Jurnal9.com
HeadlineNews

Novi Amelia yang Diduga Bunuh Diri: Menderita Penyakit Skizofrenia?

Novi Amelia, seorang model

JAKARTA, jurnal9.com – Seorang model cantik, Novi Amelia yang ditemukan tewas di pelataran Apartemen Kalibata City pada Rabu (16/2/2022) pukul 05.00 WIB, diduga melakukan bunuh diri melompat dari lantai 8 Tower Raflesia, Apartemen yang berlokasi di Jakarta Selatan tersebut.

“Dari informasi dan keterangan saksi, korban yang berprofesi sebagai model majalah dewasa ini diduga bunuh diri dengan melompat dari lantai 8,” kata Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Pancoran, Ajun Komisaris Abdullah kepada wartawan, Rabu (16/2/2022).

Namun polisi masih menyelidiki motif Novi yang mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri.ini.

Namun dari catatan kepolisian menyebutkan bahwa Novi Amelia  yang bernama asli Linda Astuti ini, sebelum memutuskan bunuh diri, sudah beberapa kali tersandung masalah yang membuatnya menjadi sorotan masyarakat.

Berikut beberapa masalah yang pernah dilakukan model cantik yang namanya sedang naik daun ini:

Pada 11 Oktober 2012, Novi saat mengendarai mobil Honda Jazz di Jalan Gajah Mada, Tamansari, Jakarta Barat, pernah menabrak tujuh pengguna jalan. Sehingga korban yang ditabrak mengalami luka-luka. Saat kejadian itu, Novi mengendarai mobilnya hanya mengenakan pakaian dalam.

Dari hasil penyelidikan polisi, diketahui Novi berkendara dalam keadaan mabuk. Temuan ini diperkuat hasil tes urine yang menunjukkan Novi positif mengkonsumsi narkoba.

Kemudian Novi divonis 6 bulan penjara dengan masa percobaan 1 tahun pada 7 Januari 2014. Dalam vonis itu Novi tidak menjalani hukuman penjara asalkan selama  waktu satu tahun tidak mengulangi perbuatannya.

“Saya terima karena sesuai dengan keadilan,” ujar Novi seusai menjalani persidangan di Ruang Kusuma Atmadja Pengadilan Negeri Jakarta Barat, Selasa (7/1/2014). Dan Novi juga berjanji akan menjaga sikapnya selama masa percobaannya dengan tidak lagi menyetir mobil sendiri.

Overdosis narkoba

Setelah bebas dari jerat hukum, rupanya Novi belum bisa lepas dari narkoba. Pada Juni 2014, ia mengkonsumsi lagi sampai mengalami overdosis. Sehingga ia harus mendapat perawatan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta.

Mengamuk di taksi

Pada Desember 2016, Novi kembali membuat kontroversi dengan mengamuk di taksi. Kejadian itu disampaikan kuasa hukum Novi, Partahi Sidabutar, yang menyebutkan kliennya baru pulang pesta atau dugem (8/12/2016) sekitar pukul 04.00, pada saat itu ia ditemukan mengamuk pada sore harinya.

“Ceritanya dia pulang dugem pagi, tapi enggak langsung balik ke kos karena ada temannya yang enggak suka dia, begitu. Ya udah dia keluyuran di sekitar kos itu,” kata Partahi.

Partahi mengatakan bahwa kliennya tersebut takut teman lelakinya di kos akan marah jika ia dugem. Jadi seharian itu, Novi berkeliling di daerah kosnya. Siang hari, ia sempat menumpang taksi, lalu meninggalkan barang-barangnya di dalam taksi tersebut.

Novi diketahui mengamuk di dalam taksi itu, lalu diamankan warga. Dan  warga merasa khawatir Novi mengamuk lagi, akhirnya dilaporkan ke polisi. Polsek Tebet supaya mengamankan Novi.

Ngamuk di Mampang

Saat Novi usai menjalani persidangan, sempat mengamuk di atas boncengan seorang tukang ojek di kawasan Mampang.  “Novi tiba-tiba teriak waktu diantar seorang tukang ojek,” kata Kasat Narkoba Polres Jakarta Selatan, Komisaris Kus Subiantoro, Senin 1 Juli 2013.

Tukang ojek itu panik, ia langsung mengarahkan motornya ke kantor Mapolsek Mampang, Jakarta Selatan. Novi langsung digelandang ke Mapolres Jakarta Selatan. Saat dibonceng, Novi tak hanya berteriak histeris. Ia juga membuang barang-barang yang ada di dalam tasnya.

Baca lagi  Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo ditangkap KPK di Bandara Soekarno-Hatta

Tak hanya itu, Novi nyaris hendak membuka bajunya. Akhirnya polisi mendalami penyebab mengapa ia bertingkah aneh seperti itu.

Polisi akhirnya mengantar Novi untuk menjalani pemeriksaan medis di Rumah Sakit Polri. Ketika itu tak ditemukan unsur narkoba di tubuhnya.

Teriak-teriak di Tebet

Novi berulah lagi pada Kamis petang, 8 Desember 2016. Dia kemudian digelandang ke kantor Kepolisian Sektor Tebet karena membuat kegaduhan di Jalan Tebet Dalam I, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan.

“Saudari Novi Amelia berteriak-teriak hingga mengganggu warga sekitar. Tidak jelas apa penyebab dia teriak,” ujar Kepala Polsek Tebet Komisaris Nurdin Arrahman.

Ketika itu dia baru turun dari taksi, tiba-tiba Novi berteriak-teriak tanpa sebab yang jelas, hingga mengundang perhatian warga sekitar. Beberapa warga coba menenangkan Novi, tapi tidak diindahkan. Akhirnya, warga melaporkan kejadian itu ke polisi.

Gangguan kejiwaan

Berbagai masalah yang dilakukan Novi selama hidupnya itu diduga karena depresi dan gangguan kejiwaan yang dialaminya.

“Novi pernah berobat menjalani pemeriksaan kejiwaan beberapa tahun lalu,” kata kuasa hukum Novi, Chris Sam Sewu yang ikut mendampingi dalam pemeriksaan itu.

Chris mengatakan, Novi yang memulai kariernya sebagai model pada 2004 pernah beberapa kali bertanya ke psikiater terkait suara-suara yang kerap didengarnya.

Berkaca pada kasus bunuh diri Novi ini, psikolog dari Yayasan Sejiwa, Diena Haryana, mengimbau masyarakat untuk segera memeriksakan diri jika dirinya merasa depresi.

Diena mengatakan, pengobatan terhadap masalah depresi dan kejiwaan ini harus dilakukan sedini mungkin. Jangan sampai penanganan terlambat karena hal itu bisa menimbulkan masalah yang lebih besar, termasuk keinginan untuk mengakhiri hidup.

Gejala skizofrenia.

Kondisi depresi yang dialami Novi ini dikenal sebagai salah satu gejala skizofrenia. Sebenarnya apa gangguan skizofrenia itu? Skizofrenia itu merupakan gangguan kejiwaan kronis. Orang yang mengalami gangguan ini biasanya sering kali merasakan delusi atau halusinasi.

Kesalahpahaman tentang gangguan ini pun kerap terjadi. Misalnya beberapa orang berpikir skizofrenia menciptakan kepribadian ganda. Faktanya skizofrenia dan kepribadian ganda disebut gangguan identitas disosiatif; dua gangguan yang berbeda.

Gangguan skizofrenia ini dapat dideteksi sejak usia remaja atau pada awal usia 20-an dengan gejala awal biasanya:

– Sering mengisolasi diri dari teman dan keluarga

– Berganti teman atau grup sosial

– Perubahan fokus dan konsentrasi

– Kesulitan mengerjakan tugas sekolah atau prestasinya buruk

-. Sering cemas

-. Sering punya kecurigaan yang tidak jelas

-. Punya ide aneh  dan berbeda dari yang lain

Penyebab pasti skizofrenia sampai saat ini belum diketahui. Namun para peneliti medis menyebutkan ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan gangguan ini. Termasuk aspek biologis, genetik, dan lingkungan.

Misalnya dalam hal genetika, orang dengan riwayat keluarga skizofrenia biasanya memiliki risiko lebih tinggi terkena gangguan ini. Kemudian faktor risiko lainnya yang  dapat menyebabkan skizofrenia, antara lain paparan virus, malnutrisi sebelum lahir atau selama masa bayi, menggunakan obat-obatan tertentu.

Penelitian saat ini juga menunjukkan skizofrenia dapat menunjukkan kelainan pada struktur otak tertentu. Dan penelitian masalah ini masih terus berlanjut.

ARIEF RAHMAN MEDIA

Related posts

Langkah Solutif dan Adaptif dalam Penanganan Pandemi

adminJ9

“Aku Tidak Tahan Lihat Trump Jadi Pengacau di Amerika Serikat”

adminJ9

Kasus Baru Covid-19 di Arab Saudi Melonjak 1.881, Akhirnya Haji Ditiadakan

adminJ9

Leave a Comment