanyakan warung klontong atau toko tradisional yang buka di kampung atau desa-desa itu sudah tenggelam oleh kemajuan zaman yang sudah modern. Kemunculan toko swalayan atau retail modern telah mengubah trend masyarakat untuk berbelanja ke swalayan
Teten Masduki melihat tenggelamnya warung klontong atau toko tradsional itu karena kalah bersaing harganya. Selama ini toko klontong kesulitan untuk bisa mendapatkan akses barang yang harganya kompetitif. Sehingga barang-barang yang dijual ke konsumen harganya lebih mahal dan kalah bersaing dari harga toko swalayan’
“Selama ini warung tradisional selalu kalah bersaing dari retail modern, karena mereka tidak memiliki akses membeli barang dengan harga yang kompetitif. Kini dengan program ‘Belanja di Warung Tetangga’ yang melibatkan sejumlah kluster BUMN Pangan, warung-warung itu bisa mendapatkan akses barang yang harga kompetitif,” ujar Teten Masduki, saat meninjau warung sembako di Gang Bates, Kelurahan Baru, Kecamatan Pasar Rebo, Jakarta Timur, beberapa waktu lalu.
Kementerian Koperasi dan UKM telah menginisiasi program ‘Belanja di Warung Tetangga’ yang diluncurkan pada medio April 2020 lalu diyakini akan bisa bersaing dengan toko swalayan modern.
“Sekarang dengan sentuhan teknologi yang membuat orang tak perlu berbelanja jauh, apalagi selama masa pandemi corona yang masyarakat dihimbau stay at home, maka ‘berbelanja di warung tetangga’ ini cukup menghemat. Karena warung tradisional kini harganya sudah memiliki daya saing tinggi,” ujarnya.
Dalam upaya kampanye program ‘Belanja di Warung Tetangga’ ini, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki telah mengunjungi Warung Kuning milik Dwi Sayekti (38) di kawasan Jakarta Timur. Warung ini merupakan salah satu peserta toko tradisional yang dilibatkan dalam kampanye.
“Ini baru pilot project atau tahap uji coba, untuk bulan Juli ini ditargetkan akan melibatkan seribu warung tradisional. Mereka tak hanya bisa berbelanja bahan sembako dengan harga kompetitif, tetapi juga dibantu dalam manajemen barang dan IT, karena BUMN Pangan juga menyediakan aplikasi untuk belanja sehingga sangat efisien,” kata Teten.
Menteri ini menargetkan pada 2020 akan ada 15.000 warung tradisional yang terlibat dalam program ‘Belanja di Warung Tetangga’. “Warung tradisional semacam ini jumlahnya mencapai 3,5 juta di seluruh Indonesia. Kalau itu semua bisa kita modernisasi dan terlibat dalam kampanye program ini, saya kira menjadi kekuatan yang luar biasa di sektor retail,” tegas Teten.
Terhubung Platform Online
MenkopUKM Teten Masduki juga menjelaskan, kerja sama dengan sejumlah BUMN Pangan itu sekaligus menghubungkan warung tradisional dengan platform online. “Kami berkolaborasi dengan BUMN Pangan untuk distribusi bahan pangan masyarakat dan kebutuhan bahan baku melalui platform online,” katanya.
Teten berharap melalui program tersebut dapat dipastikan stok bahan pokok tersedia dan dekat dengan masyarakat. Sekaligus memperkuat ekonomi pelaku UMKM, khususnya warung tradisional.
“Ini juga untuk menghubungkan warung tradisional yang belum terhubung dengan platform online, sehingga mengurangi mobilitas fisik, pemesanan dan pengantaran via jasa antar,” ungkap Teten.
Kerja sama Kementerian Koperasi dan UKM dengan BUMN Pangan ini dinilai strategis, karena mempunyai gudang di berbagai daerah di Indonesia. Sehingga jika proyek percontohan ini berhasil akan diimplementasikan di seluruh Indonesia.
Dalam tahap uji coba ini, program ‘Belanja di Warung Tetangga’ menyediakan sembako meliputi beras, telor, minyak, gula, sarden, kurma, dan tepung. Tahap selanjutnya diperluas pada kebutuhan lauk-pauk, seperti ikan maupun daging.
MULIA GINTING