Jurnal9.com
Business

Dekranas Ajak Pelaku UMKM Eksis di Tengah Pandemi Covid-19

LOMBOK TENGAH, jurnal9.com – Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) memotivasi pelaku UMKM untuk tetap eksis dan beradaptasi di masa pandemi Covid-19.

Ketua Bidang Manajemen Usaha Dekranas, Suzana Teten Masduki, mengatakan hal itu ketika membuka sinergi program kegiatan Kementerian Koperasi dan UKM dengan Dewan Dekranas bertajuk ‘UMKM Eksis dan Mampu Beradaptasi pada Masa Pandemi dan New Normal Covid-19’ di  Lombok Tengah, NTB Senin, (7/9).

Turut hadir dalam kegiatan itu, Staf Khusus Menteri Koperasi dan UKM, Fiki Satari, Direktur Utama Smesco Indonesia, Leonard Theosabrata, Ketua Dekranasda Provinsi NTB Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah dan Kepala Bidang Pengembangan Peran Organisasi Kemasyarakatan Kementerian Koperasi dan UKM Rudy Kusuma.

Suzana Teten mengakui, keadaan sekarang memberi dampak luar biasa bagi pelaku usaha dan perajin di masa PSBB, sementara adaptasi baru itu tidak mudah.

“Saya paham betul dan merasakan, karena saya juga pelaku usaha kecil. Kita juga patut mengapresiasi kerja keras pemerintah dalam pemulihan ekonomi nasional, karena dapat memberikan peluang yang seharusnya kita tangkap sebagai pelaku usaha yang punya kemampuan adaptif,” ungkapnya.

Pemerintah saat ini tengah menggulirkan program dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sekitar Rp123,46 triliun yang digelontorkan untuk Koperasi dan UMKM.

Selama pandemi telah disalurkan pula Bantuan Pesiden (Banpres) Produktif untuk Usaha Mikro sebesar Rp2,4 juta kepada 12 juta Usaha Mikro. Banpres Produktif merupakan bantuan dana hibah, bukan pinjaman atau agunan, untuk membantu para pengusaha terdampak pandemi, agar dapat kembali menggeliatkan semangat usaha.

“Mohon bantuannya kepada Kepala Dinas Koperasi dan UKM di sini, agar bisa membantu mengoptimalkan informasi ini kepada para pelaku usaha,” ujar Suzana Teten Masduki.

Dekranasda dan Dekranas Pusat saling bergandengan tangan, tidak terlepas hanya karena yang satu ada di tingkat nasional, sementara yang satunya di daerah.

Kerja sama dengan KemenkopUKM dalam mengakselerasi pemulihan usaha perlu ditingkatkan, “Mungkin ada satu atau dua unit usaha yang dapat menjadi contoh, yang memiliki kekuatan dalam memanfaatkan kolaborasi ini sebagai alat ungkit untuk dapat meningkatkan pemberdayaan UMKM,” tegas Suzana.

Menteri Koperasi dan UKM juga telah mengarahkan agar UMKM, terutama para perempuan pelaku usaha, terhimpun dan berorganisasi dalam koperasi yang secara teknis akan lebih memudahkan.

Baca lagi  MenkopUKM: Koperasi harus Masuk ke Sektor Produksi dan Bangun Kepedulian Sosial

“Secara manajerial pembiayaan, branding produk, dan hal-hal teknis lain, para pelaku usaha akan dimudahkan bila berorganisasi dalam koperasi,“ papar Suzana.

Dekranas dan Dekranasda saat ini mendapat dukungan dari 11 kementerian, karena ada perubahan anggaran dasar tahun ini untuk pelaku UMKM.

“Saya berharap kepada para peserta pelatihan vokasional dan kewirausahaan yang digelar Dekranas dan Dekranasda, agar dimanfaatkan betul semaksimal mungkin apa yang diberikan ataupun difasilitasi, agar dapat mencapai target atau memperbaiki usaha Bapak dan Ibu,” cetusnya dalam memotivasi pelaku UMKM se-NTB.

 

Ketua Dekranasda Provinsi NTB, Niken Saptarini Widyawati Zulkieflimansyah menyampaikan terima kasihnya, karena NTB berhasil menjadi salah satu provinsi terpilih untuk pelatihan vokasional Dekranas. Terpilihnya NTB, khususnya Kabupaten Lombok Tengah, ujarnya, tidak terlepas dari 5 destinasi prioritas wilayah Republik Indonesia.

“Ini kesempatan yang baik dan luar biasa menjadi oase di tengah kegalauan kita yang terdampak pandemi Covid-19,” ungkapnya.

Adanya kerja sama antara KemenkopUKM dengan Dekranas adalah contoh baik bagi Dekranasda provinsi maupun Dekranasda kabupaten/kota untuk terus membangun sinergitas yang produktif dengan unsur-unsur terkait.

Dalam pelatihan ini para perajin dan UMKM mendapatkan pelatihan untuk siap dan layak memasukkan produk-produknya ke LKPP atau e-katalog. “Provinsi Nusa Tenggara Barat juga telah melakukan kegiatan serupa. UMKM saat ini sangat tergantung pada belanja pemerintah, sehingga kesempatan seperti ini sungguh menjadi kesempatan yang sangat kita tunggu-tunggu,“ ungkap Niken.

Pada kesempatan itu diberikan pelatihan vokasional tenun yang menggunakan bahan alami.

Myra Widiono, instruktur vokasional yang juga Ketua Persatuan Warna Alam Indonesia (Warlami) menyampaikan bahwa kain tenun dengan pewarna alami sangat berpotensi memenuhi permintaan pasar di dalam dan luar negeri.

“Permintaan kerajinan kain tenun di pasar luar negeri cukup bagus, tapi pembeli memang cenderung mencari yang menggunakan pewarna alami,” ujarnya.

Lagi pula, bahan baku perwarna alam mudah didapatkan di NTB, seperti kayu teggeran, kulit mahoni, kayu secang dan akar mengkudu.

“Tenun dengan pewarna alam harus dijaga, karena ini merupakan warisan budaya,” ujarnya.

MULIA GINTING

Related posts

Bisnis dan Investasi yang Berkembang di Masa Depan Mengarah pada Ekonomi Syariah

adminJ9

MenkopUKM Tegaskan Ekonomi Nasional Tergantung pada Ekonomi Domestik

adminJ9

100 Koperasi Besar Indonesia Bukukan Akumulasi Aset Rp66,6 Triliun

adminJ9

Leave a Comment