Gereja Chora di Turki yang diubah menjadi masjid oleh Pemerintahan Turki Tayyip Erdogan
ANKARA, jurnal9.com – Setelah sebulan lalu Tayyip Erdogan mengubah museum Hagia Sophia menjadi tempat ibadah umat Muslim, Presiden Turki itu kembali mengubah gereja Chora, salah satu bangunan bersejarah peninggalan Kekaisaran Bizantium abad 14 Masehi di Kota Istanbul itu kini diubah menjadi sebuah masjid.
Gereja Juru selamat Kudus di Chora itu dibangun di dekat tembok Konstatinopel. Gereja Chora yang asalnya bekas gereja Bizantium tersebut masih memperlihatkan hiasan mozaik dan lukisan dinding bagian peninggalan dari kisah alkitab pada abad ke-14.
Ketika Chora dikuasai Ottoman pada 1453 Masehi, jalan menuju kota Chora dibatasi aksesnya. Ratusan tahun kemudian, bangunan itu dibuka sebagai museum oleh Pemerintah Republik Turki yang sekuler.
Kemudian pada saat dikuasai Ustmaniyah abad 16, gereja Chora dialihkan fungsikan menjadi masjid. Ketika pemerintahan Turki mulai kembali berhaluan sekuler pada 1948, masjid yang berusia tiga abad itu diubah menjadi sebuah museum.
Dinding bagian dalam ruangan Gereja Chora masih memperlihatkan hiasan mozaik dan lukisan dinding yang bagian peninggalan dari kisah alkitab pada abad ke-14
Ketika Erdogan berhasil memimpin pemerintahan, kepemimpinannya telah mengakar dalam politik Islam, memposisikan dirinya sebagai pemimpin Muslim Turki yang taat. Ketika Hagia Sophia dianulir Pengadilan Tinggi Turki dari museum dialihkan ke fungsi semula sebagai masjid, Erdogan membaur dengan puluhan ribu jamaah, melaksanakan shalat Jumat untuk pertama kalinya sejak 86 tahun silam Hagia Sophia berfungsi menjadi museum.
Langkah Erdogan menuai kecaman keras dari para pemimpin gereja dan sejumlah negara Barat, yang menyebutkan bahwa mengalih fungsikan Hagia Sophia secara eksklusif bagi umat Muslim berisiko memperparah perpecahan agama.
Erdogan mengabaikan kecaman para pemimpin gereja dan sejumlah negara barat itu, karena Erdogan berpedoman pada putusan Pengadilan Turki, 10 Juli 2020 lalu, yang menganulir Dekrit Kabinet 1934 yang mengubah Hagia Sohia di kota Istanbul, Turki, dari masjid menjadi museum.
Putusan pengadilan, kata Presiden Turki itu, telah mengembalikan lagi fungsi Hagia Sophia menjadi tempat ibadah umat Islam setelah 85 tahun difungsikan sebagai museum.
Pengadilan dalam putusannya menyebutkan gedung Hagia Sophia milik sebuah yayasan yang didirikan oleh Sultan Mehmet II yang menaklukkan kota Istanbul, dan menjadikan masjid untuk masyarakat. Status ini secara hukum tidak bisa diubah.
Setelah ada putusan Pengadilan Turki itu, Presiden Turki, Tayyip Erdogan mengatakan gedung museum Hagia Sophia akan dikembalikan fungsinya menjadi tempat ibadah umat Islam. Karena dari sejarahnya dulu dari masjid diubah menjadi museum. “Sekarang gedung museum yang berusia 1.500 tahun itu dikembalikan fungsinya menjadi masjid,” ungkapnya.
Begitu pun Gereja Chora yang sempat difungsikan menjadi museum, menurut Erdogan, tahun lalu pengadilan Turki membatalkan keputusan pemerintah tahun 1945 yang mengubah Chora, yang dikenal sebagai Kariye dalam bahasa Turki, menjadi sebuah museum yang dikelola Kementerian Pendidikan.
Kemudian dekret yang ditandatangani Erdogan dan dipublikasi di surat kabar resmi Turki menyatakan “manajemen Masjid Kariye dialihkan ke Direktorat Urusan Agama, dan masjid itu terbuka untuk beribadah.”
Sebuah gereja pertama kali dibangun di situs tersebut pada abad ke-4, namun sebagian besar bangunan yang ada berasal dari gereja abad ke-11, yang sebagian dibangun kembali 200 tahun kemudian pascagempa.
Dalam Dekret yang ditandatangani Erdogan tidak menyebutkan kapan shalat akan dilaksanakan di Masjid Chora, atau perubahan apa yang akan dilakukan pemerintahan Erdogan untuk karya seni Kristen dari peninggalan Kekaisaran Bizantium abad 14 Masehi yang berada di bekas Gereja Chora tersebut.
Sumber: REUTERS I RAFIKI ANUGERHA M