Ilustrasi droplet yang keluar dari mulut
JAKARTA, jurnal9.com – Infeksi varian Delta menimbulkan gejala yang sangat berbeda dengan varian virus yang lainnya. Gejala yang muncul cenderung flu berat, sakit kepala, demam, batuk, pilek, dan bersin-bersin.
Orang yang memakai masker pun akan mudah tertular dan jatuh sakit jika menghirup udara yang sudah tercemari virus ini.
“Kalau orang bersin-bersin, sebagian dari droplet yang keluar itu, ukurannya sangat kecil (aerosol) seperti uap. Droplet itu melayang-layang di udara. Kalau ada orang lewat di dekatnya tanpa pakai masker, maka orang yang menghirup udara itu akan tertular dan sakit,” jelas Dr. dr. Erlina Burhan, M.Sc SpP(K), dokter spesialis paru dari Divisi Infeksi Departemen Pulmonologi Kedokteran Respirasi, Fak. Kedokteran Universitas Indonesia (UI),
Apalagi virus (varian Delta) ini, kata Erlina, bisa mengelabui sistem imun tubuh.
“Kalau ada virus masuk ke dalam tubuh, biasanya sistem imun akan bereaksi melakukan perlawanan. Virus (varian Delta) ini bisa mengelabui sistem imun tubuh, sehingga seseorang akan menjadi sakit,” ungkapnya dalam webinar bertajuk “Isolasi Mandiri Pasien Covid” di Jakarta, Jumat, (2/7/2021).
Kenapa varian Delta ini bisa mengelabui sistem imun tubuh?
Erlina menjelaskan bahwa varian Delta merupakan varian virus baru yang memiliki kemampuan menular yang sangat tinggi. Karena itu varian Delta yang sudah mewabah ke banyak negara ini lebih mudah menular dibandingkan varian virus lainnya.
Menurut dia, varian baru virus ini memiliki tiga kriteria yang harus diwaspadai; Pertama, memiliki sifat kemampuan menular yang sangat tinggi. Kedua, lebih berbahaya. Ketiga, memiliki sifat yang dapat melawan dan menurunkan efektivitas vaksin.
“Jadi, varian Delta ini dapat berpengaruh terhadap efektivitas vaksin, sehingga harus diwaspadai,” cetus Erlina.
Penting diketahui, lanjut dokter spesialis paru ini, bahwa kemungkinan terjadinya mutasi virus akan semakin tinggi jika penularannya semakin banyak.
“Jadi, kalau enggak mau ada mutasi, cegahlah penularan. Kalau enggak mau ada penularan, jalankan prokes (protokol kesehatan), lakukan vaksinasi, dan tingkatkan sistem imun,” tutur Erlina.
Varian Delta ini banyak terjadi penularannya di lingkungan rumah tangga, diperkirakan 60 persen lebih tinggi dibandingkan varian virus lainnya.
“Karena banyaknya yang terjangkit, varian ini perlu perhatian khusus. Sekarang ini banyak sekali pasien yang terinfeksi varian Delta yang dalam perawatan di rumah sakit,” katanya.
RAFIKA ANUGERAHA M I ARIEF RAHMAN MEDIA